45 dilihat dari cara mereka bermain, dan bergaul dengan teman sebaya, yakni sebagai
berikut:
1 Kegiatan bermain : anak pada masa kanak-kanak akhir sudah masuk sekolah,
sehingga waktu bermain lebih berkurang. Bermain sangat penting bagi anak, karena akan memberikan sebuah pengalaman sosial, yakni berinteraksi dengan berbagai
karakter anak lainnya. Pada masa ini, anak-anak cenderung menyukai permainan yang berkelompok, bermain yang sifatnya menjelajah serta permainan yang
sifatnya konstruktif.
2 Teman sebaya : pengaruh teman sebaya sangat besar bagi perkembangan sosial
anak, baik bersifat positif atau negatif. Pengaruh positif yang diperlihatkan, teman sebaya akan memberikan pelajaran bagaimana cara bergaul dimasyarakat.
Sebaliknya teman sebaya juga memungkinkan membawa pengaruh negatif, seperti membolos sekolah, mencuri, dan sebagainya. Ada kecenderungan bahwa anak laki-
laki memiliki teman sebaya yang lebih luas daripada anak perempuan. Pada masa ini, kegiatan kelompok sebaya mulai timbul.
Perkembangan kognitif, emosional, dan sosial merupakan perkembangan yang akan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan produk. Hal
tersebut bertujuan agar produk yang digunakan dapat berdampak positif sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pada perkembangan kognitif, konten produk
harus ditekankan pada materi dari sederhana ke yang bersifat kompleks, penyajian konten singkat dan terorganisir dengan baik, dan berikan latihan-latihan soal yang
mudah dipahami siswa. Pada perkembangan emosional, konten produk harus menggunakan bahasa yang komunikatif, hal ini dilakukan untuk menjaga emosi
46 senang atau bahagia dalam belajar. Sedangkan pada perkembangan sosial, konten
produk diselingi dengan penugasan yang melibatkan dua peserta didik atau lebih dan permainan, yang bertujuan untuk melatih peserta didik berinteraksi atau
bersosialisasi.
G. Penelitian yang Relevan
Pada penelitian ini, peneliti memiliki salah contoh skripsi dari penelitian lain yang digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam menyusun skripsi. Skripsi
yang digunakan sebagai acuan berjudul Pengembangan Bahan Ajar Cetak IPA Berbasis Komunikasi Visual untuk SD Kelas V Semester 1 yang ditulis oleh Saputri
pada tahun 2015. Namun dalam penyusunan skripsi itu sendiri peneliti memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan pada skripsi ini yaitu sama-sama
mengembangkan Bahan Ajar. Pemilihan Bahan Ajar yaitu karena belum banyak guru yang mengembangkan dan masih banyak terdapat kelemahan dari segi bahasa
dan desain. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Perbedaan pada skripsi ini adalah materi yang dikembangkan,
skripsi yang relevan materi tentang IPA sedangkan peneliti ini materi Tematik. Penggunaan metode penelitian menggunakan 4-D, sedangkan peneliti
menggunakan metode dari Borg and Gall. Berikut data skripsi yang relevan: Judul, Nama,
JurnalProsidingSkripsi, dan Tahun Intisari
Pengembangan Bahan Ajar Cetak IPA Berbasis Komunikasi Visual
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar ini menggunakan model
47 untuk SD Kelas V Semester 1
Rahmad Yusuf SaputroSkripsi2015 desain pengembangan 4-D yang
dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel 1974:5.
Model desain pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap utama yaitu:
Define, Design, Develop, dan Desseminate. Namun pada
penelitian ini 4-D dimodifikasi menjadi tiga langkah 3-D yaitu,
Define, Design, dan Develop.
H. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran di kelas tidak lepas dari permasalahan-permasalahan, baik dari siswa, guru, sumber belajar, dan lain sebagainya. Permasalahan yang terjadi di
siswa yaitu, siswa kurang mengenal budaya dan produk dalam negeri. Permasalahan dari guru yaitu, guru masih menggunakan metode ceramah, guru
jarang menggunakan media untuk mendukung proses pembelajaran, dan belum terdapat guru yang mengembangkan bahan ajar. Permasalahan dari sumber belajar
yaitu, tampilan bahan ajar yang digunakan kurang menarik, terlalu banyak tulisan, kurang komunikatif, buku kurang sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah,
dan belum terdapat buku paket tematik untuk kelas III di SD N Tukangan, anak- anak belum mengenal tokoh-tokoh pahlawan, tokoh idola anak adalah artis atau
tokoh dalam tv.