16 f.
Bimbingan karir membantu individu untuk memahami dunia kerja dan sejumlah pekerjaan yang ada di masyarakat serta berbagai sisi
kehidupannya. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip
bimbingan karir diantaranya bimbingan karir diperuntukkan bagi semua siswa tanpa kecuali, berdasarkan pada kemampuan siswa untuk menentukan
pilihannya, membantu siswa untuk memahami dunia kerja, untuk merangsang perkembangan pendidikan siswa, program bimbingan karir
diintegrasikan secara fungsional dengan program pendidikan dan program bimbingan dan konseling, program bimbingan karir hendaknya berpusat di
kelas dengan guru BK sebagai koordinator, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat.
4. Personil Pelaksana Layanan Bimbingan Karir
Menurut Dewa ketut Sukardi 1987: 323 layanan bimbingan karir yang efektif dan efisien merupakan tugas dan tanggung jawab bersama
antara semua staf sekolah. Pelaksana bimbingan karir di sekolah meliputi: kepala sekolah, koordinator BK, guru BK, wali kelas, guru bidang studi,
orangtua, pejabat, dan tokoh masyarakat. Kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh program bimbingan di sekolah. Dengan kata lain kepala sekolah bertanggung jawab secara
struktural dan fungsional dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah.
17 Koordinator BK dan guru BK sebagai pelaksana utama layanan
bimbingan karir mempunyai tugas menyusun program BK secara menyeluruh dan terpadu, mengkoordinir pelaksanaan program bimbingan
karir dan melaksanakan program bimbingan karir. Sedangkan wali kelas dan guru bidang studi berperan membantu pelaksanaan program bimbingan
karir. Orangtua, pejabat, dan tokoh masyarakat memiliki fungsi sebagai narasumber dan membantu serta menunjang pelaksanaan bimbingan karir.
Menurut Prayitno 1997: 215 tenaga utama dalam pelayanan bimbingan karir adalah guru BK. Rasio seorang guru BK dan siswa SMK
yaitu 1 : 150, artinya seorang guru BK memiliki tugas dan tanggungjawab melakukan pelayanan BK kepada 150 siswa. Jika jumlah siswa asuh yang
diampu guru BK terlalu tinggi, layanan bimbingan karir terhadap siswa akan kurang optimal. Selain jumlah siswa asuh, yang perlu diperhatikan yakni
terkait kompetensi guru BK untuk melaksanakan layanan bimbingan karir. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor
dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah sarjana pendidikan S-1 dalam bidang Bimbingan dan Konseling
dan berpendidikan profesi konselor, sedangkan kompetensi inti konselor dirumuskan menjadi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
18 Kompetensi pedagogik meliputi: menguasai teori dan praksis
pendidikan, mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli, menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling
dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi kepribadian meliputi: Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang
kuat, menampilkan kinerja berkualitas tinggi. Kompetensi sosial meliputi: mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja, berperan dalam
organisasi dan
kegiatan profesi
bimbingan dan
konseling, mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi.
Kompetensi profesional meliputi: menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli,
menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling, merancang program Bimbingan dan Konseling, mengimplementasikan
program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif, menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling, memiliki kesadaran dan
komitmen terhadap etika profesional, menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling.
Jadi pelaksana utama layanan bimbingan karir yaitu guru BK dan pelaksana pendukung layanan bimbingan karir yang terdiri dari kepala
sekolah, wali kelas, guru bidang studi, orangtua, pejabat, dan tokoh
19 masyarakat harus saling bekerjasama dan berkoordinasi agar layanan
bimbingan karir dapat berjalan efektif dan efisien.
5. Program Layanan Bimbingan Karir