2.5.4. Perencanaan Kapasitas Kasar
Perencanaan kapasitas kasar Rought-cut Capacity Planning, RCCP kemudian dibuat untuk menganalisa kemampuan dari kapasitas pabrik pada titik-
titik kritis dari proses produksi berdasarkan MPS yang telah dibuat RCCP menitik beratkan pada operasi-operasi khusus seperti assembling akhir, pengecatan
mungkin terjadi. Dengan kata lain, RCCP akan menentukan kelayakan dari MPS yang dibuat, dimana RCCP akan mengkonversi MPS menjadi kebutuhan-
kebutuhan kapasitas untuk sumber daya-sumber daya utama dengan keterbatasan- keterbatasan kapasitas yang ada. Jika MPS tidak layak, maka MPS harus direvisi,
sehingga MPS tersebut tetap sesuai dengan keterbatasan kapasitas yang ada. RCCP merupakan urutan kedua dari hirarki perencanaan prioritas
kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS. Guna menetapkan sumber- sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan menjadi hambatan potensial
potensial bottleneck adalah cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat membantu manajemen untuk melaksanakan RCCP, dengan
memberikan informasi tentang tingkat produksi di masa mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.
Jadi penyesuaian MPS akan dilakukan berdasarkan hasil dari analisa RCCP ini. Salah satu teknik pada proses RCCP adalah perencanaan kapasitas
dengan menggunakan faktor-faktor keseluruhan. Teknik ini mengalokasikan kebutuhan-kebutuhan kapasitas untuk departemen-departemen. Individu atau
pusat-pusat kerja berdasarkan data beban kerja dimasa lalu RCCP pada umumnya mencakup periode 3 bulanan. Nasution Arman Hakim, 1999
Suatu produk dibuat pada beberapa stasiun kerja. Teknik RCCP digunakan untuk verikasimenjelaskan kapasitas pada setiap stasiun kerja. Dalam teknik ini
dibandingkan antara beban mesin yang diperlukan dengan kapasitas yang sesuaidiperlukan pada setiap stasiun kerja. Fogarty Blackstone:Hoffmann, 1991
Apabila permintaan konsumen melebihi kapasitas produksi yang ada maka akan berdampak, seperti :
a. Material terlanjur dibeli dan dibawa ke shop kemudian dikerjakan atau
diproses. b.
Terjadi antrian c.
Lead Time tinggi waktu penyelesaian produksi Untuk itu dilakukan validasi MPS dengan penekanan pada kapasitas yaitu
RCCP. Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Jadwal Induk Produksi
Perencanaan Kapasitas Kasar RCCP
Perencanaan Kapasitas
Perencanaan Material
Pengendalian Kapasitas
Pengendalian Material
Pengendalian Inputoutput
Siklus Operasi Jangka
Pendek Manajemen
Demand
Gambar 2.9
Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi Fogarty : Blackstone : Hoffman : 1999
Keterangan gambar : perencanaan produksi melibatkan dari manajemen permintaan Demand dari konsumen agar diperoleh informasi untuk
menjadwalkan induk produksi secara tepat guna memenuhi permintaan. Permintaan jadwal induk produksi diperlukan faktor yang berpengaruh yaitu
perencanaan kapasitas kasar RCCP agar semua jadwal produksi terkontrol dan tepat untuk menentukan target produksi, setelah itu perencanaan kapasitas dibuat
dari semua induk produksi yang berdasarkan RCCP agar bisa mendapatkan pengendalian kapasitas baik dari input atau output produksi dan siklus operasi
berjalan dengan efektif, pengendalian kapasitas diperlukan dalam periode jangka pendek hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang bersifat merugikan produksi
dan produksi berjalan dengan baik. Untuk menggunakan dan memperhitungkan teknik-teknik Rought cut
capacity planning RCCP terbagi ada 3 teknik yang dipakai untuk mengembangkan laporan pembebanan mesin dalam menentukan kapasitas yang
diperlukan : 1.
Perencanaan Kapasitas menggunakan seluruh faktor capacity Planning Using Overall Factor, CPOF
Perencanaan kapasitas ini membutuhkan data input sebagai berikut : a. MPS
Waktu yang diperlukan bagi keseluruhan pabrik dalam memproduksi 1 typical part
b. Data historis tentang perbandingan antara waktu produksi total dengan waktu produksi di masing-masing.
Total Waktu Produksi = typical time x jumlah produksi MPS
Waktu produksi pada tiap mesin atau sumber daya kunci : Total waktu produksi x proporsi
total Waktu
me Waktu
_ sin
_ 2.19
2. Pendekatan Bill of Labor
Yaitu daftar waktu penyelesaian suatu produk pada setiap work center. Data input yang diperlukan
- MPS
- Matrik-matrik yaitu Matrik waktu baku dan matrik produksi
- RCCP =Matrik waktu baku x Matrik Produksi
2.20
Tabel 2.3 RCCP dengan BOL
Matrik Waktu Baku
Produk WC
P
1 a
11
2 a
12
3 a
13
Matrik Produksi
Bulan Produk
J F M A M J J A S O N D
P
1
b
11
b
12
b
13
b
14
b
15
b
16
b
17
b
18
b
19
b
110
b
112
b
11
Contoh BOL : 2 Produk, 2 Bulan, 2 Work Center Matrik Waktu Baku
Produk WC
P
1
P
2
a
11
a
12
WC
1
W a
21
a
22
C
2
M duksi
atrik Pro
Bulan Produk
M M
1 2
P
1
b
11
b
12
P
2
b
21
b
22
RCCP
WC
1 2
Bulan M
M WC
1
c
11
c
12
WC
2
c
21
c
22
C
11
= a
11
b
11
+ a
12
b
21
C
12
= a
11
b
12
+ a
12
b
22
C
21
= a
21
b
11
+ a
22
b
21
a
21
b
12
+ a b
22
2.21 Dimana :
C
ij
= Waktu produksi yang direncanakan pada work center k periode j A = Waktu baku k di work center i
B = Produk k pada periode j 3.
Profil Sumber Daya Resources Profile Pada dua pendekatan sebelumnya diasumsikan semua komponen dibuat
pada periode yang sama dengan produk akhir, namun dalam kenyataan tidak C
22
=
22
C
ij
=
n
a
k
kj jk
b
1
.
ik kj
demikian karena setiap komponen dari produk akhir mempunyai waktu penyelesaian yang berbeda sehingga lead timenya juga berbeda.
Pada pendekatan ini tetap menggunakan BOL, namun waktu bagi tiap departemen WC disesuaikan dengan lead time dari setiap part. Donald, Fogarty
dkk, 1991 Contoh pendekatan profil sumber daya, 2 produk, 2 work center, 3
bulan horizon, 3 bulan lead time.
Tabel 2.4
RCCP dengan Profil Sumber Daya Profil Sumber Daya
Work Center I
Duedate Produk
2 1 0 Bulan
Produk M
1
M
2
M
3
P
1
a
112
a
111
a
110
P
1
b
11
b
12
b
13
P
2
a
212
a
211
a
110
P
2
b
21
b
22
b
23
Work center 2 RCCP
Work Center II
Duedate Produk
2 1 Bulan
WC M
1
M
2
M
3
P
1
a
122
a
121
a
1 20
P
1
b
11
b
12
b
13
P
2
a
222
a
221
a
2 20
P
2
b
21
b
22
b
23
Jadwal Induk : C
11 =
a
110
.b
11
+a
111
.b
12
+a
112
.b
13
+a
210
.b
21
+a
211
.b
22
+a
212
.b
23 3
3
C
12 =
a
110
.b
12
+a
111
.b
13
+a
210
.b
22
+a
211
.b
2
C
13 =
a
110
.b
13
+a
210
.b
23
C
21 =
a
120
.b
11
+a
121
.b
12
+a
122
.b
13
+a
220
.b
21
+a
211
.b
22
+a
222
.b
23
2.22 C
22 =
a
120
.b
12
+a
121
.b
13
+a
220
.b
22
+a
221
.b
2
C
23 =
a
120
.b
13
+a
220
.b
23
Pada bahasan kali ini penulis memilih teknik RCCP dengan menggunakan Bill of Labor. Teknik ini dikenal dengan teknik yang sederhana dan aplikatif.
Berikut ini dapat dilihat alasan kenapa pendekatan Bill of Labor ini yang digunakan
Alasan menggunakan pendekatan Bill of Labor : - Metode sangat sederhana
- Mudah untuk memahaminya - Mudah diaplikasikan
2.6. Penelitian Terdahulu