menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Teknik pengukuran kerja ini dapat dibagi atau dikelompokkan kedalam
dua bagian, yaitu pengukuran kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara langsung, yaitu pengukurannya dilakukan secara langsung ditempat dimana
pekerjaan yang diukur dijalankan, sedangkan pengukuran tidak langsung dilaksanakan tanpa si pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur.
Wignjosoebroto Sritomo, 1992
2.1.1. Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti Stop Wacth
Tujuan utama dari aktifitas pengukuran kerja adalah waktu baku yang harus dicapai oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu
kerja yang dilakukan hendaknya merupakan waktu kerja yang diperoleh dari kondisi dan metode kerja yang baik. Dengan lain perkataan pengukuran waktu
kerja hendaknya dilaksanakan apabila kondisi dan metode kerja dari pekerjaan yang diukur akan diukur sudah baik. Pengukuran waktu kerja dengan jam henti
diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Tailor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini baik sekali diaplikasikan untuk pekerjaan yang berlangsung secara
berulang-ulang. Dari pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini dipergunakan sebagai
standart penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerjaan yang sama seperti itu.
Pengukuran kerja dengan jam henti ini merupakan cara pengukuran yang objektif karena disini waktu yang ditetapkan berdasarkan fakta yang terjadi dan
tidak cuma sekedar diestimasikan secara objektif. Satu hal yang penting dalam pelaksanaan kerja ini ialah bahwa semua
pihak yang nantinya akan dipengaruhi oleh hasil studi waktu baku haruslah diinformasikan mengenai maksud dan tujuan dari studi, sehingga nantinya bisa
tercapai kerja sama yag sebaik-baiknya didlam pelaksanaan pengukuran secara garis besar langkah-langkah untuk melakukan pengukuran dengan stop watch
adalah : 1. Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur dan diberitahukan
maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang akan dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.
2. Mencatat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan, seperti layout planning, karakteristik spesifikasi mesin atau peralatan lain
yang digunakan. 3. Membagi operasi kerja dalam setiap elemen-elemen kerja.
4. Mengamati, mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan elemen-elemen tersebut.
5. Menetapkan jumlah siklus yang diukur dan dicatat. Meneliti apakah jumlah siklus kerja yang akan dilaksanakan ini sudah memenuhi atau tidak. Menguji
keseragaman data yang diambil. 6. Menetapkan performance rating dari operator saat melaksanakan aktifitas
kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut.
7. Menyesuaikan waktu pengamatan berdasarkan kriteria yang ditujukan operator, sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja yang normal.
8. Menyelesaikan Allowance waktu longgar untuk memberikan fleksibilitas.
9. Menetapkan waktu kerja baku, yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar. Wignjosoebroto Sritomo, 1992
2.1.2. Cara Pengukuran dan Pencatatan waktu kerja