20 a.
Sifat dan rasa malas, apatis, perilaku masa bodoh, dan tidak mau melakukan perubahan di tingkat anggota masyarakat.
b. Aspek-aspek tipologis pembuktian dan jurang.
c. Faktor geografis berkaitan dengan letak dan jarak.
d. Demografis jumlah penduduk.
e. Faktor ekonomi masyarakat.
Yudan Hermawan dan Yoyon Suryono 2016:106 menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu
faktor pendukung dan faktor penghambat. Pertama, faktor pendukung partisipasi
adalah budaya menjunjung tinggi rasa kebersamaan, kebermanfaatan program, dan antusiasme masyarakat mengikuti program berpengaruh pada tingkat
partisipasi. Kedua, faktor penghambat yaitu tingkat pendidikan, yang masih
tergolong rendah mereka lebih cenderung susah untuk ikut berpartisipasi khususnya dalam proses penjaringan ide atau perencanaan karena keterbatasan
pemahaman dan kemampuan. Pelaksanaan partisipasi tidak mungkin sama pada berbagai masyarakat,
karena adanya keanekaragaman pengetahuan, jenis kebutuhan, serta urgensi masalah sosial yang berbeda pula pada masing-masing masyaraka. Sehingga
dalam pelaksanaannya, banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya partisipasi di suatu masyarakat, baik itu berupa faktor
pendukung, maupun faktor penghambat.
B. Tinjauan tentang Pelayanan Sosial Lanjut Usia
1. Kajian tentang Lanjut Usia Lansia
a. Pengertian Lanjut Usia
Di Indonesia, hal-hal yang terkait dengan lanjut usia diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
21 Usia. Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tersebut
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.
Penuaan atau aging adalah suatu proses alami pada semua makhluk hidup.
Laslett dalam Siti Partini S, 2011: 1 menyatakan bahwa menjadi tua aging
merupakan proses perubahan biologis secara terus-menerus yang dialami manusia pada semua tingkatan umur dan waktu, sedangkan usia lanjut
old age merupakan isitilah untuk tahap akhir dari proses
aging tersebut. Menurut Kusumoputro dalam Siti Partini S 2011: 3 menyebutkan bahwa proses menua
adalah proses alami yang disertai adanya penurunan fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Artinya, penurunan fisik
mempengaruhi psikis maupun sosial, sementara penurunan psikis mempengaruhi fisik dan sosial serta sebaliknya.
Elizabeth B. Hurlock 1980: 380 menyatakan bahwa lanjut usia adalah orang yang kira-kira mulai terjadi pada usia 60 tahun ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang cenderung mengarah ke penyesuaian diri yang buruk dan hidupnya bahagia. Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional BKKBN menyebutkan bahwa lanjut usia merupakan proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Kondisi semacam ini cenderung akan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum, maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
22 Menurut Rita Eka Izzaty, dkk dalam bukunya yang berjudul
Perkembangan Peserta Didik 2013: 165 mengungkapkan bahwa seorang manusia yang sudah lanjut usia bukan berarti bebas dari tugas-tugas
perkembangan. Tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah tugas yang sesuai dengan tahapan usianya. Tugas-tugas perkembangan itu adalah:
1 Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
2 Menyesuaikan diri dengan kemunduran dan berkurangnya pendapatan.
3 Menyesuaikan diri atas kematian pasangannya.
4 Menjadi anggota kelompok sebaya.
5 Mengikuti pertemuan-pertemuan sosial dan kewajiban-kewajiban
sebagai warga negara. 6
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. 7
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa, lansia adalah seseorang yang sudah berusia 60 tahun ke atas yang mempunyai tugas untuk mengembangkan dirinya dengan menyesuaikan diri
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia mereka.
b. Proses Menjadi Tua Menua