Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
40
termasuk dalam naungan BBPPKS Yogyakarta. Enam propinsi tersebut yaitu Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB. sedangkan untuk pelaksanaan
program diklat yang terdapat di BBPPKS setiap tahunnya mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan yang dinamis pula, pembuatan
program atau perencanaan program melibatkan semua divisi yang ada di BBPPKS dan diseleksi oleh divisi perencanaan diklat sesuai dengan Training Need
Assessment TNA. Tugas divisi pelaksanaan program yakni menyiapkan tempat, matrik dan fasilitator, dimana setiap diklat yang diselenggarakan setiap kelasnya
meliputi 30-50 peserta. Selama ini kendala yang dirasa devisi pelaksanaan progam antara lain kedatangan peserta yang tidak tepat waktu dan bagi TKSP, dan SDM
yang dikirim untuk mengikuti Diklat merupakan orang yang sama setiap tahunnya. B.
Data Hasil Penelitian
Program Keluarga Harapan PKH merupakan sebuah program bantuan tunai bersyarat kepada Keluarga Miskin KM, atau dalam istilah internasional
dikenal dengan Conditional Cash Transfers CCT. Pelaksanaan PKH di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 2007, dimaksudkan sebagai upaya membangun sistem
perlindungan sosial kepada Keluarga Miskin KM untuk meningkatkan kualitas hidup melalui perubahan perilaku terhadap pendidikan dan kesehatan serta
mendukung tercapainya kesejahteraan sosial Buku Laporan Diklat Pendamping PKH Angkatan IX 2016. Dalam rangka mewujudkan tugas tersebut Kementerian
Sosial melalui Balai Besar pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional III Yogyakarta yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesejahteraan Sosial mendapat mandat dari
41
Kementerian Sosial RI untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas SDM para pendamping PKH untuk menyelenggarakan diklat Pendamping Program Keluarga
Harapan PKH. Maksud dari diklat tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan, nilai, dan keterampilan pendamping PKH agar dapat melaksanakan
fungsi dan tugas pokoknya dalam melaksanakan pendampingan Program Keluarga Harapan PKH. Selanjutnya setelah selesai mengikuti diklat Pendamping PKH
peserta diharapkan dapat mengetahui dan memahami Kebijakan PKH, melaksanakan pengembangan integritas, memahami dan menerapkan etika
pendampingan sosial dan lainnya.
Penyelenggaraan Diklat Pendamping PKH Angkatan IX di BBPPKS Yogyakarta terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, proses, dan evaluasi.
Secara lebih lengkapnya diuraikan sebagai berikut: 1.
Perencanaan Diklat Pendamping PKH Angkatan IX di BBPPKS Yogyakarta
Berdasarkan hasil wawancara dengan penyelenggara diklat, proses perencanaan diklat pendamping PKH diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Proses perekrutan peserta diklat pendamping PKH
Perekrutan peserta diklat pendamping PKH dilakukan oleh Pusdiklat dengan berdasarkan surat pemanggilan BBPPKS Regional III Yogyakarta
No.410BBPPKS.DK2072016 tanggal 24 Mei 2016 perihal pemanggilan Pendamping Program Keluarga Harapan Angkatan IX dengan jumlah peserta
yang diundang sebanyak 50 orang. Perekrutan peserta diklat sesuai dengan mandat dari pusat, sehingga dari pihak BBPPKS hanya menerima daftar
42
peserta dan mereka tidak terlibat dalam proses perekrutan peserta. Hal ini disampaikan oleh Bapak SD selaku penyelenggara program, bahwa :
“perekrutan peserta diklatnya dilakukan dari pusat mbak, kita hanya terima beres saja, jadi dari pusat sudah mengirim surat pemanggilan
melalui email” CW-1 Peserta Diklat Pendamping PKH Angkatan IX merupakan
pendamping PKH yang telah lulus seleksi dari instansi sosial KabupatenKota masing-masing yang menyelenggarakan PKH serta lulus dari seleksi
Kementerian Sosial Pusat di Jakarta. Hal ini disampaikan oleh Bapak SD bahwa :
“proses perekrutan pesertanya dilakukan secara online yang kemudian dilanjutkan dengan proses wawancara. Kemampuan yang diujikan
bermacam-macam, mulai dari kemampuan akademik, dll. Perekrutan peserta diklat dari masing-masing daerah itu per kabupaten.
Perekrutan dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi setempat yang
kemudian dipilih lagi oleh pemerintah pusat sebagai finalisasinya” CW-1
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak SS sebagai peserta diklat bahwa:
“kemarin ketika pelaksanaan diklat saya langsung dipanggil oleh dinas sosial dan mendapat surat tugas untuk ikut diklat, kebetulan
saya sudah lumayan lama jadi pendamping tapi belum ikut diklat ini” CW-3
Peserta diklat adalah mereka yang sudah menjadi pendamping PKH di wilayahnya masing-masing dan belum didiklat. Hal ini ditegaskan oleh Ibu
KN bahwa : “sebelumnya saya itu sudah menjadi pendamping PKH, tapi belum di
diklat. Waktu itu saya mendapat panggilan dan surat untuk mengikuti diklat di BBPPKS Yogyakarta, kebetulan saat itu saya sedang hamil
tua”CW-5