I-7
1.4 Aspek Strategis Organisasi
Aspek strategis organisasi mencakup peran yang harus dijalankan oleh organisasi Kementerian PUPR berdasarkan mandat dan amanat peraturan perundangan yang berlaku. Adapun dalam
menjalankan peran strategis tersebut dilingkupi dengan kondisi yang ada dan tantangan yang akan dihadapi, baik dalam skala jangka menengah maupun tahunan. Hal itu menjadi salah satu
dasar acuan yang harus dirumuskan dan dijawab melalui perencanaan pembangunan, dilaksanakan, dan dilaporkan pencapaian terhadap sasarannya untuk kemudian dirumuskan
kembali dalam rencana dan strategi berikutnya. Meskipun terdapat kekurangan pegawai di Kementerian PUPR dibandingkan dengan beban
kerja dan anggaran yang diberikan, terdapat pegawai potensial yang dapat diandalkan untuk ke depannya yaitu sebanyak 67 pegawai yang telah memiliki gelar doctor S3.
1.4.1 Pengelolaan Sumber Daya Air
Selama periode tahun 2010-2015, capaian pembangunan infrastruktur sumber daya air diarahkan untuk mendukung ketahanan air nasional yang diharapkan dapat mendukung
ketahanankedaulatan pangan untuk peningkatan produksi padi serta ketahanan energi nasional melalui pengembangan potensi PLTA pada waduk-waduk yang ada saat ini.
Selama periode tahun 2010-2015, capaian pembangunan infrastruktur sumber daya air diarahkan untuk mendukung ketahanan air nasional yang diharapkan dapat mendukung
ketahanankedaulatan pangan untuk peningkatan produksi padi serta ketahanan energi nasional melalui pengembangan potensi PLTA pada waduk-waduk yang ada saat ini.
1.4.2 Penyelenggaraan Jalan
Dalam rangka dukungan terhadap konektivitas nasional untuk penguatan daya saing pada periode tahun 2010-2015 telah dilakukan pembangunan jalan nasional sepanjang 1.780 km,
jalan bebas hambatan sepanjang 66,59 km, dan jembatan sepanjang 48.583 m. Untuk capaian hasil pembangunan jembatanflyoverunderpass terowongan sampai tahun 2015 sepanjang
64.427 m. Sebagai ilustrasi salah satu pencapaian pembangunan jembatan adalah Jembatan Kelok 9, yang terdiri dari enam jembatan dengan total panjang 943 m dan jalan sepanjang 2,089
km. Sebagai ilustrasi, capaian pembangunan jalan bebas hambatan periode tahun 2010-2015 diantaranya yaitu ruas Kanci-Pejagan, Semarang-Ungaran, Nusa Dua-Benoa, JORR W1 Kebon
Jeruk-Penjaringan, Cinere-Jagorawi, Surabaya-Mojokerto, dan Bogor Ring Road. Selanjutnya pembangunanpelebaran jalan dan jembatan untuk kawasan strategis, perbatasan
serta wilayah terluar dan terdepan pada tahun 2010-2015 adalah sepanjang 3.434 km Jalan: 3.434 km dan Jembatan: 5.358 m. Untuk kawasan perbatasan, antara lain telah dilakukan
I-8
pembangunan Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan Tamajuk –Sei Ular Malinau dan telah
tersambung sepanjang 42.07 km dari rencana sepanjang 1.755 km, Jalan Perbatasan NTT-RDTL telah dilakukan penanganan sepanjang 54,2 km dari rencana sepanjang 877 km dan percepatan
pembangungan Papua dan Papua Barat termasuk Jalan perbatasan Papua sepanjang 102 km.
1.4.3 Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Capaian pada periode 2010-2015 pembangunan infrastruktur dasar untuk kualitas layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan dilakukan melalui peningkatan cakupan pelayanan
air minum, peningkatan jumlah pelayanan sanitasi, serta pembinaan PemdaPDAM. Peningkatan kualitas layanan air minum dilakukan melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum SPAM di lebih dari 2.853 Kawasan yang dapat meningkatkan persentase cakupan pelayanan air minum sampai tahun 2015 menjadi 70,31 dengan kapasitas 167.784 ldet atau
setara dengan lebih dari 160 juta jiwa yang tertangani. Selain itu peningkatan jumlah layanan air minum juga dilakukan melalui pembinaan kemampuan pemerintah daerahPDAM yaitu
status kinerja PDAM hingga saat ini sebanyak 182 PDAM sehat, 103 PDAM kurang sehat, dan 74 PDAM tidak sehat. Dalam upaya peningkatan cakupan pelayanan sanitasi, hingga tahun 2015
terjadi peningkatan prosentase cakupan pelayanan akses sanitasi menjadi 63.
1.4.4 Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sementara itu, untuk capaian pembangunan perumahan 2015 dalam mendukung penyediaan dan pembiayaan perumahan telah dilakukan upaya-upaya antara lain; 1 Pengembangan
regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman ditetapkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan kawasan
Permukiman, UU No 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, PP No. 882014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan 88 Peraturan Menteri Perumahan
Rakyat; 2 Penyediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas umum meliputi: Pembangunan rusun sebanyak 220 Twin BlockTower Block atau 10.497 unit,
Fasilitasi pembangunan rumah khusus sebanyak 6.713 unit, yang mencakup rumah khusus untuk pekerja, nelayan, kawasan perbatasan, warga baru di perbatasan NTT-Timor Leste,
relokasi penduduk Jatigede dan percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat; 3 Perluasan Program Pro-Rakyat Klaster 4 melalui Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
meliputi: Pembangunan Baru Perumahan Swadaya dengan sebanyak 20.756 unit, Peningkatan Kualitas Perumahan Swadaya dengan capaian sebanyak 61.489 unit, PSU Swadaya dengan
capaian sebanyak 29.956 unit; dan 4 Pengembangan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang melalui: Penyaluran kredit pembiayaan perumahan dengan capaian sebesar 76.489
unit melalui pola Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP dan melalui pola subsidi selisih bungauang muka.
Sampai tahun 2015 tersisa backlog sebanyak 7,5 juta unit rumah.