Sumber Daya Manusia KAPASITAS ORGANISASI

III-4 Gambar 3.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Berdasarkan perhitungan analisis beban kerja, terdapat kekurangan pegawai untuk Kementerian PUPR sebanyak 7.664 orang, namun sudah dapat dipenuhi 184 orang dari perekrutan CPNS tahun 2014 sehingga masih tersisa kekurangan sebanyak 7.480 orang. Hal tersebut terjadi karena beban kerja Kementerian PUPR yang semakin bertambah setiap tahunnya, sementara banyak pegawai yang memasuki usia pensiun dan terjadi moratorium CPNS. Tentunya hal tersebut harus dapat diantisipasi secara cermat oleh masing-masing unit organisasi agar tetap dapat mencapai target yang ditetapkan dengan keterbatasan SDM yang ada. Tabel III.2. Jumlah Kekurangan Pegawai Berdasarkan Analisis Beban Kerja NO UNIT ORGANISASI KEKURANGAN PEGAWAI PER UNOR PENEMPATAN CPNS 2014 DEVIASI KEKURANGAN 1 SETJEN 158 8 150 2 DITJEN SDA 3953 35 3918 3 DITJEN BM 1708 35 1673 4 DITJEN CK 1072 34 1038 5 DITJEN PnP 21 20 1 6 DITJEN BK 148 6 142 7 DITJEN PbP 8 6 2 8 ITJEN 122 6 116 9 BPIW 34 16 18 10 BALITBANG 312 8 304 11 BPSDM 128 10 118 TOTAL 7664 184 7480 1,46 0,91 2,2 1,13 9,83 12,4 10,23 3,42 13,04 23,97 9,39 5,1 4,31 1,67 0,49 0,3 0,15 5 10 15 20 25 30 Ia Ib Ic Id IIa IIb IIc IId IIIa IIIb IIIc IIId IVa IVb IVc IVd IVe Jumlah Pegawai Per Golongan Sumber: Hasil kompilasi data ePUPNS, 2015 Sumber: Hasil Analisis Beban Kerja, 2015 III-5

3.2 Sarana dan Prasarana

3.2.1 Aset Tetap

Sarana dan Prasarana merupakan fasilitasi pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di organisasi, Instansi atau perkantoran dalam meningkatakan produktivitas kerja suatu organisasi. Pengertian sarana dan prasarana dalam suatu organisasi dan instansi perkantoran merupakan proses pendukung aktivitas yang dilaksanakan dalam kegiatan organisasi dan instansi perkantoran. Sarana dan prasarana merupakan pendorong untuk meningkatkan kinerja pegawai, agar teroganisir sehingga bisa tercapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan kegiatan yang baik perlu ditunjang fasilitas yang memadai sebagai bagian dari proses meningkatkan kinerja dan mengerjakan seluruh kegiatan dengan tepat. Aset intrakomptabel atau asset tetap adalah aset tetap yang digunakan dalam kegiatan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka pencapaian kegiatan. Asetbarang pengguna intrakomptabel Kementerian PUPR per-sub kelompok barang memiliki rincian sebagai berikut. Tabel III.3. Aset Tetap Kementerian PUPR Beberapa jenis aset tetap yang menunjang secara langsung pada pembangunan infrastruktur fisik bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat antara lain adalah kendaraan yang dapat berupat alat berat loader, grader, excavator, dump truck, dll, dan kendaraan roda 6 maupun 4. Kendaraan ini memiliki peran langsung terhadap kegiatan pemeliharaan rutin infrastruktur yang menjamin agar infrastruktur jalanirigasibendungan tetap fungsional. No URAIAN SALDO PER 30 DESEMBER 2015 KUANTITAS NILAI 1 Tanah 5.287.069.303 280.514.401.071.998 2 Peralatan dan Mesin 389.052,000 7.686.821.773.710 3 Gedung dan Bangunan 18250 8.635.057.209.845 4 Jalan dan Jembatan 495361470 231.864.220.951.707 5 Irigasi 313576 116.742.077.526.789 6 Jaringan 54609 24.730.268.182.098 7 Aset Tetap Dalam Renovasi 2229 35.545.254.740.989 8 Aset Tetap Lainnya 70,033 1.325.817.102.844 9 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 56.823.936 131.941.959.113.010 10 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 62.740.405 658.370.986.877 Total 839.644.248.659.867 Sumber: Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel BMN, 2015 III-6

3.2.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pelaksanaan Pekerjaan

Di dalam sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan, terdapat rangkaian proses mulai dari perencanaan, pemrograman, penganggaran, dan pelaksanaan, yang mana monitoring dan evaluasi berperan dalam setiap tahapannya. Gambar 3.5. Sistem Manajemen Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PUPR telah membangun sistem informasi yang berfungsi sebagai sarana untuk mendukung dan meningkatkan kelancaran proses pelaksanaan kegiatan, diantaranya pemanfaatan teknologi informasi untuk proses pelelangantender secara elektronik dan sistem pemantauan pelaksanaan dan penyerapan anggaran secara elektronik. Kementerian PUPR memiliki perangkat server dan aplikasi yang mendukung pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai efisiensi.

A. Pemantauan Pelaksanaan Pekerjaan Secara Elektronik eMonitoring

Telah dikembangkan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan berbasis elektronik eMonitoring yang merupakan upaya untuk mendapatkan data yang lengkap, akurat, dan terkini terkait pelaksanaan pembangunan bidang PUPR. Data yang dimasukkan ke dalam eMonitoring adalah data yang akurat atau sesuai dengan kondisi sebenarnya sehingga data tersebut menjadi akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. BUDGETING SINKRONISASI PLANNING PROGRAMING IMPLEMENTING MONEV MO N E V MONEV MO N E V III-7 Sistem eMonitoring tersebut berisikan data progress pelaksanaan kegiatan yang tersebar di 1.208 Satker Kementerian PUPR di seluruh Indonesia. Data tersebut digunakan sebagai bahan pelaporan kepada pimpinan, baik dari Kepala Satker kepada pimpinan unit organisasi maupun dari pimpinan unit organisasi kepada Menteri PUPR. Selain itu, data tersebut juga digunakan sebagai bahan pelaporan oleh Menteri kepada KementerianLembaga lain seperti Kementerian PPNBappenas, Kementerian Keuangan, Kantor Staf Presiden, dan Kementerian Dalam Negeri. Dengan adanya sistem eMonitoring, pelaporan data progress pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat dilakukan secara cepat dan akurat sehingga membantu pengambilan keputusan oleh pimpinan dengan tepat. Dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dengan sistem pemantauan secara elektronik tersebut, bahkan sistem eMonitoring direplikasi oleh KementerianLembaga lain seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kejaksaan Agung, Sekretariat Negara, dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu.

B. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa secara elektronik eProcurement

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR telah melakukan proses pengadaan barangjasa secara elektronik eProcurement sejak tahun 2002. Pelaksanaan eProcurement dilakukan secara bertahap dari sisi penerapan transaksi elektronik dan wilayah cakupan implementasinya. Implementasi disesuaikan dengan kondisi Sumber Daya Manusia dan infrastruktur teknologi komunikasi di suatu wilayah. Setiap tahunnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan proses pelelangan yang mendahului tahun anggaran lelang dini. Proses lelang dini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan dan juga penyerapan anggaran. Pada tanggal 16 Januari 2015 telah diterbitkan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Di dalam pasal 108 disebutkan KLDI mempergunakan Sistem Pengadaan BarangJasa Pemerintah Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP. Gambar 3.6. Beranda Sistem eMonitoring III-8 Menanggapi hal ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengirimkan surat No.PA.01.06-Mn98 tanggal 9 Februari 2015 kepada Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah LKPP terkait Penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE di Kementerian PUPR dengan poin utama Sistem eProcurement Kementerian PUPR telah digunakan luas oleh baik domestik maupun internasional, proses pengadaan BarangJasa Pemerintah yang dilakukan untuk mendukung Inpres No. 1 Tahun 2015 agar pelaksanaan lelang konstruksi paling lambat bulan Maret 2015, dan untuk memindahkan penggunaan proses lelang dari sistem eProcurement ke SPSE memerlukan waktu yang lama dan Kementerian PUPR berencana untuk melaksanakan migrasi sistem secara bertahap. Surat ini mendapat tanggapan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui surat Sekretaris Kementerian yang berisi bahwa penerapan SPSE di Kementerian PUPR dapat diterapkan secara bertahap kemudian LKPP melalui Surat Kepala LKPP menyatakan menyambut baik rencana penerapan secara bertahap. Dengan demikian pelaksanaan pelelangan TA. 2015 tetap menggunakan sistem eProcurement Kementerian PUPR. Untuk Tahun Anggaran TA 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memulai proses pengadaan barangjasa untuk TA 2015 di bulan Oktober 2014. Pelaksanaan eProcurement di TA 2015 melibatkan 848 Pokja dan kurang lebih 16.651 yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah paket yang diumumkan melalui sistem eProcurement sebanyak 14.894 paket dengan nilai 81.7 triliun rupiah dengan rincian paket PelelanganSeleksiPemilihan sebanyak 13,284 paket dengan nilai 80.1 triliun dan paket pengadaanpenunjukan langsungePurchasing sebanyak 1,610 paket dengan nilai 1.6 triliun rupiah. Kementerian PUPR telah mengeluarkan Surat Edaran SE No.57 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barangjasa Pemerintah Secara Elektronik eProcurement, di dalam SE tersebut diatur bahwa Sistem eProcurement digunakan untuk pelelangan paket pekerjaan TA 2015 dan SPSE digunakan untuk pelelangan paket pekerjaan di TA 2016. Dalam melakukan migrasi dari sistem eProcurement ke SPSE LKPP telah dilakukan beberapa hal: a. Mengusulkan perbaikan fitur di SPSE ke LKPP agar sesuai dengan Sistem eProcurement Kementerian PUPR dan dapat digunakan di Kementerian PUPR seperti : Integrasi aplikasi eMonitoring, Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan SIRUP dan SPSE, penambahan fitur bahasa Inggris, filter pencarian data per provinsi dan unit organisasi. Fitur ini perlu ditambahkan agar pengguna sistem tetap mendapatkan kemudahan dalam penggunaan sistem mengingat fitur-fitur ini sebelumnya sudah ada di sistem eProcurement Kementerian PUPR. Beberapa fitur yang diusulkan tersebut sudah diakomodir oleh LKPP seperti tersedianya fitur bahasa Inggris, integrasi eMonitoring+SIRUP+SPSE sesuai skema berikut :