Perencanaan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir

28

a. Perencanaan

Menurut Usman 2011: 65 perencanaan adalah serangkaian kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Merujuk dari pendapat tersebut, upaya mencapai tujuan layanan bimbingan karir dapat dilakukan dengan membuat perencanaan yang tepat dengan menyusun program layanan bimbingan karir yang akan dilaksanakan selama satu periode. Penyusunan program layanan bimbingan karir dalam hal ini mengacu kepada penyusunan program BK. Penyusunan program layanan Bimbingan Karir di sekolah memegang peranan yang penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan layanan Bimbingan Karir di sekolah. Penyusunan program bimbingan karir merupakan seperangkat kegiatan merumuskan masalah dan tujuan, sasaran, bentuk kegiatan, personalia, fasilitas, dan dana yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu Dewa Ketut Sukardi, 1987: 222. Sedangkan menurut Munandir 1996: 249-250 rencana program yang baik adalah yang berdasarkan pada kebutuhan siswa. Guru BK dapat mengetahui kebutuhan dan masalah karir siswa dengan berbagai cara, seperti pengamatan, wawancara, studi dokumen, laporan, dan kuisioner. Menurut Fathur Rahman 2008: 19 penyusunan program BK pada dasarnya terdiri dari dua langkah besar, yaitu: 1 pemetaan kebutuhan dan masalah atau need assessment; dan 2 merancang program yang 29 sesuai dengan kebutuhan dan masalah. Penjelasan dari tiap langkah adalah sebagai berikut: 1 Need assessment Menurut Depdiknas 2008: 220 penyusunan program bimbingan karir di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, yaitu mengidentifikasi aspek yang akan dijadikan sebagai bahan masukan bagi penyusunan program bimbingan karir di sekolah. Kegiatan asesmen meliputi a asesmen lingkungan, yakni terkait kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah dan masyarat wali siswa; sarana dan prasarana program bimbingan karir; kondisi dan kualifikasi konselor; dan kebijakan pimpinan sekolah; b asesmen kebutuhan peserta didik, yang terkait karakteristik peserta didik, seperti aspek fisik, kecerdasan, minat, masalah yang dialami, dan tugas perkembangan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam asesmen sebagai berikut: a menyusun instrumen penilaian kebutuhan; b implementasi penilaian kebutuhan atau pengumpulan data menggunakan instrumen; c analisis hasil penilaian kebutuhan; d pemetaan kebutuhanpermasalahan. 2 Merancang Program Rencana program yang diperlukan sebaiknya memenuhi unsur 5W + H1 what, why, where, when, and how. Hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut: 30 a Identifikasi kegiatan yang perlu dilakukan berdasarkan tugas perkembangan peserta didik. b Mempertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan di atas. c Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan tersebut dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk satu tahun pelajaran. d Program bimbingan perlu dijadwalkan ke dalam kalender pendidikan, mencakup kalender tahunan, bulanan, mingguan. e Program perlu dilaksanakan dalam bentuk kontak langsung dan tanpa kontak langsung. Secara umum kegiatan dalam perencanaan layanan bimbingan karir dipaparkan oleh Achmad Juntika Nurihsan 2005: 28 bahwa kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan dalam perencanaan layanan bimbingan karir yakni needs assessment; menentukan tujuan program; menentukan jenis kegiatan yang akan dilakukan; menentukan metode dan teknik yang akan digunakan; menetapkan personel yang akan melaksanakan kegiatan; persiapan fasilitas dan biaya pelaksanan kegiatan. Dalam kegiatan perencanaan, Ridwan 2008: 156 menambahkan untuk meminta arahan pimpinan lembaga tentang program yang akan disusun; menuangkan langkah-langkah dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Layanan RPL; menyusun bentuk akhir program bimbingan karir untuk 31 satu semester atau satu tahun secara lengkap; memaparkan program yang telah disusun. Program bimbingan yang telah disusun dengan baik, tidak akan terlaksana secara maksimal tanpa adanya penyiapan sarana dan prasarana yang memadai. Menurut Dewa ketut Sukardi 1987: 256 sarana merupakan faktor yang sangat menentukan pelaksanaan layanan bimbingan karir di sekolah. Program bimbingan karir yang telah disusun tidak mungkin terlaksana dengan efektif tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Menurut Prayitno 1997: 215 prasarana pokok yang dibutuhkan yaitu ruangan beserta perabotannya meja, kursi, lemari, rak, dsb, ruang BK seharusnya diatur agar siswa yang datang merasa senang dan para personil pelaksana merasa betah atau nyaman bekerja di ruang tersebut. Idealnya ruang BK menurut Depdiknas 2007: 238 yakni, terdapat ruang kerja, ruang administrasi atau data, ruang konseling individual, ruang BK kelompok, ruang biblio terapi, ruang relaksasi, dan ruang tamu. Menurut Sukardi 1987: 283 perlengkapan ruang BK yakni perabotan, alat tulis kantor, perekam suara, perangkat komputer, dan papan media bimbingan. Sedangkan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan menurut Sunaryo Kartadinata 2002: 213 yaitu alat pengumpul data, alat penyimpan data, perlengkapan teknis, dan perlengkapan administratif. Alat pengumpul data dapat berupa tes dan 32 non-tes. Alat pengumpul data tes dapat berupa instrumen tes psikologi, tes minat, tes kepribadian. Alat pengumpul data non-tes diantaranya: pedoman wawancara, pedoman observasi catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket, dan daftar isian sosiometri. Alat penyimpan data dapat berupa kartu pribadi, buku pribadi, dan map. Perlengkapan teknis seperti buku pedoman petunjuk. Perlengkapan administratif yang diperlukan diantaranya blanko surat, format surat, agenda surat, arsip surat, laporan, kartu konsultasi, kartu kasus, dan buku paket Sukardi, 1987: 285. Selain itu, dalam menyusun perencaan perlu menetapkan anggaran yang dibutuhkan. Pengadaan anggaran pelaksanaan layanan bimbingan karir merupakan hal yang perlu mendapat penekanan. Secara khusus anggaran biaya yang perlu disiapkan untuk layanan bimbingan diantaranya biaya operasional, personil, pengadaan dan pemeliharaan alat, dan biaya insidental Sukardi, 1987: 291. Menambahkan penjelasan Sukardi, secara umum menurut Prayitno 1997: 218 dana diperlukan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu juga diperlukan untuk keperluan perlengkapan administrasi, kunjungan rumah, dan penyusunan laporan kegiatan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan layanan bimbingan karir, yang dilakukan adalah kegiatan needs assessment, merancang program bimbingan karir, serta penyiapan sarana dan prasarana. Langkah needs assessment yakni, menyusun 33 instrumen, pengumpulan data dilanjutkan analisis, dan pemetaan kebutuhanpermasalahan. Hasil needs assessment akan digunakan sebagai dasar merancang program bimbingan karir, berupa program tahunan, semesteran, dan harian kemudian dilengkapi dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Layanan RPL. RPL dibuat dengan melampirkan materi dari sumber terpercaya yang menarik sesuai kebutuhan siswa serta instrumen penilaian. Hal yang dilakukan dalam merancang program yakni, membuat matriks jadwal waktu untuk satu tahun pelajaran ; menentukan jenis kegiatan; dan membuat rancangan dana. Penyiapan sarana meliputi alat pengumpul data, alat penyimpan data, anggaran dana, perlengkapan teknis, dan administratif, sedangkan prasarana yakni Ruang BK dan perabotannya.

b. Pengorganisasian

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE KOTA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 44 169

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN MODEL CAVANAGH : Studi Deskriptif Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 5

PROFIL KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI : Studi Deskriptif Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 43

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) SE-KOTA BANDUNG: Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 3 50

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 168

TINGKAT PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KELOMPOK KERJA KABUPATEN BANTUL.

2 22 350

PERSEPSI TERHADAP KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MAGELANG TAHUN 2016.

1 2 300

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KECAMATAN DEPOK.

0 0 222

LAYANAN BIMBINGAN KARIR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 8 SURABAYA.

3 21 133