Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

75 Tabel 13. Hasil Uji Linieritas No. Variabel F hitung P value Keterangan 1 Hubungan X 1 dengan Y 1.736 0,073 Linier 2 Hubungan X 2 dengan Y 1.366 0.198 Linier Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji linieritas bahwa X 1 diperoleh nilai F hitung sebesar 1.736 dan p value 0,073 0,073 0,05 menunjukan bahwa hubungan Sosialisasi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak adalah linier. Hasil uji linieritas antara Pemahaman Prosedur Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh nilai F hitung sebesar 1.366 dan p value sebesar 0,198 0,198 0,05 yang menunjukan hubungan linier.

3. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas atau korelasi yang tinggi antar variabel bebas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukan tidak adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 10. Hasil uji multikolinieritas pada variabel bebas dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Keterangan X 1 0,996 1.004 Tidak Terjadi Multikolinieritas X 2 0,996 1.004 Tidak Terjadi Multikolinieritas Sumber: Data primer, 2013 76 Berdasarkan perhitungan analisis tabel 14 menunjukan bahwa nilai VIF masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengadung gejala multikolinieritas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah situasi tidak konstannya varians. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Glejser yang selanjutnya dilakukan perbandingan antara nilai Sig=t dengan 0,05. Jika Sig-t hitung lebih kecil dari 0,05 maka akan terjadi heteroskedstisitas. Hasil uji Glejser dapat ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 15. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig Keterangan X 1 0,35 Tidak terjadi heteroskedastisitas X 2 0,13 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber data primer diolah, 2016 Hasil perhitungan analisis menunjukan bahwa masing-masing variabel independen diperoleh nilai signifikansi 0,05, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Pengaruh Sosialisasi, Pelayanan Fiskus, dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Ponorogo

0 23 15

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN.

0 1 9

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

Peralihan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Sebagai Pajak Daerah Di Kota Surakarta bab1

0 0 25

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 11

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 44

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

KINERJA PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (UPT PBB-P2) KECAMATAN SERANG KOTA SERANG

0 0 197

ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAERAH PADA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI UNIT PELAYANAN PAJAK DAERAH (UPPD) PENJARINGAN KOTA JAKARTA UTARA

0 0 147