51 menggunakan tahap evaluasi formatif milik Arief S. Sadiman, dkk. yang
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kesembilan langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal
Langkah ini dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan dan studi pustaka. Kegiatan studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi
pada proses pembelajaran di kelas III SD N Tukangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetehui persoalan yang ada dalam proses pembelajaran. Selain itu
juga ada kegiatan wawancara kepada guru wali kelas kelas III. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah dalam proses
pembelajaran dan penggunaan bahan ajar serta media pembelajaran dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain paket yang digunakan masih
masih berdasarkan mata pelajaran tertentu, penyampaian materi masih dilakukan dengan cara ceramah, siswa kurang memahami dan kurang memperhatikan guru
dalam proses pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan
1. Pembuatan desain awal bahan ajar.
2. Mengumpulkan materi yang dibutuhkan.
3. Pembuatan produk dengan corel draw X8.
4. Menyusun bahan ajar berbasis karakter yang disesuaikan dengan
karakteristik anak di SD N Tukangan.
52
3. Pengembangan format produk awal
Pengembangan produk awal dilakukan dengan memperhatikan perencanaan yang telah dibuat. Dalam langkah ini dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:
membuat produk awal dan melakukan validasi baik dari sisi media dan juga materi. Validasi dari sisi bahan ajar akan dilakukan oleh Bapak Sungkono, M.Pd
dosen dari prodi Teknologi Pendidikan dan validasi dari sisi materi dilakukan oleh Dr. Wuri Wuryandari, M.Pd dosen prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kegiatan selanjutnya adalah revisi berdasarkan masukan dari para ahli validator. Hal ini dilakukan agar media yang dikembangkan siap untuk
digunakan dalam uji lapangan.
4. Uji coba awal
Bahan ajar yang telah dikembangkan serta telah divalidasi, kemudian diuji cobakan kepada siswa dengan jumlah 3 siswa dengan kondisi yang homogen
dari jenis kelamin dan tingkat kognitif. Pada tahap uji coba lapangan awal dari Borg and Gall uji coba melibatkan 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah 6-12
subjek, akan tetapi uji lapangan awal yang dilakukan pada penelitian ini dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan
pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk 2008: 183 menyatakan bahwa pada tahap evaluasi satu lawan
satu dalam pengujicobaan media, dibutuhkan dua siswa atau lebih yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Jumlah dua siswa ini
merupakan jumlah minimal.
53 Kedua siswa yang telah dipilih, hendaknya satu orang merupakan populasi
target yang kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata dan yang lainnya di atas rata-rata. Dalam uji coba yang dilakukan ini dibagikan angket kepada
masing-masing anak untuk mengetahui respon atas buku yang dikembangkan.
5. Revisi produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal dan pengamatan respon yang diperoleh dari angket, maka keegiatan selanjutnya adalah revisi
perbaikan produk sebagai langkah penyempurnaan media yang dikembangkan.
6. Uji coba lapangan
Pada tahap uji coba lapangan utama dari Borg and Gall melibatkan cakupan lebih luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah dengan jumlah subjek 30 sampai dengan
100 orang. Akan tetapi uji lapangan utama yang dilakukan oleh peneliti dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan
pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk 2008: 184 menyatakan bahwa pada tahap evaluasi kelompok
kecil dalam pengujicobaan media, media perlu diujicobakan kepada 10-20 orang anak yang dapat mewakili populasi target.
Bahan ajar yang direvisi, kembali diujicobakan kepada 10 siswa. Siswa yang dipilih sebaiknya mencerminkan karakteristik dari populasi, yaitu terdiri
dari siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai. Selain itu juga merupakan anak laki-laki, perempuan, berasal dari usia dan latar belakang yang berbeda.
Untuk mengetahui respon anak terhadap produk, maka masing-masing anak diberikan angket.
54
7. Revisi produk
Berdasarkan pengamatan dan respon siswa yang diperoleh dari angket pada uji coba pertama, maka dilakukan revisi sebagai perbaikan dan penyempurnaan
bahan ajar.
8. Uji Lapangan Operasional
Pada tahap uji lapangan operasionaldari Borg and Gall, uji coba melibatkan 10 sampai 30 sekolah dengan jumlah subyek 40 sampai 200 orang. Uji lapangan
operasional yang dilakukan dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek
penelitian. Arief S. Sadiman, dkk 2008: 185 menyatakan bahwa pada tahap evaluasi kelompok kecil dalam uji coba media, dibutuhkan sekitar tiga puluh
anak dengan berbagai karakteristik kelas, tingkat kepandaian, jenis kelamin, latar belakang, kemampuan belajar, usia, dan lain-lain sesuai dengan
karakteristik populasi sasaran. Bahan ajar yang telah direvisi, diujicobakan kepada subjek penelitian yaitu
siswa kelas III SD N Tukangan dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa dikarenakan kondisi aatu siswa sedang sakit. Jumlah siswa yang ada di lapangan
itu sendiri ada 20 siswa. Dalam pelaksanaan uji coba ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa diberikan angket untuk
memberikan tanggapan terhadap bahan ajar yang dikembangkan.
55
9. Revisi Produk Akhir
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah penyempurnaan media yang dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari uji pelaksanaan
lapangan. Hasil revisi yang dilakukan akan menghasilkan produk yang layak dan siap digunakan pada pembelajaran.
C. Validasi dan Uji Coba Produk
Validasi dan ujicoba produk dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dan tanggapan atas bahan ajar yang
telah dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk yang dikembangkan, sehingga dapat
menghasilkan sebuah produk yang layak dan teruji. 1. Validasi
a. Validasi ahli media Sebelum bahan ajar diuji coba maka dilakukan validasi pada ahli media.
Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat oleh peneliti tentang aspek media yang dibuat yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya
tarik, ukuran huruf, dan ruang spasi kosong. Selain angket, validasi juga dilakukan dengan memperhatikan penilaian, komentar, masukan dan saran dari
ahli media. Kemudian data yang diperoleh digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar sampai siap diujicobakan.
b. Validasi ahli materi Selain divalidasi oleh ahli media, produk juga divalidasi oleh ahli materi.
Validasi dilakukan dengan cara pengisian angket yang telah dibuat peneliti
56 terkait dengan isi materi pada bahan ajar. Selain angket, validasi juga
memperhatikan komentar, masukan dan saran yang diberikan oleh ahli materi. Data yang diperoleh digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
bahan ajar sehingga media siap digunakan dalam kegiatan uji coba. 2. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari pengguna produk yang dikembangkan. Uji coba dilakukan secara bertahap yaitu uji coba
lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan.
D. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis karakter ini dilaksanakan di SD Negeri Tukangan. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas
III SD Negeri Tukangan yang terdiri dari 32 siswa.
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data deskriptif kuantitatif yaitu data kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif. Data
kuantitatif untuk menentukan kelayakan produk media pembelajaran berupa bahan ajar berbasis karakter yang diperoleh dari penilaian menggunakan skor
angket oleh ahli media, ahli materi dan subjek uji coba. Data kualitatif diperoleh dari catatan berupa pengamatan, tanggapan, saran, maupun kritik ahli media,
ahli materi dan subjek uji coba selama proses pengembangan media pembelajaran.
57
F. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data diperlukan agar peneliti mendapatkan data penelitian yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada teknik wawancara, observasi, dan angket.
1. Wawancara
Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Wawancara semi-terstruktur merupakan wawancara yang tepat dengan
penelitian yang akan dilakukan karena jenis wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka sehingga peneliti dapat
menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat dan ide-ide dari responden. Wawancara semi-terstruktur juga
dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang memerlukan jawaban mendalam dari responden yaitu guru kelas. Hal-hal yang dimaksudkan adalah mengenai
bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, khususnya untuk kelas III SD N Tukangan pada tema kegiatan sehari-hari.
2. Observasi
Observasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan dan pencatatan permasalahan yang diselidiki.
Pada saat observasi peneliti mengamati berbagai gejala-gejala yang nampak dari mulai sikap dan perilaku siswa pada saat pembelajaran.