Deskripsi Sebelum Tindakan Hasil Penelitan

69 Data tenaga pengajar di TK ABA VII Purwosari dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Data Tenaga Pengajar di TK ABA VII Purwosari No Nama TTL Jabatan Mulai Bekerja Pangkat Terakhir 1. Amin Wahyuti, S.Pd.SD Gunungkidul 03-06-1979 Kepala TK 19-07-2005 - 2. Siti Murwaningsih, M.Psi. Gunungkidul 03-04-1968 Guru 01-02-2000 Penata Muda Tkt.I IIIb 3. Sarjinem, A.Ma.Pd.SD Gunungkidul 14-03-1968 Guru 14-02-2000 - 4. Sinta Defi Ipmawati Gunungkidul 11-05-1987 Guru 01-01-2012 -

d. Deskripsi Subjek Penelitian

TK ABA VII Purwosari memiliki 22 siswa yang terdiri dari 12 anak usia 4- 5 tahun dan 10 anak usia 5-6 tahun yang berada dalam satu kelas dengan pembelajaran yang sama. Sementara itu, subjek pada penelitian ini adalah siswa TK ABA VII Purwosari yang berusia 5-6 tahun yang berjumlah 10 siswa, terdiri dari 3 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.

2. Deskripsi Sebelum Tindakan

a. Proses Pembelajaran

Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran di TK ABA VII Purwosari. Pengamatan dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2017. Pengamatan awal dilakukan sejak anak masuk kelas sekitar pukul 07.30 WIB. 70 Kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada saat pengamatan awal adalah sebagai berikut: 1 Kegiatan Awal Kegiatan awal berlangsung selama 30 menit pertama yaitu mulai pukul 07.30-08.00 WIB. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa, menyanyikan lagu-lagu, dan melakukan tepuk-tepuk penyemangat. Kemudian guru melakukan kegiatan apersepsi, yang diawali dengan tanya jawab antara guru dan anak mengenai macam-macam kendaraan yang diketahui anak. Pada saat awal pembelajaran berlangsung, satu guru menjadi guru utama dan dua guru lainnya menjadi guru pendamping. Selanjutnya anak-anak diajak ke luar kelas untuk mengamati sepeda dan sepeda motor yang ada di parkiran sekolah oleh salah satu guru pendamping. Kemudian guru tersebut menunjukkan satu per satu bagian sepeda dan sepeda motor kepada anak-anak. Setelah itu anak masuk kelas kembali. 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti berlangsung selema 60 menit dari pukul 08.00-09.00 WIB. Kegiatan inti dimulai ketika anak masuk kelas kembali setelah mengamati sepeda dan sepeda motor di luar kelas. Kegiatan pertama yang dilakukan anak-anak setelah masuk kelas adalah menyebutkan perbedaaan antara sepeda dan sepeda motor. Kemudian guru utama menulis bagian-bagian yang disebutkan anak pada papan tulis dengan sebuah tabel dua kolom berisikan bagian-bagian sepeda dan sepeda motor. Lalu anak diminta untuk menyalin tulisan guru yang ada di papan tulis pada buku tulis masing-masing. 71 Kegiatan kedua adalah memberi nama pada gambar kendaraan darat yang ada pada majalah anak. Kemudian kegiatan yang ketiga adalah mewarnai gambar sepeda. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kedua guru pendamping mendampingi anak dalam melaksanakan kegiatan sedangkan guru utama memberi penjelasan di depan kelas terkait kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah penjelasan yang dilakukan guru utama dirasa sudah dapat dipahami oleh anak, guru utama juga turut mendampingi anak serta memotivasi anak supaya dapat menyelesaikan tugasnya melalui tanya jawab langsung antara guru dan anak. Masing-masing kegiatan dilakukan secara bergilir oleh masing-masing kelompok. Kelompok Apel menulis perbedaan sepeda dan sepeda motor, Kelompok Nanas memberi nama kendaraan darat pada majalah, dan Kelompok Anggur mewarnai gambar sepeda. Ketika sudah selesai melakukan satu kegiatan, baru kelompok yang sudah selesai tersebut melakukan kegiatan selanjutnya. 3 Kegiatan Akhir Kegiatan pada akhir pembelajaran diisi dengan evaluasi, yaitu tanya jawab terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan pada hari itu. Kemudian setelah evaluasi selesai, kegiatan ditutup dengan membaca doa sebelum pulang dan menyanyikan lagu “Sayonara”.

b. Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Anak Sebelum Tindakan

Hasil observasi awal terhadap keterampilan berbicara anak yang diperoleh saat pengamatan pada kegiatan apersepsi dan evaluasi pembelajaran menunjukkan hasil sebagai berikut. 72 Tabel 4. Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Anak Sebelum Tindakan No Nama Anak Total Skor Persentase Kriteria 1 Lst 18 75 Cukup 2 Ypi 14 58,33 Cukup 3 Bgs 14 58,33 Cukup 4 And 18 75 Cukup 5 Rva 19 79,17 Baik 6 Rvi 19 79,17 Baik 7 Yni 10 20,83 Tidak Baik 8 Ain 12 50 Cukup 9 Vta 15 62,5 Cukup 10 Zhr 16 66,67 Cukup Berdasarkan Tabel 4 di atas diperoleh data bahwa keterampilan berbicara anak yang menunjukkan kriteria baik sebanyak dua anak ditunjukkan dari hasil persentase dua anak tersebut sudah mencapai 79,17. Pada saat observasi berlangsung, kedua anak telah memiliki keberanian yang baik ditunjukkan ketika keduanya sudah berani untuk mengungkapkan gagasan mereka ketika pembelajaran berlangsung. Sementara itu, kedua anak sudah mampu berbicara dengan pengucapan yang tepat dan jelas, kosakata yang banyak, dan berbicara dengan kalimat yang dapat dipahami. Hal tersebut ditunjukkan ketika salah satu anak mengatakan: “Bagian sepeda motor ada roda, knalpot, stang, jok” saat guru menanyakan apa saja bagian dari sepeda motor. Rvi 0, lampiran halaman 141 Kemudian anak yang masuk pada kriteria cukup sebanyak tujuh anak. Dari ketujuh anak tersebut sebanyak empat anak berani berbicara setelah ditanya langsung oleh guru, empat anak menjawab pertanyaan guru dengan lancar, dan tiga masih perlu waktu berpikir dalam menjawab pertanyaan guru. Kemudian enam anak berbicara dengan pengucapan kata yang tepat dan jelas dan satu anak 73 belum jelas dalam mengucapkan kata. Sementara itu, dua anak mampu berbicara dengan kalimat yang dapat dipahami, misalnya saat anak menjawab: “Ada roda, knalpot, stang, jok”. Vta 0, lampiran halaman 142 Lima anak berbicara dengan beberapa kata saja, contohnya saat anak menjawab: “Spion, knalpot, roda”. Zhr 0, lampiran halaman 142 Keterampilan berbicara anak yang masuk pada kriteria tidak baik sebanyak satu anak. Anak tersebut diam saja saat pembelajaran berlangsung tanpa menunjukkan keinginan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Anak hanya menjawab dengan satu kata dengan suara lirih saat ditanya langsung oleh guru. Anak hanya menjawab dengan satu kata berikut saat ditanya bagian-bagian motor: “Roda” Yni 0, lampiran halaman 141 Apabila dibuat persentase rekapitulasi keterampilan berbicara berdasarkan data di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Rekapitulasi Data Keterampilan Berbicara Anak Sebelum Tindakan No Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. aik 2 20 2. ukup 7 70 3. Kurang 4. Tidak Baik 1 10 Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat keterampilan berbicara anak sebelum tindakan yang memiliki kriteria cukup sebanyak dua anak dengan persentase 20. Sementara itu, anak yang memiliki kriteria cukup sebanyak tujuh anak dengan persentase 70 dan jumlah anak yang mempunyai kriteria tidak baik sebanyak satu anak dengan persentase 10. Selain itu tidak ada yang mencapai kriteria kurang sehingga persentase kriteria kurang sebesar 0. 74 Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru, kurangnya keterampilan berbicara yang dimiliki oleh anak disebabkan oleh beberapa hal. Guru belum memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk bercerita atau mengungkapkan pemikiran dan perasaannya ketika pembelajaran di dalam kelas. Hal itu ditunjukkan dari kurang meratanya kesempatan anak untuk berpartispasi aktif melalui interaksi lisan dengan guru yang disebabkan jumlah siswa yang terlalu banyak dalam kelas. Selain itu, metode pembelajaran yang dipilih guru juga berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak. Metode yang biasa dilaksanakan oleh guru TK ABA VII Purwosari saat pembelajaran di kelas adalah metode tanya jawab dan pemberian tugas. Metode tanya jawab dilakukan guru pada saat pembukaan dan apersepsi saja. Pada pembelajaran inti lebih dominan menggunakan metode pemberian tugas individual sehingga kurang adanya komunikasi lisan antara anak dan guru ataupun antaranak. Sementara pada akhir pembelajaran, recall atau evaluasi pembelajaran seringkali dilupakan karena kehabisan waktu akibat waktu istirahat yang terlalu lama. Metode pemberian tugas biasanya berupa lembar kerja anak LKA yang lebih menitikberatkan pada aspek perkembangan kognitif dan motorik berupa kegiatan menggunting, mencocok, menganyam, dan sebagainya. Setelah mendapat LKA, anak-anak cenderung diam dan fokus mengerjakan tugasnya masing-masing sehingga seringnya penggunaan metode ini kurang memberi kesempatan anak untuk menyampaikan suatu pendapat atau ide gagasan yang dimilikinya melalui interaksi berbicara dengan teman maupun guru. 75 Berdasarkan data di atas, peneliti bersama guru kelas menemukan beberapa permasalahan yang kemudian dijadikan oleh peneliti sebagai bahan refleksi untuk menentukan perencanaan dalam pembelajaran pada Siklus I. Beberapa permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut: a. Kurang meratanya kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif melalui interaksi lisan terhadap guru disebabkan jumlah siswa yang terlalu banyak. Apalagi metode tanya jawab sebagai salah satu metode yang dapat menstimulasi keterampilan berbicara anak hanya dilakukan pada saat awal pembelajaran saja. b. Penerapan metode pemberian tugas individual pada setiap kegiatan inti menyebabkan anak selalu fokus pada tugasnya masing-masing dan mengurangi interaksi lisan antaranak ataupun dengan guru. Hasil refleksi terhadap proses pembelajaran tersebut menjadi dasar bagi peneliti dan guru TK ABA VII Purwosari untuk bersama-sama merancang tindakan pada pembelajaran Siklus I. Kesepakatan yang dihasilkan antara peneliti dan guru yakni meningkatkan keterampilan berbicara anak melalui metode show and tell.

3. Tindakan Penelitian

Dokumen yang terkait

TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 5 6 TAHUN

32 1159 187

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ILMI INSANI MEDAN T.A 2015/2016.

0 5 23

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI TK ROLINA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 19

UPAYA TUTOR MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5-6 TAHUN DI TK HARAPAN BANGSA KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT.

0 1 30

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Melalui Media Gambar Pada Kelompok A Tk Aba Gondang Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 4 18

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DI TK KARTINI 2 Implementasi metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini TK Kartini 2 Kratonan Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 18

PENERAPAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA TK ABA JAGALAN Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Tk Aba Jagalan Kelompok B Tahun Pelajaran 2011/2012.

1 2 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP –CAKAP.

1 4 40

PENGARUH METODE SHOW AND TELL TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A TK ABA PANTISIWI SERUT BANTUL.

4 28 149

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5 – 6TAHUNDENGAN MEDIAPOSTER DI TK ABA WONOTINGALPONCOSARI SRANDAKAN BANTUL.

0 1 127