commit to user 89
dokumen sebagai bukti. Teknik cuplikan ini ada yang langsung dan tidak langsung. Teknik cuplikan yang langsung akan ditulis dalam tanda kutip, dan jika
lebih dari tiga baris akan ditulis dalam spasi tunggal dengan alinea menjorok. Sementara itu, untuk teknik cuplikan tidak langsung ditulis biasa dengan
redaksional bahasa yang telah dirubah oleh peneliti dan sumber tetap dicantumkan sebagai keterangan.
3.2.3.5. Validitas Data
Validitas data dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah usaha memahami data melalui berbagai sumber, subjek peneliti, cara teori, metode,
teknik, dan waktu Ratna, 2010:241. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dokumen puisi-puisi Abdul Wachid B.S, buku esai dan kritik sastra dan
tulisan lain yang membahas, wawancara, dan keterlibatan dati peneliti. Peneliti dalam mendapatkan data juga melakukan penjarakan untuk melihat otonomi
semantik teks agar tidak muncul bias subjektivitas. Peneliti tidak hanya menggunakan pendapat sendiri, melainkan juga ada pendapat orang lain sebagai
perbandingan. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini juga tidak hanya bertumpu pada teori wacana, tetapi juga pada stylistika, semiotika, dan strukturasi.
Dengan adanya usaha tersebut, penelitian ini akan menjangkau pada ranah yang komprehensif dan dilakukan secara holistik.
commit to user 90
3.2.3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan deskripsi mendalam terhadap perpuisian Abdul Wachid B.S. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori
wacana Michel foucault dan teori strukturasi Anthony Giddens untuk mengungkapkan struktur wacana, produksi wacana, dan strategi wacana dalam
perpuisian Abdul Wachid B.S. Peneliti memahami bahwa Abdul Wachid B.S. sebagai aktor sosial bergerak dalam lingkaran struktur dan sistem menuju pada
perubahan sosial sebagai pencapaian transformasi. Pengungkapan mengenai wacana-wacana yang ada di dalam perpuisian Abdul Wachid B.S. yang mulai
muncul sebagai penyair di dekade 1980-an, yakni pada masa Orde Baru. Sebelum memasuki ke ranah itu, sesungguhnya penyair adalah intelektualitas yang
memiliki pengetahaun. Sebagaimana yang ditekankan oleh Foucault bahwa kekuasaan bukan hanya negara, tetapi juga pada sentral-mikro kekuasaan, di mana
pengetahuan membentuk struktur diskursif. Kekuasaan-kekuasaan Abdul Wachid B.S. dalam mengontrol teks-teks puisi ke dalam simbol-simbol religious, sosial
maupun sufistik akan dianalisis dengan deskripsi mendalam. Analisis dilakukan dengan meneliti struktur-struktur yang terdapat di dalam
puisi Abdul Wachid B.S. Struktur ini dapat juga merupakan tanda, maupun simbol yang sengaja dibentuk di dalam teks puisi Abdul Wachid B.S. Dalam tahap ini,
peneliti berpikir reflektif, yakni bolak-balik antara teks dan konteks dan kontekstualisasi untuk mengungkapkan proses produksi wacana yang terjadi.
Analisis produksi wacana dilakukan dengan mengurai pola antara nilai dan struktur dari Abdul Wachid B.S. sebagai praktik sosial. Selanjutnya, praktik sosial
commit to user 91
ini akan dianalisis untuk menemukan upaya-upaya transformasi wacana yang dilakukan oleh Abdul Wachid B.S. terhadap puisi-puisinya dalam proses
penciptaan ulang sebagai sistem yang bekerja di dalam institusional.
commit to user 92
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Teks, pada dasarnya, merepresentasikan suatu konteks yang dalam pemaknaannya dapat disesuaikan dengan sosio-kultur, sejauh hal ini memiliki
inter-relasi. Namun demikian, puisi bukan sejarah, dan terdapat perbedaan aksentuasi makna dan semangat ketika puisi dipahami sebagai periode
kesejarahan, atau bahkan mode pemikiran, meskipun keduanya memiliki keterkaitan yang amat erat. Puisi memang diproduksi dalam arena tertentu oleh
penyair untuk menghasilkan pengetahuan sehingga dapat diterima sebagai kebenaran. Puisi tercipta berdasarkan imajinasi penyair, yang mendapatkan ide
dari lingkungan sekitarnya. Pembacaan-pembacaan puisi dalam bentuk apresiasi, ulasan, kritik, maupun
telaah selalu menampilkan sosok baru terhadap teks dengan adanya pemahaman yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya berbagai macam teori yang
membukakan kemungkinan-kemungkinan baru terhadap puisi
sehingga memunculkan pemahaman terhadap sisi yang berbeda pula. Esensi teks dalam
wilayah ini menjadi sangat kaya antara corak, isi, gaya, dan efek ketika diapresiasi, dikritik, maupun ditelaah dengan membuka sisi yang berbeda.
Keberbedaan itu bukanlah pertentangan yang harus diperdebatkan, melainkan suatu ‗fenomena yang saling memberikan kelengkapan‘ terhadap puisi.
Perbedaan-perbedaan pemahaman terhadap puisi itu akan selalu muncul berdasarkan konteks yang dipahami oleh interpretator dari latar belakang sosio-
92