88
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan diklat pendamping PKH sudah sesuai dengan komponen pelaksanaan diklat, menurut
kajian teori yang kemukakan oleh Mustofa Kamil 2010:159. Komponen- komponen pelaksanaan diklat yaitu :
1 Materi pelatihan
2 Pendekatan, metode, dan teknik pelatihan
3 Pendanaan program pelatihan
4 Penialaian atau evaluasi
5 Hasil pelatihan
Program diklat pendaping PKH merupakan kegiatan diklat yang diperuntukkan bagi pendamping PKH yang memiliki faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung dalam pelaksnaaan program diklat pendamping program keluarga harapan yaitu: 1 koordinasi
dengan Dinas Sosial kabupaten kota setempat. Koordinasi yang baik dengan dinsos di kabupaten kota menjadi salah satu faktor pendukung yang dirasakan.
Dengan koordinasi yang baik akan memudahkan dalam mendapatkan data tentang calon peserta yang telah lolos seleksi dan siap mengikuti diklat, 2
sarana dan prasarana yang memadai, 3 faktor yang cukup mendukung dalam proses diklat adalah sarana dan prasarana diklat yang disediakan oleh BBPPKS
Yogyakarta sudah memadai. Sarana prasarana dan fasilitas yang disediakan BBPPKS sudah lengkap meliputi laptop, LCD, flipchart, modul , ruang kelas,
kamar, dll. Faktor penghambat program diklat Pendamping PKH yang dirasakan oleh penyelenggara diklat diantaranya yaitu : 1 keterlambatan fasilitator dari
pusat. Terkadang terdapat fasilitator dari Pusat yang datangnya terlambat
89
sehingga membuat panitia harus merombak atau mensiasati jadwal diklat untuk mengatasi masalah tersebut, 2 hambatan lainnya adalah ada peserta diklat
yang tengah hamil tua dan bahkan ada yang membawa balita dan juga asistannyakeluarganya. Hal tersebut tentunya cukup menggangu panitia, karena
akan berimbas pada keaktifan, agresivitas dan kesehatan peserta selama mengikuti diklat, terlebih mereka yang membawa balita tentunya akan berimbas
pada bengkaknya dana konsumsi juga pengadaan tempat istirahat kamar dan fasilitas lainnya., 3 dalam pelaksanaan diklat peserta mudah merasa bosan.
Hambatannya karena diklat bersamaan dengan puasa ramadhan. Pada saat itu puasa dan masih harus melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas diklat,
walaupun memang fasilitator dan widyaiswaranya menyampaikan materi dengan menarik tapi kadang saya masih merasa ngantuk dan bosan. Hal ini juga
terpengaruh dari waktu diklat yang sudah mepet hari raya idul fitri. Tapi jika secara keseluruhan tidak ada faktor penghambat yang begitu mengganggu
kegiatan diklat ini, 4 faktor penghambat lainnya yang disampaikan oleh peserta adalah dari konsumsi yang jumlahnya kurang sesuai dengan jumlah peserta
diklat, serta menu yang dianggap membosankan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya 2014:52 bahwa terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat, media yang tersedia, serta
lingkungan Wina Sanjaya, 2014: 52. Diklat pendamping PKH yang dilaksanakan BBPPKS Yogyakarta,
proses dalam memberikan materi sudah sesuai dengan kebutuhan peserta.
90
Peserta yang merupakan pendamping PKH dapat memahami bagaimana mengelola PKH dan bagaimana cara pendampingan di lapangan. Metode dan
strategi yang digunakan disesuaikan dengan pembelajaran luar sekolah yakni menggunakan metode orang dewasa sehingga peserta dapat lebih aktif dan
widyaiswara tidak terus menerus menyampaikan materi. Strategi pembelajaran orang dewasa ini mampu menunjukkan kebermanfaatan materi baik pengetahuan
dan ketrampilan yang dipelajari oleh peserta diklat sehingga peserta mengetahui pentingnya mempelajari materi tersebut dengan lebih menekankan pada metode
studi kasus. Peserta merasa mendapatkan ilmu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pendampingan PKH dan dapat memberikan motivasi kepada
anggota PKH yang ada dalam wilayah dampingannya.
3. Evaluasi Diklat Pendamping PKH
Berdasar data hasil penelitian dapat diketahui bahwa evaluasi merupakan tahapan terakhir diklat pendamping PKH. Evaluasi diklat
pendamping PKH dibedakan menjadi empat yaitu evaluasi terhadap peserta, evaluasi terhadap widyaiswara, evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat dan
yang terakhir ada evaluasi dampak. Tetapi evaluasi yang secara langsung dilakukan setelah proses diklat berlangsung hanya meliputi tiga proses evaluasi
karena evaluasi dampak dilakaukan setelah enam bulan diklat berlangsung. Evaluasi diklat dibedakan menjadi tiga yaitu evaluasi terhadap peserta, evaluasi
terhadap widyaiswara, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat yang semuanya dilakukan dengan mengisi kuesioner. Berdasarkan hasil evaluasi
diklat, secara umum pelaksanaan diklat pendamping PKH berlangsung dengan
91
baik walaupun ada kekurangan yang dirasakan peserta di bidang administratif dan sarana prasarana. Hasil evaluasi yang telah dikumpulkan dapat dijadikan
bahan perbaikan bagi pelaksanaan diklat selanjutnya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kritikan, kekurangan, dan saran yang dapat dijadikan acuan
perbaikan untuk pelaksanaan diklat selanjutnya. Dampak diklat pendamping PKH yang diharapkan yaitu meningkatkan
kualitas dan kompetensi peserta diklat dalam bidang kelembagaan, sosial, dan ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak diklat pendamping
PKH yang dilaksanakan oleh BBPPKS Yogyakarta maka dapat diketahui bahwa diklat berdampak positif bagi peserta diklat yang merupakan pendamping PKH.
Secara umum dampak yang dirasakan oleh peserta PKH maupun oleh anggota PKH yang merupakan dampingan dari peserta diklat bersifat positif. Dampak
yang dirasakan yaitu pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pengelolaan PKH menjadi bertambah, peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki setelah diklat untuk proses pendampingan diantaranya pendamping mempunyai trik khusus agar peserta PKH mau datang rutin ke pertemuan
kelompok yang diadakan sebulan sekali. Dampak selanjutnya yang dirasakan yaitu adanya partisipasi yang aktif antara peserta diklat maupun anggota
dampingannya dan anggota PKH menjadi bertambah kesadarannya dalam mengakses fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan. Berdasarkan uraian
evaluasi dan dampak diklat pendamping PKH diatas dapat diakatan bahwa hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Djuju Sudjana 2008:7 yang
menyatakan evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui
92
apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah program
dilaksanakan. Hal ini senada dengan yang disampaikan Ikka Kartika A. Fauzi 2011:23 menyangkut hasil yang dicapai oleh peserta pelatihan dan lulusan.
Pengaruh meliputi perubahan taraf hidup, kegiatan membelajarkan orang lain atau mengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan hasil belajar yang
dimiliki dan peningkatan partisipasi dalam kegiatan sosial.
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan pendamping PKH Angkatan IX di Balai Besar
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS Yogyakarta, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan diklat diawali dengan perekrutan peserta. Peserta diklat
merupakan pendamping PKH yang telah lolos seleksi yang diadakan di Dinas Sosial Kabupaten atau Kota setempat berdasarkan domisili peserta.
Widyaiswara yang bertugas merupakan pihak yang telah lulus dan memiliki sertifikat TOT pendampingan PKH dari Pusdiklat. Materi sudah disediakan
dari Pusdiklat dan widyaiswara membuat desain Rencana Bangun pembelajaran, bahan ajar dan bahan tayang atau PPT. Diklat pendamping
PKH didanai oleh dana DIPA BBPPKS Yogyakarta. 2.
Proses diklat meliputi : 1 penyerahan persyaratan dilanjutkan registrasi ulang dengan mengisi biodata di laptop yang sudah disediakan panitia, 2
peserta menerima perlengkapan diklat seperti tas, kunci kamar asrama, pulpen, kaos dan materi diklat, 3 proses pemebalajaran diawalai dengan
dinamika kelompok,4 pretest dilaksanakan guna mengukur kemampuan awal peserta,5 sesi penyampaian materi 80, praktek belajar lapangan 20,
dan pelaksanaan evaluasi, 6 metode yang digunakan dalam diklat adalah studi kasus, 7 media yang digunakan dalam diklat berupa modul yang berisi
94
materi, laptop, LCD, flip chart, serta film atau video, 8 sarana dan prasarana yang digunakan mendukung proses diklat meliputi ruang pembelajaran,
perpustakaan, aula, LCD Proyektor, laptop, 9 faktor penghambat proses diklat meliputi keterlambatan fasilitator dari pusat, ada peserta yang
membawa balita, saat pembelajaran peserta cepat merasa bosan karena terlalu banyak teori serta jumlah konsumsi yang kurang memadai dan bervariasi.
3. Evaluasi diklat terdiri dari empat macam yaitu evaluasi terhadap peserta,
evaluasi terhadap widyaiswara, evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat, yang semuanya dilakukan dengan mengisi kuesioner, sedangkan evaluasi
dampak dilakukan setelah enam bulan pelaksanaan diklat. Dampak yang dirasakan setelah peserta mengikuti diklat pendamping PKH yaitu
pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pengelolaan PKH menjadi bertambah, peserta dapat mengkondisikan anggota PKH untuk rajin
mengikuti pertemuan kelompok, adanya partisipasi yang aktif antara peserta diklat maupun anggota dampingannya dan anggota PKH menjadi meningkat
kesadarannya untuk mengakses fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini antara lain : 1.
Bagi penyelenggara diklat pendamping PKH Proses pembelajaran diklat sebaiknya lebih memperhatikan prosentase
pemberian materi dan praktek sesuai dengan rencana yakni 80 untuk praktek dan 20 untuk materi agar peserta diklat nantinya lebih mempunyai
keterampilan dalam melakukan pendampingan di masyarakat. Diharapkan