commit to user 81
menekankan untuk memahami teks ke dalam dan keluar, Adapun pendekatan tekstual pada wacana yang bergerak dalam ranah kritis berusaha untuk
mengungkap konstruksi, rekonstruksi dan transformasi dari perpuisian Abdul Wachid B.S.
3.3 Metode Penelitian
Menurut Barker 2008:83, metode dalam Kajian Budaya
Cultural Studies
tidak hanya menggunakan metode interpretatif dan hermeneutis untuk mengungkap makna ‗tersembuyi‘ bahasa, melainkan juga memberikan perhatian
kepada deskripsi dan analisis diskursus secara mendalam. Bahasa selalu memunculkan kemungkinan makna dari jejak yang berserakan berdasarkan
konstruksi sosial. Untuk sampai pada praktik sosial, penelitian juga memerlukan seperangkat konsep untuk membongkar kebenaran dalam arena tertentu. Antara
teks, jejak, dan relasi sosial harus jelas untuk diungkap dengan strategi tertentu yang telah dipersiapkan oleh seorang peneliti.
3.2.1. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini berada pada wilayah Kajian Budaya yang berusaha untuk mengungkap ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenaran melalui deskripsi
mendalam karena memasuki ranah berpikir kritis. Nyoman Kutha Ratna 2010:29- 33 membedakan antara pengetahuan
knowledge
dengan ilmu pengetahuan
science
. Dalam pandangannya, “pengetahuan mengungkap sesuatu secara spontan tanpa memahami asal-
usul dan kebenaran yang kurang terbuktikan,”
commit to user 82
sedangkan “ilmu pengetahuan bersifat sistematis, logis, metodis, dan teoritis”. Ilmu pengetahuan di Kajian Budaya berusaha untuk mengungkap potensi makna
melalui jejak-jejak yang tersatukan oleh bahasa dan praktik wacana berdasarkan sistem berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan.
Perpuisian Abdul Wachid B.S. menjadi objek yang akan didukung dengan beberapa penjelasan dari teks-teks lain yang membicarakan perpuisian Abdul
Wachid B.S., yang juga didukung dengan wawancara dengan Abdul Wachid B.S. itu sendiri. Ada potensi makna dari puisi-puisi Abdul Wachid B.S. yang muncul
tidak hanya dari struktur luarnya saja, melainkan dengan nilai di dalam dirinya sehingga arahan tekstual terhadap puisi-puisi Abdul Wachid B.S. ini
membutuhkan wawancara mendalam. Pemahaman terhadap wacana yang membentuk perpuisian Abdul Wachid
B.S. ini masuk dalam intensitasnya sebagai penyair sehingga mempunyai gaya
style
tersendiri. Sebagai penyair, Abdul Wachid B.S. mengkonstruks gaya tersebut dalam proses yang sangat panjang sebagai aktor sosial yang melakukan
tindakan dalam kehidupan sehari- hari. Dia mengatakan bahwa “puisi juga
menuntut eksistensi dirinya sebagai pribadi yang tak hanyut begitu saja oleh pembacanya”. Pernyataan ini menegaskan bahwa seorang penyair butuh eksistensi
atas karya-karyanya kepada pembaca sehingga dalam usaha untuk menulis puisi, penyair juga sedang melakukan praktik sosial, meskipun ia sedang bertualang
dengan wilayah imajinasi. Usaha memahami penyair melakukan tindakan sosial ini membutuhkan
uraian baca:konsep analisis dari Anthony Giddens tentang strukturasi. Penyair
commit to user 83
menulis puisi berada dalam kesadaran praktis untuk terus mencipta dan mencipta. Proses penciptaan puisi ini merupakan tindakan sosial yang akan terkait dengan
kehidupan sosial. Tindakan ini terjadi antara kognisi dan motivasi yang terus- menerus diproduksi dalam kehidupan sosial. Ada ruang dan waktu tentunya
sebagai kejadian yang berulang dan menimbulkan implikasi pada suatu term. Ada transformasi yang dilakukan berdasarkan kebiasaan mencipta puisi untuk
menemukan wilayah institusional yang menjadi gaya
style
dari seorang penyair. Arahan penelitian ini bukan hanya interpretasi sebuah teks, melainkan lebih
pada pemerincian tatanan institusional mengenai wacana-wacana sebagai integrasi sosial dan sistem sosial. Peneliti berupaya untuk melakukan interpretasi juga
menggali makna yang terdapat dalam sistem dan struktur. Sebagaimana yang ditekankan oleh Anthony Giddens sendiri bahwa strukturasi ini akan bekerja
dalam dualitas struktur. Dalam praktik penelitian ini, bahwa semua yang ada tersebut dipandang sebagai teks agar penelitian lebih terfokuskan. Hal ini juga
selaras dengan pemikiran Derrida dalam Norris, 2008:74, yang mengatakan bahwa “tidak ada sesuatu apapun di luar teks,” di mana seluruh alam ini dipahami
sebagai bahasa yang akan memunculkan makna-makna tersembunyi. Wilayah itulah yang kemudian dikenal sebagai entitas untuk dapat dimaknai dan
dibongkar. Perpuisian Abdul Wachid B.S. tidak hanya dimaknai berdasarkan puisi itu
sendiri, melainkan juga diungkap mengenai proses kreatif, arahan wacana, pandangan, juga efek yang muncul. Puisi sebagai tanda adalah representasi yang
commit to user 84
dikonstuksi. Puisi penuh dengan makna dan kebenaran dalam menampilkan berbagai peristiwa melalui kekuatan kata-kata.
3.2.2. Sumber Data