Perhitungan Waktu Baku Faktor penyesuaian

2.1.5. Perhitungan Waktu Baku

Perhitungan output standart merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran waktu kerja dan dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data. Untuk mendapatkan out standart perlu ditempuh langkah-langkah sebagai beriku : a. Menghitung waktu siklus rata-rata setiap elemen kegiatan Ws : N Ws x ij   2.4 b. Menghitung waktu normal Wn : Wn = Ws x p 2.5 Di mana p adalah faktor penyesuaian yang digunakan untuk menormalkan waktu pengamatan yang diperoleh, jika pekerja dinilai bekerja secara tidak wajar. c. Menghitung waktu baku Wb : allowance Wn Wb 100 100    2.6 Wignjosoebroto Sritomo, 1992

2.1.6. Faktor penyesuaian

Rating Performance Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator dikenal sebagai “Rating Performance”. Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa “dinormalkan” kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana semestinya. Waktu normal bukanlah waktu yang disediakan untuk pekerjaan yang bersangkutan, karena angka ini harus dinaikkan dengan suatu waktu tambahan yang disediakan untuk gangguan-gangguan, kebutuhan-kebutuhan pribadi operator, dan penunda-penunda yang berada di luar keluasaannya. Westing house system’s Rating adalah sistem untuk memberikan rating performance yang umumnya diaplikasikan di dalam aktivitas pengukuran kerja. Selain kecakapan skill dan usaha effort sebagai faktor yang mempengaruhi performance manusia, maka Westing house menambahkan lagi dengan kondisi kerja working condition dan keuletan kerja consistency dari operator dalam melakukan kerja. Tabel performance rating westing house dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Performance Rating dengan System Westing House SKILL EFFORT + 0,15 AI Superskill + 0,13 AI Superskill + 0,13 A2 + 0,12 A2 + 0,11 B1 Excellent + 0,10 B1 Excellent + 0,08 B2 + 0,08 B2 + 0,06 C1 Good + 0,05 C1 Good + 0,03 C2 + 0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average - 0,05 E1 Fair - 0,04 E1 Fair - 0,10 E2 - 0,08 E2 - 0,16 F1 Poor - 0,12 F1 Poor - 0,22 F2 - 0,17 F2 CONDITION CONSISTENCY + 0,06 A Ideal + 0,04 A Ideal + 0,04 B Excellent + 0,03 B Excellent + 0,02 C Good + 0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average - 0,03 E Fair - 0,02 E Fair - 0,07 F Poor - 0,04 F Poor Metode westing house ini mempertimbangkan empat buah faktor dalam mengevaluasi performance ranting, antara lain : 1. Keterampilan skill adalah “kecakapan atau kemampuan dalam mengerjakan suatu metode yang diberikan”. Selanjutnya berhubungan dengan pengalaman, ditunjukkan dengan koordinasi yang baik antara pikiran dan tangan. 2. Usaha effort adalah “kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan oleh seorang operator saat melaksanakan pekerjaannya”. Usaha ditunjukan oleh kecepatan pada tingkat kemampuan yang dimiliki dan dapat dikontrol pada tingkat yang tinggi oleh operator. 3. Kondisi condition adalah “kondisi fisik lingkungan di tempat kerja.” Yang meliputi keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi merupakan suatu prosedur performance rating yang berpengaruh pada operator dan bukan pada operasi. 4. Konsisten consistensi adalah “Suatu keadaan yang stabil dari operator dalam melaksanakan pekerjaannya”. Faktor konsistensi ini perlu diperhatikan, karena pada kenyataannya setiap pengukuran tidak pernah terjadi angka yang sama pada pencatatan, waktu penyelesaiaan yang ditunjukkan pekerja selalu berubah dari satu siklus ke siklus yang lain. Konsistensi dikatakan sempurna perfect jika waktu penyelesaian selalu sama setiap saat. “Skill dan effort” di bagi menjadi superskill, excellent, good, average, fair, dan poor. Sedangkan “Condition dan Consistency” di bagi menjadi ideal, excellent, good, average, fair dan poor. Wignjosoebroto Sritomo, 1992

2.1.7. Faktor Kelonggaran

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP).

0 7 16

ANALISIS PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO.

5 7 116

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN SIDOARJO.

4 7 141

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) PADA PRODUK “BALE COVER” DI PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK.

1 3 110

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA.

90 251 118

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT. JASON KARYA INDUSTRI SURABAYA

0 0 15

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA

1 3 19

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) PADA PRODUK “BALE COVER” DI PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK SKRIPSI

0 1 15

ANALISIS PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO

0 1 18

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN SIDOARJO

0 1 19