Melakukan Pengukuran Waktu Pengukuran kerja

6. Menyiapkan alat pengukuran. Setelah kelima langkah-langkah tesebut diatas dijalankan dengan baik. Langkah terakhir sebakum malakukan pengukuran yaitu menyiapkan alat-alat yang diperlukan yaitu : a. Jam henti b. Lembaran-lembaran pengamatan. c. Pena atau pensil d. Papan pengamatan Sutalaksana 1982.

2.1.4. Melakukan Pengukuran Waktu

Setelah melakukan langkah-langkah persipan tersebut, kemudian dilaksanakan pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu–waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat yang telah disiapakan,. Adapun langkah-langkah yang telah dikerjakan selama pengukuran berlangsung. 1. Pengukuran pendahuluan. Pengukuran pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui berapa kali pegukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang didapat dari hasil perhitungan waktu pengamatan. Biasanya pengukuran waktu dilakukan sebanyak 25 kali pengukuran Tabel 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Sub Group Waktu Pengamatan Rata-rata Sub Group Jumlah Sub Group  x ij 1. X 11 X 12 X 13 …. X 1n X 1 Σ X 1n Σ X 1n 2 2. X 21 X 22 X 23 …. X 2n X 2n Σ X 2n Σ X 2n 2 3. X 31 X 32 X 33 …. X 3n X 3n Σ X 3n Σ X 3n 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . L X L1 X L2 X L3 …. X Ln X Ln Σ X Ln Σ X Ln 2    n l j L i ij X 1              L l i L l i ij n l j X              L l i L l i ij n l j X 2 Keterangan : X ij = Waktu pengamatan berturut turut I = 1,2,3,….,1 ; = 1,2,3,…,n X ij = Rata rata pengamatan berturut-turut n = Jumlah sub group L = Ukuran sup group 2. Uji keseragaman data. Tugas mengukur adalah mendapatkan data yang seragam, karena ketidak seragaman data dateng tanpa disadari maka diperlukan suatu alat yang didapat “mendeteksi” batas-batas kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila diantara kedua batas kontrol, dan tidak seragam berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, dan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem yang berbeda, jika berada diluar batas kontrol, sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, dan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem yang berbeda, jika berada diluar batas kontrol. Yang diperhatikan dalam pengujian keseragaman adalah data yang berbeda didalam batas-batas kontrol tersebut. a. Menghitung harga rata dari rata-rata sup group dengan L x ij X ij   2.1 b. Menghitung standart deviasi dari waktu pengamatan 1           N x x ij ij  c. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu pengamatan. L    2.2 d. Menghitung derajat ketelitian tiap operator. 100 x X S x   e. Menghitung tingkat keyakinan confidence level CL = 100 - S f. Menghitung batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB   x x K X BKB K X BKA     g. Analisa keseragaman data Data yang dihasilkan dapat dikatakan seragam, jika harga rata-rata dari sub group berada dalam batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB. Setelah dua berkumpul maka diteruskan dengan mengidentifikasi data yang terlalu besar atau data yang terkecil, dan menyimpang dari harga rata- ratanya yang disebabkan hal-hal tertentu. Data ekstrim ini dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan selanjutnya. h. Uji kecukupan data dapat dilakukan setelah seluruh data dari hasil pengukuran telah seragam. Uji kecukupan data dapat dihitung dengan rumus :                  x x x n s k ij ij ij N 2 2 2 2.3 N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang harus dilakukandiperlukan. N = Jumlah pengamatan yang dilakukan S = Tingkat ketelitian K = Koefisien distribusi normal sesuai dengan tingkat keyakinan. Untuk harga K secara tepat dapat dilihat pada Tabel Appendix Kesimpulan dari perhitungan yang diperoleh yaitu : a. Apabila N’ N, berarti jumlah pengamatan yang kita butuhkan sudah cukup. b. Apabila N’ N, berarti jumlah pengamatan yang kita butuhkan harus ditambah lagi sesuai dengan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang diharapkan. Wignjosoebroto Sritomo, 1992

2.1.5. Perhitungan Waktu Baku

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP).

0 7 16

ANALISIS PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO.

5 7 116

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN SIDOARJO.

4 7 141

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) PADA PRODUK “BALE COVER” DI PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK.

1 3 110

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA.

90 251 118

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN PADA PT. JASON KARYA INDUSTRI SURABAYA

0 0 15

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA

1 3 19

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) PADA PRODUK “BALE COVER” DI PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK SKRIPSI

0 1 15

ANALISIS PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO

0 1 18

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DI UPT INDUSTRI LOGAM DAN PEREKAYASAAN SIDOARJO

0 1 19