57
V dipilih menjadi subjek penelitian, di kelas V perlu dicari solusi dalam upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode diskusi tipe
buzz group.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Planning
Perencanaan pada siklus I peneliti berdiskusi dengan guru kelas V sebelum melaksanakan tindakan penelitian. Guru kelas dan peneliti
berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam diskusi tersebut peneliti dan guru mempersiapkan hal-hal apa saja yang akan
dipersiapkan saat melakukan tindakan penelitian. Guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan panduan perencanaan
pembelajaran yang telah dibuat. Adapun persiapan yang akan dilakukan antara lain:
1 Menyiapkan materi yang akan diajarkan.
2 Mengatur posisi siswa saat diskusi tipe buzz group dilaksanakan.
3 Membuat RPP dan instrumen penelitian. RPP yang dibuat akan
dikonsultasikan kepada guru dan pihak sekolah yang berwenang. b.
Pelaksanaan Tindakan Acting Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dua kali pertemuan
dengan waktu 2 jam pelajaran. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 16 April 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
dimulai pada pukul 07.00-08.10. Sementara pada pertemuan kedua
58
dilaksanakan pada hari Selasa 21 Juni 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dimulai pada pukul 07.35-08.45. Pelaksanaan penelitian ini
adalah guru sedangkan peneliti sebagai observer. 1
Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Kamis, 16 Juni 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dimulai pada pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang dibahas pada
pertemuan pertama adalah tentang keputusan bersama. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama dapat dideskripsikan sebagai
berikut: a
Kegiatan awal Pada kegiatan awal sebelum guru membuka pelajaran, guru
memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak semua siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinannya
masing-masing serta memeriksa kehadiran siswa. Pada langkah selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada
siswa, anak-anak masih ingatkah kalian waktu awal masuk kelas V ? Nah, menurut kalian itu merupakan bentuk apa?. Selanjutnya
guru menghubungkan apersepsi dengan tujuan pembelajaran. setelah itu guru mejelaskan materi, melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai bentuk-bentuk keputusan bersama, guru menanyakan kepada siswa, anak-anak sebelum melaksanakan
keputusan bersama yang dilakuan adalah musyawarah. Kemudian
59
siswa bersama guru juga melakukan tanya jawab mengenai perbedaan musyawarah mufakat dan voting.
b Kegiatan inti
Guru membagi siswa ke dalam kelompok buzz group berdasarkan yang telah disepakati dan dirancang oleh guru kelas
dan peneliti dalam melaksanakan diskusi kelompok. Saat membagi kelompok belum sepenuhnya sesuai dengan langkah-
langkah pelaksanaan diskusi, sehingga siswa masih terlihat kebingungan saat bergabung pada teman kelompoknya. Hal ini
dikarenakan guru tidak mengarahkan siswa saat membentuk kelompok. Pembagian kelompok ditentukan sesuai dengan tingkat
kemampuan akademik siswa. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kemudian siswa dan teman kelompoknya yang
sudah ditentukan bergabung dengan teman kelompoknya, setiap kelompok
duduk secara
berhadapan. Selanjutnya
guru menyampaikan aturan diskusi yang akan dipatuhi setiap anggota
kelompok. Setiap kelompok memilih satu perwakilan sebagai ketua kelompok yang akan mewakili kelompok dalam mempersentasikan
hasil diskusi dan satu sekretaris kelompok yang akan mencatat hasil diskusi.
Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Selanjutnya setiap kelompok berdiskusi secara musyawarah
dengan bacaan yang membahas mengenai acara lomba pada LKS.
60
Beberapa siswa anggota kelompok kebingungan saat berdiskusi, dikarenakan guru tidak memantau jalannya diskusi, guru terkadang
keluar kelas sehingga anggota kelompok bertanya pada kelompok lain, namun beberapa kelompok juga kurang paham sehingga
beberapa anggota kelompok kebingungan. Setelah waktu berdiskusi habis guru meminta setiap masing-masing perwakilan
kelompok yaitu ketua kelompok membacakan hasil disksusinya dihadapan kelompok lain dan kelompok lainnya menyimak
kelompok penyaji. Saat penyaji selesai membacakan hasil diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok
lainnya untuk bertanya dan menanggapi hasil diskusi yang disampaikan oleh kelompok penyaji. Sementara sekretaris
kelompok penyaji mencatat setiap pertanyaan dan sanggahan dari kelompok penanya. Kemudian kelompok penyaji menjawab
pertanyaan dari kelompok penanya dan membuat kesimpulan. Setelah kelompok penyaji selesai, maka persentasi selanjutnya
disampaikan oleh kelompok selanjutnya. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pokok permasalahan yang telah dibahas.
c Kegiatan akhir
Guru memberikan PR sebagai tindak lanjut untuk peningkatan pemahaman siswa. Kemudian menutup pelajaran
dengan mengucap salam. 2.
Pertemuan Kedua
61
Pertemuan kedua dilaksakan pada hari Selasa, 21 Juni 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dimulai pada pukul 07.35-08.45
WIB. Pokok pembahasan pada pertemuan kedua berdasarkan RPP sebelumnya yang telah dibuat yaitu tentang hambatan dan akibat dalam
mematuhi keputusan bersama. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a Kegiatan awal
Guru mengucap salam dan mengajak siswa berdoa serta memeriksa kehadiran siswa. Kemudian melakukan apersepsi
dengan bertanya, siapa yang hafal sila keempat dalam Pancasila?. Beberapa siswa mengatakan, saya Bu. Kemudian guru menunjuk
siswa yang angkat tangan untuk membacakan sila keempat Pancasila. Sebelum menyampaikan tujuan pembelajaran, guru
mencoba mengulas kembali materi sebelumnya dengan melakukan tanya jawab. Selanjutnya guru menghubungkan apersepsi dengan
tujuan pembelajaran dan menjelaskan pokok pembahasan mengenai hambatan dan akibat tidak mematuhi keputusan bersama
serta menjelaskan makna dari sila keempat pancasila. b
Kegiatan inti Siswa dibagi kedalam kelompok buzz group dengan
bimbingan guru. Kelompok diskusi sesuai dengan kelompok sebelumnya. Setiap kelompok duduk secara berhadapan. Guru
meminta perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil
62
LKS, masing-masing kelompok yang sudah mendapatkan LKS berdiskusi dengan membaca permasalahan yang terdapat pada LKS
dengan mengamalkan sila Pancasila yang keempat. Guru melakukan tanya jawab hal-hal yang kurang dipahami masing-
masing kelompok. Kemudian guru meminta kepada setiap perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya mengenai
pokok permasalahan yang telah didiskusikan bersama teman kelompoknya. Kelompok penyaji yang selesai membacakan hasil
diskusinya, memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk memberikan pertanyaan mengenai hal-hal yang kurang
dipahami. Selanjutnya kelompok penyaji menjawab pertanyaan dari kelompok penanya serta menyimpulkan hasil diskusinya.
Pembacaan hasil diskusi dilanjutkan oleh kelompok selanjutnya sampai semua kelompok selesai membacakan hasil diskusi. Siswa
dan guru menyimpulkan pokok permasalahan yang telah didiskusikan dan mengaitkan pokok permasalahan diskusi dengan
pembahasan sebelumnya mengenai musyawarah dengan kaitannya pada sila keempat pancasila dan pelaksanaan hasil keputusan
bersama. c
Kegiatan akhir Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri yang telah
dipersiapkan oleh peneliti dan guru. Kemudian pada kegiatan selanjutnya guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
63
Dari hasil evaluasi yang dikerjakan oleh siswa pada siklus I dapat dirincikan pada tabel 4 berikut:
Tabel 8. Data Hasil Belajar Siklus I Jumlah Siswa
Persentase Rata-
rata Kelas
Nilai T
BT T
BT Tertinggi
Terendah 11
10 52
48 73,09
90 55
Keterangan: T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4, dapat dijabarkan sebagai berikut, dari 21 siswa, sebanyak 11 siswa atau 52 telah memenuhi KKM sementara
siswa lainnya sebanyak 10 siswa atau 48 belum memenuhi KKM. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai 55 adalah nilai terendah
yang diperoleh siswa, sedangkan nilai tertinggi adalah 90. Dari jumlah keseluruhan nilai, maka nilai rata-rata yang diperoleh adalah 73,09.
Dari data tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Dari hasil nilai
yang diperoleh siswa akan dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan siklus II karena indikator keberhasilan belum mencapai
kriteria keberhasilan. Pada pelaksanaan siklus II akan dilaksanakan secara matang untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn di kelas V. Berikut adalah diagram perbandingan ketuntasan antara pra tindakan
dan tindakan pada siklus I dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:
64
Gambar 4. Diagram Batang Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan dan Siklus I
c. Observasi Observing
Kegiatan observasi pada siklus I dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Observasi guru dilakukan pada saat
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi tipe buzz group. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran pada mata pelajaran PKn. Penggunaan metode diskusi tipe buzz group diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Akan tetapi penggunaan metode diskusi tipe buzz group pada siklus pertama belum meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Pada proses pembelajaran saat melaksanakan metode diskusi tipe buzz group, guru membagi kelompok sesuai yang telah dirancang
guru kelas dan peneliti hanya dengan membacakan nama siswa tanpa mengarah siswa ke dalam kelompok. Guru memberikan Lembar kerja
yang akan didiskusikan siswa secara berkelompok. Saat kelompok dibagi beberapa kelompok ada yang semangat karena dikelompoknya
65
terdapat teman yang memilik kemampuan akademik yang tinggi, sehingga hal tersebut sebagian kelompok juga mendukung keaktifan
siswa saat berdiskusi. Namun kegiatan pembelajaran serta pelaksanaan diskusi kelompok belum sepenuhnya dipantau oleh guru, guru belum
sepenuhnya berkeliling untuk memantau jalannya diskusi dan melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui setiap
kelompok. Guru terkadang keluar masuk kelas sehingga hal ini membuat suasana kelas menjadi gaduh dan tidak terkontrol. Siswa juga
sering bertanya pada teman kelompok lain dan peneliti hal-hal yang kurang dipahami. Tanya jawab yang dilakukan guru kepada kelompok
hanya sebatas meja guru dan siswa saja, tanpa mendekati kelompok, guru hanya melakukan tanya jawab di tempat duduknya saja, tentu hal
ini membuat siswa kebingungan karena guru tidak langsung melihat hasil diskusi masing-masing kelompok.
Pengkondisian siswa yang dilakukan guru saat siswa dibagi ke dalam kelompok buzz group belum sepenuhnya sesuai dengan
langkah-langkah pelaksanaan diskusi. Hal ini terlihat pada saat guru membagi siswa ke dalam kelompok buzz group, guru hanya membaca
nama setiap anggota kelompok, tanpa mengarahkan siswa ke dalam kelompok saat melaksanakan diskusi, aktifitas guru saat memantau
dan mendekati kelompok masih terlihat kurang. Kemudian terlihat juga saat guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil
diskusi, guru langsung meminta kelompok penyaji untuk membacakan
66
hasil diskusinya. Sementara kelompok lainnya masih terlihat bercerita bersama teman kelompoknya, tentu hal ini membuat keseriusan
kelompok lain terganggu. Namun guru hanya menegur siswa dari tempat duduk guru saja, tanpa mendekati kelompok yang tidak
memperhatikan kelompok penyaji. Sehingga beberapa menit kemudian siswa kembali bercerita pada teman kelompoknya dan kelompok lain
sehingga suasana diskusi mulai tidak efektif karena banyaknya yang bersuara yang memacu keributan kelas. Adapun beberapa siswa yang
bertanya, namun pertanyaannya tidak sesuai dengan hasil diskusi penyaji.
Aktifitas siswa saat melaksanakan diskusi kelompok belum terlihat adanya keseriusan. Peneliti melihat beberapa siswa masih ada
yang mengganggu temannya, bercerita pada anggota kelompoknya yang tidak berkaitan dengan tugas kelompok, bergabung pada teman
kelompok lain sehingga kelompok lain terganggu, serta ada juga siswa yang duduk dibelakang dan tidak mau bergabung pada teman
kelompoknya. Hal tersebut dikarenakan ketidakcocokkan anggota kelompok yang sudah ditentukan peneliti dan guru. Pantauan guru
yang kurang tentu hal ini akan membuat siswa kurang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok, sehingga hal-hal yang akan
dikerjakan teman kelompok tidak akan dipahami, sehingga terlihat yang aktif hanya siswa yang memiliki kemampuan akademik yang
tinggi saja.
67
Pada kegiatan selanjutnya guru me-review kembali jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari siswa dengan tujuan perbaikan
selanjutnya. Saat guru meminta pendapat masing-masing siswa, yang bertanya hanya beberapa orang. Sementara siswa lainnya hanya
berdiam terlihat malu-malu daan belum memiliki keberanian. d.
Refleksi Refleksi pada siklus I dilakukan untuk membahas mengenai
hambatan yang terjadi pada siklus I. Melalui refleksi dari siklus I peneliti dan guru berkolaborasi, dari hasil refleksi dieproleh hasil
sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Refleksi Siklus I
No Hambatan
Perbaikan
1 Beberapa siswa masih belum
aktif dalam bekerja kelompok. Guru memberikan pengertia
kepada siswa bahwa diskusi dapat melatih kerjasama yang
baik, memecahkan masalah secara
bersama dan
menghargai pendapat teman 2
Pengkondisian siswa
saat diskusi
belum sepenuhnya
sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan diskusi.
Guru mengarhakan
dan membimbing
siswa saat
berkelompok
3 Guru masih kurang optimal
dalam membimbing jalannya diskusi.
Guru membimbing
dan berkeliling saat diskusi untuk
melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami
setiap kelompok
4 Guru terkadang keluar kelas
saat proses diskusi, hal ini menyebabkan siswa bertanya
pada teman kelompoknya dan peneliti.
Guru memantau
dan mengawasi jalannya diskusi
selama proses diskusi
5 Keaktifan siswa masih kurang
saat diskusi, siswa masih kurang berani serta masih
malu saat bertanya sehingga Di siklus II guru meminta
kepada setiap kelompok untuk menyampaikan pertanyaan atau
pendapat yang diwakili oleh
68
terlihat siswa lebih banyak yang diam dari pada bertanya
atau pun kurang aktif. dua anggota kelompok
6 Guru belum memanfaatkan
waktu diskusi
secara maksimal,
sehingga proses
diskusi memakan
waktu banyak.
Guru memberikan waktu 5 menit untuk membcakan hasil
diskusi
Pada siklus I terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut dapat diketahui adanya
peningkatan pencapaian KKM. Akan tetapi hasil belajar yang diperoleh belum optimal, hal ini dikarenakan sebagian siswa belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan. Partisisipasi siswa dalam diskusi kelompok buzz group terlihat masih kurang, baik dari segi
bertanya maupun memberi tanggapan. sebagian anggota kelompok masih terlihat malu dan kurang berani dalam menyampaikan
pendapatnya ataupun pertanyaan. Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka perlu diadakan
tindakan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II