Alasan Masyarakat Dusun Bulak Bentuk Partisipasi Masyarakat

218 Lampiran 8. Tabel Triangulasi Sumber TABEL TRIANGULASI SUMBER

1. Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Sosial bagi Lanjut Usia di Dusun Bulak

a. Alasan Masyarakat Dusun Bulak

No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL “Ingin meningkatkan taraf hidup lansia, meningkatkan kesejahteraan lansia. Karena mungkin secara dinalar, diemat- ematke kok koyo kemproh, kumuh, raono sing nggatekke, kan njuk tergugah to mbak. Ternyata setelah kita bina, welcome kok.” Ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan lansia. 2 Bapak “Sy” Tokoh Masyarakat “Kami ingin sekali memberikan kesehatan kepada warga kami, khususnya lansia. Setiap orang itu pasti akan mati, tapi setidaknya masa tuanya kan sehat.” Memberikan pelayanan agar lansia sehat di masa tuanya. 3 B apak “Md” Tokoh Masyarakat “Dalam musyawarah usul lansia tetap kami dengar, karena semua itu haknya sama saja lansia atau bukan.” Masyarakat menyadari persamaan hak lansia dan masyarakat bukan lansia. 4 Ibu “Sm” Masyarakat “Karna mengingat kondisi ekonomi mereka, lansia merasa jenuh apabila tidak bekerja sehingga mereka dikasih pekerjaan yang Ingin membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan ekonomi 219 ringan-ringan saja, untuk memberikan tambahan pekerjaan yang bermanfaat untuk lansia, apalagi dalam pembuatan bahan dasar yang bisa hanya orang tua, yang muda jaman sekarang agak sulit untuk mencari orang yang berkemauan dalam pembuatan bahan dasar kerajinan tersebut. ” sehari-harinya dan membantu lansia dalam mengisi waktu luangnya. Kesimpulan: Alasan masyarakat berpartisipasi dalam pelayanan sosial bagi lansia di Dusun Bulak antara lain karena: 1 ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan lansia, 2 ingin memberikan pelayanan bagi lansia agar sehat di masa tuanya, 3 masyarakat menyadari adanya persamaan hak antara lansia dan masyarakat bukan lansia, 4 ingin membantu lansia memenuhi kebutuhan ekonomi sehari- harinya, 5 membantu lansia mengisi waktu luangnya

b. Bentuk Partisipasi Masyarakat

1 Partisipasi Fisik a Partisipasi dalam bentuk pendanaanfinansial No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL “jadi, saya tu nek untuk nggon masalah dana, kalau mau mengajukan-mengajukan itu saya tep pakai uang pribadi, karna kita kan nggak ada anggaran dana untuk itu. Pendanaan kegiatan yang selama ini berjalan, ya dari kita untuk kita, dadi yo swadaya Memberikan sumbangan dana untuk biaya akomodasi paengajuan bantuan sosial. 220 mbak ” 2 Ibu “Ct” Masyarakat “Saya kan nggak pernah narik uang dari lansia, kader ada yang manggil saya, lansia disuruh urunan seribu buat PMT, wah saya mending nggak usah suruh urunan ndak wargaku malah bubar. Pokoknya saya nggak mau lansia kon urunan itu saya nggak mau, yaudah itu saya saja, gimana caranya nanti saya cari. Saya itu kalau yang datang banyak wae udah seneng banget. Memberikan sumbangan dana untuk pengadaan PMT Posyandu Lansia. 3 Ibu “Ph” Keluarga Lansia “Mbah putri nek bobok kalih mbah kakung, ambene teng mriko, kamare dewe sampunan. Sing mriki lare-lare, nek awur bocah- bocah sok kemruwek. Sholate mbah putri teng nggriya, mbah kakung sing teng masjid. Le sholat teng masjid mbah putri namung traweh pas ramadhan.” Menyediakan fasilitas tempat tidur dan tempat ibadah bagi lansia. 4 Ibu “Py” Lansia “kulo mboten tau tuku sandangan, ning sandangan kulo akeh. Ditukokke anak- anak kui. Nek ba‟da niku lak do ditumbas- tumbaske. Kulo tasih ndue klambi akeh, anak kulo sing ragil seh nukokke jarik, klambi, kudung. Bumbu-bumbu barang yo njaluk gon anake niku. Kebutuhan liyane yo do ditukok-tukokke. Le blonjo diteri anak-anak niku, sakniki kulo mpun mboten tau teng pasar. Bumbu, lombok, kambil yo njaluk nggon anak niku. ” Membantu lansia memenuhi kebutuhan pakaian dan makan sehari-hari. Kesimpulan: Partisipasi dalam bentuk pendanaan atau finansial seperti pemberian sumbangan dana untuk biaya akomodasi pengajuan bantuan 221 sosial, pengadaan PMT Posyandu Lansia, pemberian fasilitas kamar tidur dan tempat ibadah, serta pemenuhan kebutuhan pakaian dan makan sehari-hari. b Partisipasi dalam bentuk tenaga No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL “Karna saya masih awam, waktu itu saya telpon BKKBN, ini gimana ya saya mau membentuk organisasi di bawah naungan BKL. Nah saya kan konsultasi dulu sama yang tahu kan, saya menghadap ke BKKBN, saya konsultasi sama PLKB yang di Wates. Yaudah saya besok terjun ke lapangan, dibina sekalian. Ini lho yang namanya kita mengadakan Bina Keluarga Lansia itu acaranya seperti ini. ” membentuk organisasi Bina Keluarga Lansia BKL Tunas Mekar dengan berkonsultasi kepada pihak-pihak terkait terlebih dahulu, hingga memperoleh pembinaan untuk melaksanakan kegiatan BKL. 2 Bapak “Sy” Tokoh Masyarakat “untuk BPJS, saya yang mengajukan. Tapi nanti di pusat, datanya masih disaring lagi, di- survey. Saya mendata, siapa-siapa yang masuk dalam album kemiskinan. Nanti kan kalau pas yandu, kartunya dibawa, yang nggak punya ya bawa KTP. Kalau dulu tu adanya jamkesmas, jamkesda. ” Melakukan pendataan dan pengajuan bantuan sosial bagi lansia di Dusun Bulak 3 Ibu “Ct” Masyarakat “kemarin ada simbah yang operasi kecil karna kakinya kena kayu, pas yandu dirujuk untuk ke puskesmas. Terus pagi-pagi Remaja mengantarkan lansia berobat ketika sakit. 222 datang kesini, bareng anakku terus dianter 2-3 kali sama kontrolnya, pulange bareng Bapak. Karena simbah itu nggak punya anak. ” 4 Ibu “Ph” Keluarga Lansia “wonten PMT niku saking Dinsos, mangkeh kan Bu Ketua majeng mriko, teng proposale didata lansiane pinten, mangkeh njuk per bulan mandape. Wonten gula, teh, biskuit, susu, kacang ijo, telur. Ono danane pinten, njuk dibagi damel lansia sing aktif, sok mangkat yandu. Mangkeh kan wonten pendamping sing koyo kulo sing baku ndampingi lansia pas yandu, kulo piket. Nek sing jatah mbagi gizi mboten wonten, kulo yo dipanggil mriko, mbantu mbagi ngoten. ” Berpartisipasi dalam membagikan PMT bagi lansia saat kegiatan home care service dari Dinsos. 5 Bapak “Wd” Lansia “kulo wingi niki lebar operasi mripat katarak teng Wates njuk didugekke putu kulo, sing ndaftarke yo putu kulo .” Remaja mengantarkan lansia berobat ketika sakit. Kesimpulan: Partisipasi dalam bentuk tenaga seperti masyarakat membentuk kelompok BKL, mengajukan bantuan sosial bagi lansia, berpartisipasi membagikan PMT bagi lansia saat kunjungan home care service, dan mengantarkan lansia berobat ketika sakit. 223 c Partisipasi melalui keterampilankeahlian No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL Jadi, kita punya wadah konseling. Konselingnya saya tangani sendiri, karna emang untuk sementara ini yang bisa nangani konseling dari kelompok kita baru saya thok. Ada Home Care program dari Dinsos, kita melanjutkan. Kan saya pernah dikursus mendeteksi kesehatan untuk lansia. Pemberian layanan konseling oleh masyarakat yang memiliki keahlian sebagai konselor. 2 Bapak “Sy” Tokoh Masyarakat “nanti kalau pas kumpul yandu itu, saya nyambut sebentar, ngenei wawasan, ngenei gambaran, „nek wong prisan ki tujuane ngene mbah‟.” Sosialisasi atau pemberian wawasan bagi lansia. 3 Ibu “Sm” Masyarakat “para karyawan yang khususnya lansia dalam tahap pembuatan produk awal mulanya diajari terlebih dahulu sehingga mereka mengerti cara pembuatannya. Awal mula mengajari itu agak sulit karena mereka belum mengerti dan masih awam dengan produk tersebut. Dalam pembuatan produk lansia yang mengalami kesulitan dalam pembuatan produk hanya diberikan bagian tugas yang mudah saja seperti menyatukan serat daun gebang sehingga menjadi panjang dan gulungan yang besar, membuat bahan dasar kerajinan.” Melatih membuat kerajinan tas agel dalam kegiatan ekonomi. 224 Kesimpulan: Partisipasi masyarakat melalui keterampilankeahlian meliputi pemberian layanan konseling oleh masyarakat yang memiliki keahlian sebagai konselor, sosialisasi atau pemberian wawasan bagi lansia, dan melatih membuat kerajinan tas agel bagi lansia. 2 Partisipasi Nonfisik a Partisipasi dalam bentuk pemikiran No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL “setiap kita mau ada yang namanya lomba lansia, simulasi kita lagek grubyuk grubyuk grubyuk nglumpukke Ibu-ibu. Setelah itu tak pikir-pikir ngopo yo kok saya nggak sekaligus aja tak terjun ke situ, tak bina sekalian, saya membentuk organisasi Bina Keluarga Lansia sekalian. Lha suatu saat pas pertemuan balita, saya ngobrol-ngobrol sama kader posyandu balita yang 5 itu, „eh piye yo nek awak dewe nganakke suatu perkumpulan yang isinya itu keluarga yang punya lansia?‟. Terus mereka, „oh iya bu, saya setuju setuju setuju‟.” Memberikan gagasan untuk membentuk kelompok BKL Tunas Mekar di Dusun Bulak. 2 Bapak “Md” Masyarakat “Dulu pernah saya usulkan kepada pemerintah, kalau yang muda-muda kan balitanya dikasih gizi, orang tuanya dulu pernah saya usulkan untuk dapat bantuan juga pas Muspembangdes, Memberikan usulan pengadaan bantuan PMT lansia di Mupembangdes Desa Tuksono. 225 usulannya diterima, tapi kan mempertimbangkan dari APBD juga.” Kesimpulan: Partisipasi masyarakat dalam bentuk pemikiran yaitu gagasan untuk membentuk kelompok BKL Tunas Mekar di Dusun Bulak dan usulan pengadaan PMT lansia dalam kegiatan Muspembangdes Desa Tuksono. b Partisipasi dalam bentuk sosial No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL “Ada pengajian malam jumat, rabbana malam sabtu dua minggu sekali, shalawatan malam rabu, dua minggu sekali. Kan dielokke, „mbah melu mbah‟. Piknik ora kudu nang tempat rekreasi lansia itu, dijak nang pengajian wae wes seneng kok. ” Mengajak lansia untuk mengikuti kegiatan keagamaan di Dusun Bulak. 2 Bapak “Sy” Tokoh Masyarakat “tiap pertemuan RT kan saya sampaikan, ada kegiatan untuk lansia, pemeriksaan, kami sampaikan nanti kegiatan seperti ini, manfaatnya untuk menjaga kesehatan lansia. ” Memberikan motivasi kepada lansia untuk mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan. 3 Bapak “Md” Masyarakat “Disini kalau tilik wong lara pakai truk, tinggal yang sakit dirawat dimana, yang ikut itu lansia-lansia yo diajak, ikut. ” Mengajak lansia dalam kegiatan menjenguk tetangga yang sakit. Kesimpulan: Partisipasi sosial yang diberikan masyarakat berupa ajakan dan motivasi bagi lansia untuk mengikuti kegiatan keagamaan, pelayanan 226 kesehatan, hingga menjenguk tentangga yang sakit. c Partisipasi Representatif No Informan Hasil Wawancara Substansi 1 Ibu “Mn” Pengurus BKL “Saya kan tidak pernah datang ke yandu, tapi kan upaya-upaya kegiatan yandu saya memfasilitasi. Tak gawekke jadwal, hari kamis sing njaga yandu, kalau nggak datang saya kasih sangsi, wajib itu. Kalau enggak, nanti saya ngasih tugas mereka untuk mencari problem dan penanganan solusinya. Dari setiap ibu, tak kei gawean mbak, untuk bulan depan silahkan kamu tak kasih, mau cari di youtube silahkan, mau cari di internet silahkan, pokoknya setiap ibu punya kewajiban membedah suatu kasus dan solusinya.” Memberikan mandat kepada kader berupa pembagian jadwal piket pendampingan kegiatan Posyandu Lansia dan pembagian tugas untuk mencari bahan diskusi BKL Tunas Mekar tiap bulannya. 2 Ibu “Ph” Keluarga Lansia “mangkeh nek ndata-ndata niku lak dibagi, per RT diusahakan wonten kader sing iso meng-handle sak RT sak RT.” Pembagian kader BKL yang bertanggung jawab pada tiap-tiap RT. Kesimpulan: Partisipasi representatif atau dengan pemberian mandat dilakukan masyarakat dalam hal pembagian jadwal piket Posyandu Lansia dan pembagian kader BKL Tunas Mekar di tiap-tiap RT di Dusun Bulak. 227

c. Pelayanan Sosial bagi Lansia di Dusun Bulak