27 bagi lansia untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapinya,
sehingga lansia dapat menikmati masa tua yang menyenangkan tanpa memikirkan beban permasalahan yang dialaminya.
d. Kebutuhan Lanjut Usia
Secara umum, Maslow dalam Rita Eka Izzati dkk, 2013:32 menyusun kebutuhan manusia menjadi lima kategori: kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keamanan, kebutuhan akan cinta dan kepemilikan belongingness, kebutuhan
penghargaan dan aktualisasi diri.
Gambar 2. Hierarki Kebutuhan Maslow Menurut pendapat Maslow dalam Rita Eka Izzati dkk, 2013:32, urusan
pertama individu sebagai manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup: makanan, air, perlindungan dari bahaya. Hanya jika kebutuhan
tersebut terpenuhi maka individu bisa mengarahkan energinya pada kebutuhan manusia yang lebih eksklusif, yaitu cinta, kasih sayang, dukungan, dan rasa
memiliki. Pemuasan dari kebutuhan tersebut memungkinkan individu menaruh minat pada penghargaan diri, seperti perlu memperoleh pengakuan, persetujuan,
dan kompetensi. Pada akhirnya, jika individu bisa tumbuh dengan cukup makanan, rasa aman, kasih sayang dan dihargai, individu lebih mungkin menjadi
28 orang yang mengaktualisasikan diri yang telah memenuhi potensi individu.
Menurut pendapat Maslow tersebut, aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi yang merupakan puncak dari hidup.
Dengan menurunnya berbagai kondisi fisik, sehingga sebagai manusia, seorang lansia mempunyai kebutuhan yang khas dan tentunya berbeda dari
manusia bukan lansia. Menurut Depsos RI yang termuat dalam Standar Pelayanan Sosial Lanjut Usia Luar Panti 2009: 9-10, kebutuhan lansia
meliputi: 1
Kebutuhan fisik, meliputi rumahtempat tinggal, kesehatan dan makanan, pakaian,alat-alat bantu, dan pemakaman.
2 Kebutuhan psikis dan kejiwaan, hal ini berkaitan dengan masalah-masalah
emosional, di antaranya meliputi kebutuhan rasa aman dan damai, kebutuhan berinteraksi dan mendapat dukungan dari orang lain, berprestasi
dan berekspresi, serta memperoleh penerimaan dan pengakuan. 3
Kebutuhan mental dan spiritual, berkaitan dengan aspek keagamaan dan kepercayaan dalam kehidupan termasuk persiapan menghadapi kematian.
4 Kebutuhan ekonomi, terutama dialami oleh lansia yang tidak mampu baik
potensial maupun lansia tidak potensial, sehingga perlu dibantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, melalui 1 pelatihan keterampilan, 2
menyediakan pekerjaan penuh atau paruh waktu, 3 memberikan bantuan keuanganmodal usaha, 4 memberikan jaminan sosial.
29 5
Kebutuhan bantuan hukum, khususnya bagi lansia yang berhadapan dengan hukum, misalnya bagi lansia korban pemerasan, penipuan,
penganiayaan, dan tindak kekerasan. Lansia memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi agar dapat hidup
layak, aman, tenteram, dan sejahtera. Kebutuhan orang lanjut usia menurut Argyo Demartoto 2007: 33 dapat dibagi menjadi 4 bagian, yakni:
1 Standar kehidupan dan tempat tinggal yang layak.
2 Hubungan sosial dan kegiatan di setiap waktu untuk mengatasi
kesunyian. 3
Pemeliharaan kesehatan. 4
Pencegahan terhadap kerusakan yang menimpa Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia dalam buku Pendampingan
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Berbasis Masyarakat 2009: 9-26 paling tidak ada empat aspek kebutuhan yang saling terkait tentang lanjut usia, yaitu antara lain:
1 Aspek fisik, meliputi:
a Terjaminnya pelayanan kesehatan dengan berobat secara murah.
b Terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
c Terjaminnya rasa aman, tenteram, dan damai.
2 Aspek psikologis, meliputi
a Terpenuhinya rasa kasih sayang.
b Adanya penghargaan sebagai warga negara senior pini sepuh.
c Dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
d Akses terhadap lembaga pelayanan.
3 Aspek mental-spiritual, meliputi:
30 a
Kondisi mental spiritual yang sehat, yaitu kondisi mental spiritual yang terbebas dari
spiritual illness seperti batin yang mudah goyah dan mengalami krisis ketika mengahadapi hari tua yang serba berbeda
dengan masa-masa sebelumnya. b
Kondisi mental spiritual yang penuh kedamaian, adalah benar-benar merasakan dan mengalami keamanan dalam jiwanya tidak merasa
takut menghadapi hari tuanya dan kondisi yang menyertainya, yakin bahwa Tuhan selalu menolongnya.
c Kondisi mental spiritual yang diliputi kebahagiaan, adalah kondisi batin
atau spiritual yang merasa puas dalam hidup, merasakan hidup menjadi lebih bermakna, dan meraih kebahagiaan sejati.
d Kondisi mental spiritual yang semakin mencapai kearifan, adalah pada
usianya yang semakin tua, lanjut usia semakin mempunyai sikap jujur, adil, toleransi, terbuka, mengayomi, sabar, dan penuh pengertian
terhadap sesamanya. 4
Aspek sosial-budaya, meliputi: a
Lanjut usia perlu mendapat penerimaan dan didengar aspirasinya oleh masyarakat dan lingkungan sosialnya.
b Lanjut usia hendaknya dihormati secara proporsional dan ditempatkan
bukan sebagai anggota masyarakatobyek yang tidak berdaya dan perlu dikasihani.
c Tidak memposisikan lanjut usia sebagai pihak luar dalam sistem
keluarga inti.
31 d
Lanjut usia dianggap sebagai aset berharga dalam keluarga dan bukan beban keluarga yang tersisih dan terisolir dalam pergaulan sosial di
masyarakat. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
lansia terdiri dari berbagai aspek, yaitu aspek fisik, psikis, mentalspiritual, sosialbudaya, dan ekonomi. Apabila kebutuhan lansia tidak dapat terpenuhi
dapat menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks bagi lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai pelayanan sosial untuk membantu lansia dalam
memenuhi kebutuhannya, baik dalam bentuk pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikisnya, pelayanan sosial untuk memenuhi
kebutuhan sosial budayanya, pelayanan ekonomi, serta pelayanan spiritual untuk kebutuhan mental spiritualnya.
2. Kajian tentang Pelayanan Sosial bagi Lanjut Usia