Sarana dan Prasarana KAPASITAS ORGANISASI

III-8 Menanggapi hal ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengirimkan surat No.PA.01.06-Mn98 tanggal 9 Februari 2015 kepada Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah LKPP terkait Penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE di Kementerian PUPR dengan poin utama Sistem eProcurement Kementerian PUPR telah digunakan luas oleh baik domestik maupun internasional, proses pengadaan BarangJasa Pemerintah yang dilakukan untuk mendukung Inpres No. 1 Tahun 2015 agar pelaksanaan lelang konstruksi paling lambat bulan Maret 2015, dan untuk memindahkan penggunaan proses lelang dari sistem eProcurement ke SPSE memerlukan waktu yang lama dan Kementerian PUPR berencana untuk melaksanakan migrasi sistem secara bertahap. Surat ini mendapat tanggapan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui surat Sekretaris Kementerian yang berisi bahwa penerapan SPSE di Kementerian PUPR dapat diterapkan secara bertahap kemudian LKPP melalui Surat Kepala LKPP menyatakan menyambut baik rencana penerapan secara bertahap. Dengan demikian pelaksanaan pelelangan TA. 2015 tetap menggunakan sistem eProcurement Kementerian PUPR. Untuk Tahun Anggaran TA 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memulai proses pengadaan barangjasa untuk TA 2015 di bulan Oktober 2014. Pelaksanaan eProcurement di TA 2015 melibatkan 848 Pokja dan kurang lebih 16.651 yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah paket yang diumumkan melalui sistem eProcurement sebanyak 14.894 paket dengan nilai 81.7 triliun rupiah dengan rincian paket PelelanganSeleksiPemilihan sebanyak 13,284 paket dengan nilai 80.1 triliun dan paket pengadaanpenunjukan langsungePurchasing sebanyak 1,610 paket dengan nilai 1.6 triliun rupiah. Kementerian PUPR telah mengeluarkan Surat Edaran SE No.57 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barangjasa Pemerintah Secara Elektronik eProcurement, di dalam SE tersebut diatur bahwa Sistem eProcurement digunakan untuk pelelangan paket pekerjaan TA 2015 dan SPSE digunakan untuk pelelangan paket pekerjaan di TA 2016. Dalam melakukan migrasi dari sistem eProcurement ke SPSE LKPP telah dilakukan beberapa hal: a. Mengusulkan perbaikan fitur di SPSE ke LKPP agar sesuai dengan Sistem eProcurement Kementerian PUPR dan dapat digunakan di Kementerian PUPR seperti : Integrasi aplikasi eMonitoring, Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan SIRUP dan SPSE, penambahan fitur bahasa Inggris, filter pencarian data per provinsi dan unit organisasi. Fitur ini perlu ditambahkan agar pengguna sistem tetap mendapatkan kemudahan dalam penggunaan sistem mengingat fitur-fitur ini sebelumnya sudah ada di sistem eProcurement Kementerian PUPR. Beberapa fitur yang diusulkan tersebut sudah diakomodir oleh LKPP seperti tersedianya fitur bahasa Inggris, integrasi eMonitoring+SIRUP+SPSE sesuai skema berikut : III-9 Gambar 3.7. Skema Integrasi Aplikasi Emonitoring+SIRUP+SPSE b. Melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan SPSE kepada Pokja ULP dan Penyedia Jasa. Pelatihan dilakukan untuk memastikan pengguna dapat menggunakan sistem dengan baik karena terdapat beberapa perbedaan penggunaan SPSE bila dibandingkan dengan Sistem eProcurement Kementerian PUPR seperti: kode akses Ketua Pokja yang sangat menentukan dalam pelaksanaan eProcurement, dokumen pengadaan yang tidak dapat dihapus setelah di- upload, pemberian penjelasan online, penggunaan Aplikasi Pengaman Dokumen Apendo untuk membuka dokumen penawaran dan sebagainya. Pelaksanaan dan Pengelolaan SPSE dilakukan secara terpusat di Pusat Data dan Teknologi Informasi Pusdatin Kementerian PUPR oleh Tim Pengelola LPSE yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri No. 467KPTSM2015 Tentang Tim Pengelola LPSE Kementerian PUPR. Pelaksanaan eProcurement TA 2016 telah dimulai sejak bulan Agustus 2015 melalui aplikasi SPSE.