Uji Linieritas Uji Asumsi Klasik

55 Tolerance Value dan VIF menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya atau dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen. Tolerance Value mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukan tidak adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance Value ≥ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independennya Imam Ghozali, 2011: 106.

d. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Jika varian dari residual satu pengamat ke pengamat lain tetap maka disebut homoskedastisitas. “Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heroskedastisitas ” Imam Ghozali, 2011: 139. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada ada tidaknya heteroskedastisitas adalah Uji Glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen Gujarati dalam Imam Ghozali, 2011: 142, dengan persamaan regresi: 56 Jika variabel independen secara statistik signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen, maka tidak terdapat indikasi terjadi heteroskeastisitas. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya lebih dari tingkat kepercayaan 5 Imam Ghozali, 2011: 143.

3. Uji Hipotesis

a. Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal dari suatu variabel independen dengan satu variabel dependen. Tujuan dari analisis regresi linier sederhana adalah memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau independen terhadap variabel terikat atau dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana menurut Sugiyono 2009: 270. Pengelolaan data dilakukan dengan bantuan SPSS 20, dan dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Y= a+bx

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Pengaruh Sosialisasi, Pelayanan Fiskus, dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Ponorogo

0 23 15

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN.

0 1 9

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

Peralihan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Sebagai Pajak Daerah Di Kota Surakarta bab1

0 0 25

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 11

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 44

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

KINERJA PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (UPT PBB-P2) KECAMATAN SERANG KOTA SERANG

0 0 197

ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAERAH PADA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI UNIT PELAYANAN PAJAK DAERAH (UPPD) PENJARINGAN KOTA JAKARTA UTARA

0 0 147