13
sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
d. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta UNY Dapat menambah perbendaharaan referensi di perpustakaan UNY
serta dapat menambah pengetahuan dan informasi pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Akuntansi yang akan
meneliti masalah yang sama.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Kepatuhan Wajib Pajak
a Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak menurut Norman D. Nowak dalam Mohammad Zain 2007: 31 adalah,
Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana:
1 Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2 Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
3 Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. 4 Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Pengertian dari Kepatuhan Wajib Pajak menurut Simon et al dalam Gunadi 2005: 56,
“Wajib Pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang
berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan. ”
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka
memberikan kontribusi bagi pembangunan. Dalam Pajak Bumi dan Bangunan sendiri yang memakai Official Assesment System, Wajib
Pajak tidak perlu menghitung sendiri pajak yang harus dilunasinya Wajib Pajak hanya perlu patuh membayar kewajiban Pajak Bumi
15
dan Bangunannya sesuai dengan apa yang tertera pada SPPT dengan tepat waktu dan tepat jumlah.
SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT yang dimaksud adalah surat pemberitahuan yang digunakan oleh Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset untuk memberitahukan besarnya pajak yang terutang kepada Wajib Pajak
sehingga Wajib Pajak dapat membayar kewajiban pajaknya sesuai dengan yang tertera dalam SPPT. SPPT diterbitkan berdasarkan
data objek pajak yang ada pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset baik itu luas tanah, luas bangunan, kelas
bangunan dll. Masalah yang sering muncul adalah data yang tertera dalam SPPT cenderung kurang update seperti nama dan alamat
Wajib Pajak, seringkali pajak terutang masih dibebankan atas nama Wajib Pajak lama padahal sudah terjadi pengalihan kepemilikan
atas suatu objek pajak. Selain itu dalam penilaian NJOP juga sering menjadi masalah karena NJOP dinilai berdasarkan objek pajak
bukan pendapatan dari Wajib Pajak sehingga seringkali Wajib Pajak merasa petugas kurang adil dalam menilai NJOP mereka.
Selain itu penilaian NJOP seringkali mengabaikan kondisi tanah dan bangunan dalam beberapa kasus penilaian dilakukan secara
pukul rata dalam suatu daerah sehingga hal tersebut menjadikan
Wajib Pajak merasa keberatan.
16
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, pengertian Kepatuhan Wajib Pajak adalah Wajib Pajak yang taat
dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
b Derajat Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan merupakan perilaku yang taat hukum. Secara konsep, kepatuhan diartikan dengan adanya usaha dalam
memenuhi peraturan hukum oleh seseorang atau organisasi. Menurut Mohammad Zain 2007 terdapat iklim perpajakan yang
digunakan untuk mengukur derajat kepatuhan Wajib Pajak yang
bercirikan:
1 Wajib pajak memahami dan berusaha untuk memahami semua
ketentuan peraturan
perundang-undangan
perpajakan. 2 Mengisi formulir pajak dengan tepat
3 Menghitung pajak dengan jumlah benar. 4 Membayar pajak tepat pada waktunya.
5 Dalam Pajak Bumi dan Bangunan sendiri yang
memakai Official Assesment System, Wajib Pajak tidak perlu menghitung sendiri pajak yang harus dilunasinya
tetapi patuh membayar kewajiban Pajak Bumi dan Bangunannya sesuai dengan apa yang tertera pada
SPPT dengan tepat waktu dan tepat jumlah.
c Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
Berikut adalah indikator kepatuhan wajib pajak menurut Widi
Widodo 2010 adalah: 1 Melaporkan pajak dengan benar dan tepat waktu