II-12
sinergitas  dan  efisiensi  baik  dalam  proses  perencanaan,  pemrograman  maupun  pelaksanaan dan terukurnya dampak ekonomi keterpaduan perlu perbaikan berkelanjutan dalam:
1.  Peningkatan kapasitas kelembagaan pembagian kewenangan dan peran. 2.  Penyediaan skema dan sumber  pembiayaan non APBN dan investasi.
3.  Harmonisasi Regulasi kerangka regulasi untuk menterpadukan. 4.  Evaluasi dampak manfaat infrastruktur yang telah terpadu.
Sasaran Pengukuran:
Dengan  mengukur  keterpaduan  pembangunan  infrastruktur  PUPR  antardaerah,  antar  sektor dan  antar  tingkat  pemerintahan,  maka  akan  diketahui  efektifitas  program-program
Kementerian  PUPR  yang  ditujukan  untuk  menterpadukan  pembangunan  Infrastruktur  masing- masing  sektor  di  bidang  PUPR  di  dalam  kawasan,  antar  kawasan  maupun  antar  WPS  sesuai
dengan  daya  dukung  dan  daya  tampung  kawasan  serta  fungsional  lingkungan  fisik  terbangun yang terpadu dalam lokasi, besaran dan waktu.
Cara Pengukuran:
Membandingkan  infrastruktur  PUPR  yang  berhasil  diterpadukan  di  dalam  kawasan  di  tahun 2015 dibandingkan total infrastruktur PUPR di dalam Kawasan yang telah dibangun sebelumnya
hingga akhir tahun 2015, serta dikombinasikan melalui  pembobotan dengan faktor-faktor non fisik  antara  lain  aspek  keterpaduan  perencanaan  termasuk  regulasi,  kesinkronan
pemrograman, keterpaduan pelaksanaan serta manfaat ekonomi berkurangnya disparitas dan meningkatnya pertumbuhan kawasan.
Target : 80 pada 35 WPS
Periode Pengukuran   : setiap tahun Lead  Lag?
: Lag Data Source
: Data  dari  masing-masing  Kawasan  Strategis  baik  perkotaan  maupun  non  perkotaan  pada  35
WPS yang diterpadukan dari Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah Asumsi
: Ketersediaan  data  eksiting  infrastruktur  bidang  PUPR  yang  telah  terbangun  lengkap  baik  dari
direktorat  Jenderal  di  bawah  Kementerian  PUPR  maupun  pemerintah  daerah  terkait  bidang PUPR
II-13
Contoh :
Di  dalam  kawasankluster  industri  yang  diterpadukan  pembangunan  infrastrukturnya berdasarkan daya tampung dan potensi kawasan, Ditjen Bina Marga melakukan preservasi jalan
lintas  timur  di  Sumsel  sepanjang  50KM,  total    dari  200KM  yang  diperlukan  dan  berhasil memperpendek  waktu  tempuh  menjadi  2.5  H100KM.dari  2.7H100KM,  sementara  itu  Ditjen
SDA  membangun  sarana  prasarana  air  baku  250  m
3
det,  suplai  air  baku  dan  Ditjen  CK membangun SPAM kota untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan meningkatkan aksesibilitas
pada kawasan pelabuhan dan industri. Ditjen Penyediaan Perumahan menyediakan 200 rumah khusus  untuk  di  urban  area,  dll,  kemudian  dijumlahkan  dengan  pembobotan  17  variabel
sehingga diperoleh angka 78.
2.3.2 Meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi
Sasaran  strategis  meningkatnya  dukungan  untuk  kedaulatan  pangan  dan  energi  dengan Indikator kinerja Tingkat Dukungan Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi diukur dari rata-
rata  capaian  outcome  yang  dihasilkan  outcome  based,  yang  meliputi:  1  Pemenuhan Kebutuhan  Air  Baku  untuk  Layanan  Irigasi  dan  2  Peningkatan  Potensi  Sumber  Energi.
Komponen pengukuran tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Tabel II.2. Komponen Pengukuran Tingkat Dukungan Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi No
OutcomeIndikator Kinerja Baseline 2014
Target 2015
1 Pemenuhan kebutuhan air baku untuk
layanan irigasi a. Peningkatan layanan jaringan irigasi
1.844.066 Ha 182.017 Ha
b. Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi
5.141.407 Ha 480.533,57 Ha
2 Peningkatan potensi sumber energi
8.706 MW 113,19 MW
2.3.3 Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing
Konektivitas  nasional  merupakan  salah  satu  kunci  dalam  penguatan  daya  saing.  Kegiatan ekonomi  tidak  bisa  dilepaskan  dari  peran  infrastruktur  jalan  sebagai  prasarana  yang  melayani
pergerakan  baik  orang  maupun  barang.  Peningkatan  cakupan  pelayanan  maupun  kualitas pelayanan jalan merupakan salah satu upaya dalam memperkuat daya saing nasional.
Konektivitas  Jalan  Nasional  diukur  melalui  persentase  simpul-simpul  yang  dapat  terhubung yang  dihasilkan  dari  kegiatan  pembangunan  jalan  nasional  terutama  pada  Sumatera,  Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
II-14
2.3.4 Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan
Sasaran strategis ini merupakan penjumlahan capaian subbidang cipta karya penurunan luasan permukiman  kumuh  perkotaan  dan  peningkatan  cakupan  pelayanan  akses  sanitasi  dan
subbidang  perumahan  rakyat  pemenuhan  perumahan  yang  layak  huni  bagi  rumah  tangga berpenghasilan rendah.
Tabel II.3. Komponen Pengukuran Tingkat Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar Permukiman dan Perumahan
No OutcomeIndikator Kinerja
Target Keterangan
1 Subbidang Cipta Karya
78,00 Rata-rata outcome penurunan
luasan permukiman kumuh perkotaan dan peningkatan cakupan
pelayanan akses sanitasi a. Penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan
92,00 b. Peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi
64,00
2 Subbidang Perumahan Rakyat
84,00 Capaian outcome subbidang
perumahan rakyat yang merupakan gabungan capaian penyediaan dan
pembiayaan perumahan a. Pemenuhan perumahan yang layak huni bagi
rumah tangga berpenghasilan rendah 84,00
2.3.5 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran
Kementerian  PUPR  menjadikan  konsep  tiga  pilar  kerangka  keterpaduan  pembangunan infrastruktur  PUPR  pembangunan  yang  inklusif  dan  berkelanjutan  dengan  pengembangan
wilayah  antarsektor,  antardaerah  dan  antarpemerintahan  yaitu  keterpaduan  perencanaan, keterpaduan  dan  kesinkronan  program  dan  keterpaduan  pelaksanaan  sebagai  fokus  bagi
sasaran program dalam Rencana Strategis Kementerian PUPR 2015-2019, yaitu: 1.  Meningkatnya  keterpaduan  Infrastruktur  bidang  PUPR  dengan  Pengembangan  Wilayah
antarsektor, antardaerah dan antarpemerintahan. 2.  Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran.
Keterpaduan  Pembangunan  Infrastruktur  bidang  PUPR  dengan  Pengembangan  Wilayah  yang menjamin  keterpaduan  antar  sektor,  antardaerah,dan  antarpemerintahan  untuk  mengurangi
disparitas dan meningkatkan pertumbuhan dengan cara : 1.  Menyusun kebijakan dan strategi dan rencana Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur
bidang PUPR dengan Pengembangan Wilayah. 2.  Mengembangkan  rencana  Keterpaduan  Pembangunan  Infrastruktur  bidang  PUPR
dengan  Pengembangan  Wilayah    kawasan  strategis  baik  perkotaan  maupun  non perkotaan.
3.  Menterpadukan  dan  mensinkronkan  program  Keterpaduan  Pembangunan  Infrastruktur bidang PUPR dengan Pengembangan Wilayah.