66 terdapat 3 butir masalah yakni: kesulitan membuat administrasi himpunan
data hasil evaluasi kebutuhan dengan persentase 5,33, kesulitan membuat rancangan anggaran dana untuk program bimbingan karir selama satu tahun
pelajaran dengan persentase 5,33, ruang BK belum memiliki ruang BK kelompok untuk bimbingan kelompok masalah karir dengan persentase
4,9.
3. Permasalahan pada Aspek Pengorganisasian
Pada aspek pengorganisasian terdapat 24 butir masalah. Berikut ini hasil analisis setiap butir pernyataan pada aspek pengorganisasian,
berdasarkan hasil jawaban angket guru BK di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
Tabel 7. Analisis Masalah Aspek Pengorganisasian Layanan Bimbingan Karir di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta.
No.
Butir Masalah Aspek Pengorganisasian Jawaban
f N
Persen -tase
Ya
Tdk 1
Rasio guru BK dengan siswa terlalu tinggi 23
15 23
387 5,94
2 Guru BK bukan sarjana jenjang S-1 prodi Bimbingan dan
Konseling 16
22 16
387 4,13
3 Guru BK belum berpendidikan profesi konselor
23 15
23 387
5,94 4
Guru BK kurang menguasai konsep teori Bimbingan Karir 20
18 20
387 5,17
5 Kesulitan melaksanakan layanan Bimbingan Karir di
lapangan sesuai dengan teori yang ada 22
16 22
387 5,68
6 Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh layanan Bimbingan Karir sesuai harapan untuk melanjutkan pendidikan dan pilihan karir
16 22
16 387
4,13 7
Guru BK kurang memperlihatkan konsistensi dalam melaksanakan ibadah
14 24
14 387
3,62 8
Guru BK kurang dapat bersikap jujur dan santun 16
22 16
387 4,13
9 Guru BK kesulitan melaksanakan layanan Bimbingan Karir
yang efektif sesuai rencana 21
17 21
387 5,43
10 Guru BK kurang dapat menarik partisipasi aktif siswa dalam
melaksanakan Bimbingan Karir 18
20 18
387 4,65
11 Guru BK kesulitan melakukan kerjasama dengan sesama
personil BK di sekolah 12
26 12
387 3,1
12 Kesulitan menyertakan pihak-pihak terkait di sekolah dalam
merencanakan pelayanan Bimbingan Karir 14
24 14
387 3,62
13 Kurang memanfaatkan organisasi profesi BK untuk
membangun kolaborasi dalam pengembangan program Bimbingan Karir
15 23
15 387
3,88
67
14 Kesulitan berinteraksi dan berkolaborasi dengan institusi
atau profesi lain untuk mencapai tujuan pelayanan Bimbingan Karir
14 24
14 387
3,62
15 Kurang memanfaatkan keahlian profesi lain untuk
membantu penyelesaian permasalahan bidang karir konseli sesuai kebutuhan
15 23
15 387
3,88 16
Kurang menguasai konsep penelitian dalam Bimbingan Karir
15 23
15 387
3,88 17
Kesulitan melaksanakan
praktek penelitian
dalam Bimbingan Karir
21 17
21 387
5,43 18
Tidak ada deskripsi tugas masing-masing personil BK 11
27 11
387 2,84
19 Pembagian tugas masing-masing personil BK untuk
pelaksanaan program bimbingan karir tidak jelas 11
27 11
387 2,84
20 Rapat koordinasi intern antar guru BK tidak dilaksanakan
secara rutin 13
25 13
387 3,36
21 Tidak ada pembahasan pelaksanaan program Bimbingan
Karir dengan kepala sekolah, guru, dan staff 15
23 15
387 3,88
22 Kerjasama antar personil BK belum optimal
13 25
13 387
3,36 23
Kerjasama dengan siswa, guru, dan staff sekolah belum optimal
13 25
15 387
3,36 24
Kesulitan melakukan Kerjasama dengan pihak luar sekolah, seperti wali siswa dan lembaga masyarakat
16 22
16 387
4,13
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa permasalahan pelaksanaan layanan bimbingan karir yang dialami guru BK
di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta pada aspek pengorganisasian yang tertinggi terdapat 3 butir masalah yakni: rasio guru BK dengan siswa terlalu
tinggi dengan persentase 5,94, guru BK belum berpendidikan profesi
konselor dengan persentase 5,94, kesulitan melaksanakan layanan Bimbingan Karir di lapangan sesuai dengan teori yang ada dengan
persentase 5,68.
4. Permasalahan pada Aspek Pelaksanaan