94
materi, laptop, LCD, flip chart, serta film atau video, 8 sarana dan prasarana yang digunakan mendukung proses diklat meliputi ruang pembelajaran,
perpustakaan, aula, LCD Proyektor, laptop, 9 faktor penghambat proses diklat meliputi keterlambatan fasilitator dari pusat, ada peserta yang
membawa balita, saat pembelajaran peserta cepat merasa bosan karena terlalu banyak teori serta jumlah konsumsi yang kurang memadai dan bervariasi.
3. Evaluasi diklat terdiri dari empat macam yaitu evaluasi terhadap peserta,
evaluasi terhadap widyaiswara, evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat, yang semuanya dilakukan dengan mengisi kuesioner, sedangkan evaluasi
dampak dilakukan setelah enam bulan pelaksanaan diklat. Dampak yang dirasakan setelah peserta mengikuti diklat pendamping PKH yaitu
pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pengelolaan PKH menjadi bertambah, peserta dapat mengkondisikan anggota PKH untuk rajin
mengikuti pertemuan kelompok, adanya partisipasi yang aktif antara peserta diklat maupun anggota dampingannya dan anggota PKH menjadi meningkat
kesadarannya untuk mengakses fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini antara lain : 1.
Bagi penyelenggara diklat pendamping PKH Proses pembelajaran diklat sebaiknya lebih memperhatikan prosentase
pemberian materi dan praktek sesuai dengan rencana yakni 80 untuk praktek dan 20 untuk materi agar peserta diklat nantinya lebih mempunyai
keterampilan dalam melakukan pendampingan di masyarakat. Diharapkan
95
penyelenggara diklat lebih memperhatikan jumlah dan variasi konsumsi dalam pelaksanaan diklat agar sesuai dengan peserta diklat.
2. Bagi widyaiswara dan narasumber diklat pendamping PKH
Diharapkan widyaiswara dalam pembelajaran menyampaikan materi dengan lebih banyak diselingi permainan atau ice breaking agar peserta tidak cepat
merasa bosan. Narasumber diharapkan lebih memperhatikan jadwal diklat sehingga dapat mengurangi potensi keterlambatan dalam pengisisan materi
diklat. 3.
Bagi bagi peserta diklat pendamping PKH Diharapkan pada saat mengikuti diklat, peserta tidak membawa balita ataupun
anggota keluarga lainnya agar tidak mengganggu proses berlangsungnya diklat.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Apriliana, Ajeng . 2015. “Penyelenggaraan Program Pendidikan dan Pelatihan
Pemantapan Pendamping Kelompok Usaha Bersama KUBE di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta”.
Skripsi, tidak dipublikasikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi Cepi Safrudin Abdul Jabar. 2007. Evaluasi Program Pendidikan:Pedoman Teoritis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS
Yogyakarta. 2015. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Balai Besar Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS
Yogyakarta. 2017. Profil Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS Regional III Yogyakarta. Yogyakarta:
BBPPKS Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. Jawa Tengah dalam Angka 2016. Diakses pada 2 April 2017 pukul 20:34 WIB.
Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial. 2010. Pedoman Umum Program Keluarga Harapan PKH. Jakarta: Kementerian Sosial RI.
Dirjen Linjamsos. 2013. Pedoman Umum Program Keluarga Harapan PKH. Jakarta: Kementerian Sosial
97
Fauzi, Ikka Kartika A. 2011. Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Alfabeta.
Hamalik, O. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu: Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Istiningsih. 2008. Model Pendampingan Berbasis Among Dalam Penyuluhan
Pertanian Padi Organik di Sleman Yogyakarta. Jurnal Penelitian UNY Yogyakarta. Yogyakarta: UPT-UNY.
Kusnadi. 2005. Pendidikan Keaksaraan Filosofi, Strategi, Implementasi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah.
Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Alfabeta. Moleong, J. Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial. 2007. Standarisasi
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta : Pusdiklat Kesejahteraan Sosial.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial. 2012 . Penelitian Evaluasi Program-program Kesejahteraan Sosial Di Indonesia.
Pusdiklat kesejahteraan Sosial. Ramli, M. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
DepDikNas. Roesminingsih, Erny. 2009. Pedoman Model dan Paket Pelatihan Peningkatan
Mutu Guru dalam Prespektif Manajemen Strategik online. Diakses di www.slideshare.net
pada tanggal 22 Maret 2017 pada jam 17.20 WIB Rohman, Arif. 2013. Memahami Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV. Aswaja
Pressindo.