67
14 Kesulitan berinteraksi dan berkolaborasi dengan institusi
atau profesi lain untuk mencapai tujuan pelayanan Bimbingan Karir
14 24
14 387
3,62
15 Kurang memanfaatkan keahlian profesi lain untuk
membantu penyelesaian permasalahan bidang karir konseli sesuai kebutuhan
15 23
15 387
3,88 16
Kurang menguasai konsep penelitian dalam Bimbingan Karir
15 23
15 387
3,88 17
Kesulitan melaksanakan
praktek penelitian
dalam Bimbingan Karir
21 17
21 387
5,43 18
Tidak ada deskripsi tugas masing-masing personil BK 11
27 11
387 2,84
19 Pembagian tugas masing-masing personil BK untuk
pelaksanaan program bimbingan karir tidak jelas 11
27 11
387 2,84
20 Rapat koordinasi intern antar guru BK tidak dilaksanakan
secara rutin 13
25 13
387 3,36
21 Tidak ada pembahasan pelaksanaan program Bimbingan
Karir dengan kepala sekolah, guru, dan staff 15
23 15
387 3,88
22 Kerjasama antar personil BK belum optimal
13 25
13 387
3,36 23
Kerjasama dengan siswa, guru, dan staff sekolah belum optimal
13 25
15 387
3,36 24
Kesulitan melakukan Kerjasama dengan pihak luar sekolah, seperti wali siswa dan lembaga masyarakat
16 22
16 387
4,13
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa permasalahan pelaksanaan layanan bimbingan karir yang dialami guru BK
di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta pada aspek pengorganisasian yang tertinggi terdapat 3 butir masalah yakni: rasio guru BK dengan siswa terlalu
tinggi dengan persentase 5,94, guru BK belum berpendidikan profesi
konselor dengan persentase 5,94, kesulitan melaksanakan layanan Bimbingan Karir di lapangan sesuai dengan teori yang ada dengan
persentase 5,68.
4. Permasalahan pada Aspek Pelaksanaan
Pada aspek pelaksanaan layanan bimbingan karir terdapat 21 butir masalah. Berikut ini hasil analisis pada aspek pelaksanaan program layanan
bimbingan karir berdasarkan hasil jawaban angket guru BK di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
68 Tabel 8. Analisis Masalah Aspek Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan
Karir di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
No.
Butir Masalah Aspek Pelaksanaan Jawaban
f N
Persen- tase
Ya
Tdk 1
Pelaksanaan program layanan informasi karir belum optimal 16
22 16
363 4,41
2 Pelaksanaan program layanan orientasi karir belum optimal
17 21
17 363
4,68 3
Pelaksanaan program pemahaman dunia kerja belum optimal
18 20
18 363
4,96 4
Pelaksanan program ceramah dari tokoh karir belum optimal
23 15
23 363
6,34 5
Pelaksanaan program carrer day belum optimal 15
23 15
363 4,13
6 Pelaksanaan konseling karir individu belum optimal
14 24
14 363
3,86 7
Pelaksanaan konseling karir kelompok belum optimal 17
21 17
363 4,68
8 Pelaksanaan Kolaborasi dengan pihak lain terkait
permasalahan karir belum optimal 18
20 18
363 4,96
9 Pelaksanaan Kunjungan rumah terkait permasalahan karir
siswa belum optimal 18
20 18
363 4,96
10 Pelaksanaan alih tangan kasus kari belum optimal
18 20
18 363
4,96 11
Pelaksanaan program penempatan dan penyaluran belum optimal
22 16
22 363
6,06 12
Waktu pelaksanaan layanan Bimbingan Karir tidak sesuai dengan perencanaannya
13 25
13 363
3,58 13
Tidak terdapat jadwal masuk kelas khusus BK 26
12 26
363 7,16
14 Belum ada pemanfaatan waktu di luar jam pelajaran untuk
Bimbingan Karir 20
18 20
363 5,51
15 Tempat pemberian layanan Bimbingan Karir kurang nyaman
dan kondusif 16
22 16
363 4,41
16 Belum dapat menggunakan metode sosiodrama
20 18
20 363
5,51 17
Belum dapat menggunakan metode karyawisata karir 23
5 23
363 6,34
18 Belum dapat menggunakan metode games permainan
14 24
14 363
3,83 19
Kesulitan menentukan metode yang tepat dan sesuai kebutuhan
14 24
14 363
3,86 20
Kesulitan memilih media yang sesuai, tepat, dan menarik 11
27 11
363 3,03
21 Kurang dapat menggunakan media dengan software
komputer 10
28 10
363 2,75
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa permasalahan pelaksanaan layanan bimbingan karir yang dialami guru BK
di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta pada aspek pelaksanaan yang tertinggi terdapat 3 butir masalah yakni: pelaksanan program ceramah dari tokoh
karir belum optimal dengan persentase 6,34, tidak terdapat jadwal masuk
69 kelas khusus BK dengan persentase 7,16, belum dapat menggunakan
metode karyawisata karir dengan persentase 6,34.
5. Permasalahan pada Aspek Evaluasi dan Tindak Lanjut