IV-91
Dalam kurun waktu yang cukup singkat, Kementerian PUPR melakukan upaya percepatan untuk mencapai target hingga berhasil mencapai hasil yang cukup baik yaitu 91,99 pada akhir tahun
2015. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mempercepat penyerapan anggaran antara lain: 1 Penerbitan Instruksi Menteri PUPR Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 27 Juli 2015 tentang Percepatan
Pelaksanaan Anggaran TA. 2015 dan Pelelangan Dini TA. 2015; 2 Pembentukan Tim Satgas Percepatan; 3 Pembentukan Advisory Team; 4 Penyelenggaraan Rapat Kerja Kementerian; 5
Masa laku pejabat perbendaharaan minimal tiga tahun; 6 Penyiapan disain dan proses lelang pada Tahun T-1.
Kementerian PUPR dulu Kementerian PU mendapatkan alokasi anggaran yang terus meningkat setiap tahunnya sementara tren jumlah PNSnya berkurang dari 27.110 pegawai pada tahun 2010,
24.077 pada tahun 2010, dan menjadi 23.630 pada tahun 2015. Berdasarkan analisis beban kerja tahun 2015, Kementerian PUPR masih kekurangan 7.480 pegawai, kekurangan terjadi khususnya
di 3 tiga Ditjen yang membawahi balaisatker teknis di lapangan. Rincian kekurangannya yaitu di Ditjen Sumber Daya Air sebanyak 3.918 orang, di Ditjen Bina Marga sebanyak 1.673 orang, dan
di Ditjen Cipta Karya sebanyak 1.038 orang. Meskipun demikian, tingkat penyerapan anggaran cenderung membaik bahkan mencapai
91,99 pada tahun 2015. Progres fisik juga berhasil mencapai 95,13 karena dilakukan upaya percepatan sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR Nomor 3 Tahun 2015 di antaranya: 1
menambah personil di lapangan sesuai kompetensi dan kebutuhan; 2 memberlakukan waktu kerja 7 tujuh hari seminggu dengan 2 waktu kerja double shifting; dan 3 menambah alat
sesuai kebutuhan lapangan. Di samping itu juga dilakukan pemanfaatan sisa lelang untuk menambah volume kegiatan dan mendanai kegiatan fisik mendesak yang telah siap untuk
dilaksanakan.
4.4.2 Manfaat Pembangunan Infrastruktur PUPR
Pembangunan infrastruktur PUPR, yang terdiri dari subbidang sumber daya air, jalan dan jembatan, cipta karya, dan perumahan rakyat tidak hanya memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi nasional serta mensukseskan Program Nawacita namun juga telah memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Sesuai dengan amanat
Nawacita, pembangunan infrastruktur tersebut dilaksanakan secara merata tidak hanya di perkotaan namun juga menjangkau daerah pinggiran serta memperhatikan peningkatan kualitas
hidup masyarakat di daerah perbatasan Indonesia.
Di subbidang sumber daya air, Kementerian PUPR telah membangun 16 bendungan on going tahun 2015, dimana lima diantaranya telah operasional yaitu Bendungan Jatigede, Bendung
Titab, Nipah, Bajulmati, Rajui. Bendungan-bendungan tersebut memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat antara lain mengairi 132.169 Ha lahan irigasi, mereduksi banjir
IV-92
2,011 m
3
detik, menyediakan air baku sebesar 7,61 m
3
detik, serta menyediakan energi listrik sebesar 113,19 MW. Waduk Jatigede khususnya, yang merupakan waduk kedua terbesar di
Indonesia, akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air berdaya 110 megawatt, memasok air bersih bagi warga sekitar 3.500 liter perdetik, hingga mencegah terjadinya banjir
bagi 14.000 hektare kawasan di Jawa barat. Manfaat lainnya antara lain dapat digunakan sebagai tempat wisata, meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, dan upaya konservasi
sumber daya air setempat seperti beberapa contoh sebagai berikut:
a. Pelestarian Sumber Air Wadon Manfaat yang diberikan oleh Sumber Air Wadon adalah konservasi sumber daya air,
pemenuhan kebutuhan air irigasi dan perikanan Desa Tertek, Desa Pulosari, Desa Tulungrejo, Keluarahan Pare Kecamatan Pare dan Desa Sekoto, Kecamatan Badas dan Desa Sidowarek
Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, selain itu juga Sumber Air Wadon juga menjadi tempat wisata untuk warga setempat.
b. Bangunan Penangkap Sumber Air Jambangan Manfaat dari Bangunan Penangkap Sumber Air Jambangan adalah untuk konservasi sumber
daya air, pemenuhan kebutuhan air irigasi untuk tanaman padipalawija dan tanaman tebu wilayah kerja Pabrik Gula Pesantren dan Perikanan, dan juga sebagai tempat wisata.
c. Pembangunan dan Rehabilitasi Daerah Irigasi Air Lakitan Daerah Irigasi Air Lakitan berguna untuk meningkatkan produksi beras melalui pembangunan
sumber daya air, menambah pendapatan penduduk lokal di sekitar lokasi, meningkatkan standar hidup petani, meningkatkan kesempatan kerja di area daerah irigasi dan memberikan
kontribusi dalam pembangunan sosial ekonomi di pedesaan. Selain itu juga bermanfaat untuk memberikan perlindungan banjir bagi masyarakat di sekitar bendung dan meningkatkan
perekonomian melalui sektor irigasi teknis terpadu.
d. Pembangunan dan Rehabilitasi Daerah Irigasi Ciliman Manfaat adanya pembangunan dan rehabilitasi Daerah Irigasi Ciliman adalah penyediaan
prasarana dan sarana irigasi yang memadai dalam rangka meningkatkan intensitas tanam dan meningkatkan produksi pangan terutama beras disamping juga meningkatkan taraf hidup
petani pada lokasi lahan pekerjaan.
Di subbidang jalan dan jembatan, Kementerian PUPR telah berusaha meningkatkan konektivitas dengan membangun akses jalan baru dan jembatan hingga ke daerah perbatasan. Sebagai
contoh pembangunan di perbatasan sektor timur, selain bermanfaat membantu dalam mempertahakan keamanan, ketahanan, dan kedaulatan NKRI, diharapkan dengan terbukanya
akses jalan akan memudahkan lalu lintas orang dan barang sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat didaerah perbatasan.
IV-93
Contoh lainnya adalah pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan, yang telah dimulai sejak 1 Februari 2013, meliputi dalam enam seksi dengan total panjang mencapai 116 kilometer dan
dibangun secara bersamaan. Pengoperasian Jalan Tol Cikopo-Palimanan sangat penting dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal dan nasional, karena dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam dunia usaha. Dengan infrastruktur yang memadai, biaya produksi, transportasi, komunikasi, dan logistik semakin efisien. Pengoperasian jalan tol ini juga dapat
mengurangi arus kepadatan lalu lintas melalui Jalur Pantura antara 40-60.
Pembangunan jembatan sebagai upaya meningkatkan konektivitas nasional juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebagai salah satu contoh adalah
terbangunnya Jembatan Pulau Balang yang bermanfaat antara lain: 1 Mendukung transportasi dari arah Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan; 2 Mendukung pengembangan wilayah
kawasan industri Kariangau; 3 Mengurangi kepadatan lalu lintas dalam Kota Balikpapan, sesuai dengan konsep jaringan jalan antar kota yang tidak harus melalui jalan-jalan di dalam kota; 4
Membebaskan Penajam Ibukota Kab. Penajam Paser Utara dari kepadatan arus lalu lintas antar kota; 5 Meningkatkan aksesibilitas pergerakan arus orang, barang dan jasa; serta 6 Mendukung
pariwisata, memanfaatkan kawasan Pulau Balang sebagai kawasan resort dan fasilitas olahraga.
Di subbidang cipta karya, pembangunan infrastruktur PUPR dilakukan melalui penyediaan infrastruktur dasar permukiman yang meliputi Sistem Penyediaan Air Minum SPAM, sanitasi,
dan penanganan permukiman kumuh baik di kawasan perkotaan, perdesaan hingga di daerah perbatasan. Pembangunan infrastruktur dasar tersebut memberikan manfaat berupa
penyediaan air minum bagi masyarakat melalui pemanfaatan sambungan rumah, meningkatkan akses sanitasi yang layak, serta memenuhi kebutuhan hunian dan permukiman yang layak
sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat. Selain itu, telah terbangun pula Ruang Terbuka Hijau RTH yang dapat digunakan sebagai ruang sosial bagi masyarakat untuk
beraktivitas, sebagai tempat wisata, dan sebagai penghijauan kota.
Di subbidang perumahan, pembangunan infrastruktur PUPR dilakukan melalui pembangunan rumah susun sebanyak 220 Tower10 ribu unit, rumah khusus sebanyak 6.713 unit, serta rumah
swadaya yang meliputi peningkatan kualitas dan pembangunan baru perumahan. Dengan adanya pembangunan sejuta rumah untuk rakyat termasuk dengan skema pembiayaan di dalamnya,
diharapkan masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR mampu mendapatkan rumah layak huni. Pembangunan rumah susun dan rumah khusus merupakan
bagian dari kebijakan satu juta rumah untuk membantu MBR menempati rumah untuk menempati rumah sementara waktu. Rumah khusus ditujukan untuk MBR, TNI, dan POLRI.
Sementara sasaran rusunawa beragam seperti buruh perkotaan, mahasiswa, santri, dll. Sebagai contoh pembangunan rusunawa di Ungaran, Jawa Tengah ditujukan untuk para buruh pabrik di
sekitar kawasan industri Ungaran.
IV-94
4.5 Upaya Peningkatan Akuntabilitas
Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian PAN dan RB, tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya serta kualitas pembangunan budaya kinerja
birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian PUPR sudah menunjukkan hasil yang baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa catatan
penting yang perlu diperbaiki, di antaranya yaitu: 1 Masih terdapat indikator kinerja yang belum sepenuhnya berorientasi hasil dan belum dimanfaatkan dalam Perjanjian Kinerja PK di level
eselon II dan di bawahnya SKP; 2 Sistem aplikasi pemantauan capaian kinerja anggaran belum secara optimal dimanfaatkan sebagai alat monev secara berkala atas hambatan dan pencapaian
target kinerja di dalam PK; dan 3 Hasil evaluasi akuntabilitas belum digunakan sepenuhnya untuk perbaikan pelaksanaan manajemen kinerja di lingkungan Kementerian PUPR.
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas kinerja Kementerian PUPR, telah dilakukan upaya perbaikan sebagai berikut:
1. Penyempurnaan Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, indikator kinerja harus selaras antar
tingkatan unit organisasi. Selain itu, indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.
Kementerian PUPR telah berupaya untuk menyusun indikator kinerja yang lebih berorientasi hasil, spesifik, dan terukur dalam Rencana Strategis dari level Kementerian sampai level-level di
bawahnya. Indikator kinerja yang disusun telah disesuaikan dengan pedoman dari Kementerian PAN dan RB bahwa indikator kinerja pada tingkat Kementerian sekurang-kurangnya adalah
indikator hasil outcome sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya masing-masing; indikator kinerja pada tingkat unit organisasi eselon I adalah indikator hasil outcome dan atau
keluaran output yang setingkat lebih tinggi dari keluaran output di bawahnya; dan indikator kinerja pada unit kerja eselon II sekurang-kurangnya adalah indikator keluaran output.
IV-95
Tabel IV.52. Perbandingan Indikator Kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015
SASARAN STRATEGISINDIKATOR
KINERJA 2014 TARGET
2014 SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA 2015
TARGET 2015
1.
Meningkatnya Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa 1.
Meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi
Luas Cakupan Layanan Jaringan Irigasi dan Rawa
dibangunditingkatkan dan dioperasikandipelihara
100.516,87 ha dibangunditingkatkan
Tingkat dukungan kedaulatan pangan dan ketahanan energi
45,83 4.124.993,42 ha
dioperasikandipelihara 2.
Meningkatnya Keberlanjutan dan Ketersediaan Air untuk Memenuhi Berbagai Kebutuhan
2. Meningkatnya ketahanan air
Kapasitas Tampung Sumber Air yang DibangunDitingkatkan
dan Dijaga Dipelihara waduk, embungsitu
133.948.541,46 m
3
dibangunditingkatkan Tingkat dukungan ketahanan
air nasional 28,95
194.723.000 m
3
dioperasikandipelihara Prosentase Pencapaian
Penyelenggaraan Pengelolaan SDA Terpadu oleh Balai-Balai
SDA 15 Wilayah Sungai
9 Wilayah Sungai
Debit Air Layanan SaranaPrasarana Air Baku
untuk Memenuhi Kebutuhan Domestik, Perkotaan dan
Industri dibangun ditingkatkan dan dioperasikandipelihara
7,26 m
3
detik dibangunditingkatkan
46,68 m
3
detik dioperasikandipelihara
3.
Berkurangnya Luas Kawasan yang Terkena Dampak Banjir
Luas Kawasan yang Terlindung dari Bahaya Banjir
dibangunditingkatkan dan operasi pemeliharaan
31.704,43 ha dibangunditingkatkan
259.575,38 ha dioperasikandipelihara
4.
Meningkatnya Kualitas Layanan Jalan Nasional dan Pengelolaan Jalan Daerah
3. Meningkatnya kemantapan jalan nasional
Tingkat Kemantapan Jalan 94
Tingkat kemantapan jalan nasional
86,00 Tingkat Fasilitasi
Penyelenggaraan Jalan Daerah Menuju 60 Kondisi Mantap
100
Tingkat Penggunaan Jalan Nasional
91,55 Milyar Kendaraan Kilometer
IV-96
SASARAN STRATEGISINDIKATOR
KINERJA 2014 TARGET
2014 SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA 2015
TARGET 2015
5.
Meningkatkan Kapasitas Jalan Nasional 4.
Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing
Panjang Peningkatan Struktur Pelebaran Jalan
4.631 Km Tingkat konektivitas jalan
nasional 73,00
Panjang Jalan Baru yang Dibangun
1.047 Km 6.
Meningkatnya Kualitas Layanan Air Minum dan Sanitasi Permukiman Perkotaan
5. Meningkatnya dukungan layanan
infrastruktur dasar permukiman dan perumahan
Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum
8.179 Literdetik 308 IKK
Tingkat layanan infrastruktur dasar permukiman dan
perumahan 81,00
Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi
712 Kawasan 157 KabupatenKota
Jumlah PemdaPDAM yang Dibina
Kemampuannya 120 PDAM
7.
Meningkatnya Koordinasi, Administrasi dan Kualitas Perencanaan, Pengaturan, Pengelolaan Keuangan dan
Barang Milik Negara BMN 6.
Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Pemrograman Jangka
Menengah dan Tahunan 8 Renja Satminkal
Tingkat kinerja dan integritas Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat 72,25
1.315 RKAKL 1 RKP
1 Nota Keuangan 21 Dokumen
Kajian Kebijakan Penyusunan Dokumen
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, Keuangan dan Barang Milik
Negara BMN dan Laporan Triwulan
1 Laporan Keuangan Kementerian
11 Dokumen Evaluasi 3 Laporan BMN
Kementerian PU Jumlah Peraturan Perundang-
Undangan Bidang PU dan Permukiman
20 Dokumen
8.
Meningkatnya Kualitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia SDM Aparatur
7. Meningkatnya SDM yang kompeten dan
berintegritas
Jumlah Sumber Daya Manusia SDM Aparatur yang Mendapat
Pendidikan dan Pelatihan 7.168 Pegawai
Prosentase sumber daya manusia yang kompeten dan
berintegritas 10,00
IV-97
SASARAN STRATEGISINDIKATOR
KINERJA 2014 TARGET
2014 SASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA 2015
TARGET 2015
Jumlah Pegawai yang Terlayani Administrasi Kepegawaian serta
Jumlah Tata Laksana Standar Operasional Prosedur SOP
yang Disusun 30.129 Pegawai
13 SOP
9.
Meningkatnya Kualitas Prasarana, Pengelolaan Data, Informasi dan Komunikasi Publik
8. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan
layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana dan prasarana
Jumlah Peta Profil Infrastruktur dan Jaringan Local Area
Network LAN 588 Peta Tematik
Tingkat pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan
informasi publik, serta sarana dan prasarana
80,00 4.000 Orang
Jumlah Layanan Informasi Publik 230 Buku
190 Temu Pers Luas Bangunan Gedung Kantor
Kementerian PU yang Ditingkatkan dan Dipelihara
37.623 m² 1 Unit Gedung
10.
Terwujudnya Peningkatan Kepatuhan dan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Infrastruktur
yang Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN 9.
Meningkatnya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan
rencana program dan anggaran pembangunan bidang PUPR
Prosentase Menurunnya Tingkat Kebocoran dalam Pembangunan
Infrastruktur di Lingkungan Kementerian PU
60 Tingkat pengendalian
pelaksanaan program dan anggaran pembangunan
bidang PUPR 51,00
Prosentase Menurunnya Temuan Administratif dalam
Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan
Kementerian PU 50
11.
Meningkatnya Kapasitas dan Kinerja Pembina Jasa Konstruksi Pusat dan Daerah
10. Meningkatnya kapasitas dan kualitas
konstruksi nasional
Jumlah Provinsi dan KabupatenKota yang Terbina
Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan
4 Provinsi 56 Kabupaten Kota
Tingkat pengendalian pelaksanaan konstruksi
nasional 75,00
Jumlah Sumber Daya Manusia SDM Jasa Konstruksi yang
Terlatih 15.000 Orang
Tingkat Daya Saing Industri Konstruksi Nasional dalam Skala
Global 1 Point
Infrastructure GCI