30 4
Perilaku Pendengar Indikator terakhir adalah berubahnya perilaku pendengar setelah menyimak
pemaparan dan gagasan yang dilakukan pembicara. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara adalah
berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran secara efektif dan memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Selain itu, tujuan pengembangan
keterampilan berbicara
meliputi kemudahan
berbicara, kejelasan,
bertanggungjawab, membentuk pendengaran yang kritis, dan membentuk kebiasaan. Sedangkan indikator ketercapaian tujuan berbicara antara lain
pemahaman pendengar, perhatian pendengar, cara pandang pendengar, dan perilaku pendengar.
4. Aspek-aspek Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan pengungkapan diri secara lisan yang terdiri dari unsur-unsur nonkebahasaan dan kebahasaan. Unsur-unsur
nonkebahasaan yang dapat menunjang keterampilan berbicara diungkapkan oleh Soenardi Djiwandono 1996: 68 yaitu sebagai berikut:
a. Keberanian, yaitu keberanian dalam mengemukakan pendapat, seperti anak
mampu menceritakan pengalaman yang dialami. Selain itu, keberanian untuk berpihak terhadap gagasan yang sudah diyakini keberaniannya.
b. Kelancaran, yaitu lancar dalam berbicara sangat ditunjang oleh penguasaan
materi atau bahan yang baik. Penguasaan kosakata akan membantu dalam penguasaan materi pembicaraan.
31 c.
Ekspresi atau gerak-gerik tubuh, sangat diperlukan dalam menunjang keefektifan berbicara. Arti pembicaraan tersebut dapat dipahami melalui
ekspresi tubuh yang ditunjukkan pembicara. Aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara diungkapkan oleh Hurlock
2000: 185-189 yaitu sebagai berikut: a.
Pengucapan Setiap anak berbeda-beda dalam ketepatan pengucapan dan logatnya.
Perbedaan ketepatan mengucapkan tergantung pada tingkat perkembangan mekanisme suara, serta bimbingan yang diterima dalam mengaitkan suara ke
dalam kata yang berarti. Perbedaan logat disebabkan karena meniru model yang pengucapannya berbeda dengan yang biasa digunakan anak.
b. Pengembangan Kosakata
Anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi dalam mengembangkan kosakata yang dimiliki. Anak-anak lebih dahulu mempelajari arti kata yang sangat
dibutuhkannya. Peningkatan jumlah kosakata tidak hanya karena mempelajari kata-kata baru, tetapi juga karena mempelajari arti baru bagi kata-kata lama.
Perbedaan individual dalam ukuran kosakata pada setiap tingkat usia antara lain disebabkan oleh perbedaan kecerdasan, pengaruh lingkungan, kesempatan belajar,
dan motivasi belajar. c.
Pembentukan Kalimat Pada mulanya anak menggunakan kalimat satu kata yakni kata benda atau
kata kerja. Kemudian kata tersebut digabungkan dengan isyarat untuk mengungkapkan suatu pikiran utuh yang dapat dipahami orang lain. Anak di
32 bawah usia delapan tahun mulai menggunakan kalimat lebih lengkap sejalan
dengan bertambah lengkapnya tata bahasa yang dimiliki. Pada setiap tingkatan usia, anak memperlihatkan perbedaan individual yang menonjol dalam
pembentukan kalimat baik mengenai panjang maupun mengenai polanya. Julia Maria van Tiel 2007: 172-173 menyatakan bahwa seorang anak
berbicara dengan bahasa yang baik dapat dilihat dari aspek-aspek berbicara sebagai berikut:
a. Aspek Fonologi
Anak dapat membedakan bunyi yang diucapkan oleh orang di sekitarnya. Anak juga dapat membentuk bunyi dengan cara, urutan, serta penempatan yang
benar dalam sebuah kata. b.
Aspek Gramatika Aspek ini dibagi menjadi aspek morfologi, yaitu anak mampu mengenal
kata kerja dan kata benda untuk membentuk kalimat aspek sintaksis. c.
Aspek Semantik Pada aspek ini anak mampu memahami apa yang diucapkan atau arti dari
sebuah kata. Misalnya arti kata “kursi”. Kursi artinya sebuah benda yang punya empat kaki yang ada senderannya dan kita bisa duduk di atasnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek yang dapat menunjang keterampilan berbicara terdiri dari aspek nonkebahasaan dan aspek
kebahasaan. Aspek nonkebahasaan meliputi keberanian, kelancaran, dan ekspresi atau gerak-gerik tubuh. Sedangkan aspek kebahasaan meliputi pengucapan,
33 pengembangan kosakata, dan pembentukan kalimat yang di dalamnya terdapat
aspek fonologi, gramatika, dan semantik.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara