Pengertian Metode Diskusi Kajian Tentang Metode Diskusi

15

4. Standar Isi Mata Pelajaran PKn

Standar isi memuat dua hal pokok. Pertama, komponen kompetensi, berupa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik. Kedua, materi pelajaran yang harus diajarkan untuk mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan. Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang diajarkan di kelas V pada semester 2 adalah: Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 4. Menghargai keputusan Bersama 4.2 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama Berdasarkan tabel di atas, Satandar Kompetensi SK yang digunakan yaitu menghargai keputusan bersama. Kompetensi Dasar KD yang digunakan mematuhi keputusan bersama.

B. Kajian Tentang Metode Diskusi

1. Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan sebuah strategi yang dilakukan guru dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode diskusi, setiap siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian akan berdiskusi secara bersama dalam suatu kelompok dalam menyelesaikan sautu topik. Dalam metode diskusi ini siswa akan terlatih dalam menyelesaikan permasalahan dan memberikan kesimpulan. 16 Menurut Abdul Majid 2014: 157 mengatakan bahwa diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan Killen 1998. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Suryosubroto 2002: 179 mengatakan bahwa metode diskusi suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa kelompok-kelompok siswa untu mengadakan perbincangan ilmiah duna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusun sebagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Forum diskusi dapat di ikuti oleh semua siswa di dalam kelas dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang perlu mendapatkan perhatian ialah hendaknya para siswa dapat berpartisipasi secara aktif di dalam forum diskusi. Pendapat lain disampaikan oleh Sugihartono, dkk 2013: 83 menjelaskan bahwa metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta memecahkan masalah secara kelompok. Metode ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapat secara konstruktif serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran pada pendapat orang lain. 17 Mulyani Sumantri dan Johar Permana 1999: 144-145, juga mengatakan bahwa metode diskusi dia rtikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibataktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik dan atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi. Dari beberapa definisi tentang metode diskusi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang dimana siswa akan diberikan sebuah masalah yang akan diselesaikan secara berkelompok. Dari metode ini tentunya semua siswa akan dilibatkan dalam memecahkan sebuah masalah bersama. Sehingga dalam penyelesaian sebuah masalah dapat dikerjakan secara bersama. Prima Sinta Utamai dan Abdul Gafur 2015: 19 berpendapat bahwa metode diskusi secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berfikir, keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakan keterlibatan siswa dalam pelajaran. Banyak sekali model diskusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun beberapa jenis-jenis diskusi yang dikemukakan oleh J.J Hasibuan dan Moedjiono 2012: 20-22, sebagai berikut: a Whole Group Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang. 18 b Buzz group Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri dari atas 4-5 orang. Tempat diatur agar siswa dpat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. c Panel Satu kelompok kecil, biasanya 3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipinppin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dan dapat juga secara tidak langsung misalnya panel di televisi. Pada suatu panel yang murni, audience tidak ikut serta dalam diskusi. d Syndicate group Suatu kelompok kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kapada kelas; ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok syndicate diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Gru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain. e Brain Storming group Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang 19 diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar. f Simposium Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan dimuka peserta simposium secara singkat 5-20 menit. Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium. g Informal debate Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual. h Colloquium Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa atau mahasiswa menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama. i Fish bowl 20 Beberapa orang peserta dipinpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur meruapak setengah lingkarang dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk fish bowl.

2. Keuntungan dan Kelemahan Metode Diskusi

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Peningkatan Kreativitas Belajar Ipa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Pada Siswa Kelas V Sdn 01 Paseban Jumapolo Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 6

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN Penerapan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Pada Materi Virus Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Keaktifan Siswa Kelas X B MA Bustanul Ulum Pagerharjo Ke

0 3 16

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN Penerapan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Pada Materi Virus Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Keaktifan Siswa Kelas X B MA Bustanul Ulum Pagerharjo Ke

0 1 13

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Penerapan Metode Teams Games Tournament Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 0

0 1 13

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Melalui Penerapan Metode Simulasi Pada Siswa Kelas V Semester I SD Negeri Plosomalan

0 0 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Melalui Penerapan Metode Simulasi Pada Siswa Kelas V Semester I SD Negeri Plosomalan

0 0 15

PENINGKATAN TANGGUNGJAWAB BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Tanggungjawab Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V Semester I Sd Negeri I Gosono Kecamatan Wonose

0 0 15

PENINGKATAN TANGGUNGJAWAB BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI I Peningkatan Tanggungjawab Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V Sem

0 1 16

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MATERI Penggunaan Media Audio Dan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar PKN Materi Proklamasi Kemerdekaan Dan Konstitusi Per

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dan Keaktifan Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Pada Materi Pokok Zat Adiktif Dan

0 0 14