40
Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian proses dan hasil. Penilaian proses menggunakan alat penilaian pedoman observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi foto. Pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aspek afektif yang terjadi pada diri siswa, yaitu
partisipasi dan respons siswa dalam pembelajaran membaca intensif cerita anak. Jurnal siswa berisi tentang catatan harian siswa mengenai pembelajaran membaca
intensif cerita anak. Jurnal siswa digunakan untuk mengetahui hal-hal atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang terjadi. Wawancara berisi pendapat
siswa tentang minat dan kesan terhadap pembelajaran membaca intensif cerita anak melalui pendekatan analisis dengan metode STAD, sedangkan penilaian
hasil diperoleh melalui tes tertulis untuk mengetahui ketuntasan dan kesiapan siswa.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan, kemapuan siswa SMP Ma’arif NU 02 Bumijawa dalam memahami suatu bacaan masih sangat rendah, salah satu sebab dari
keadaan ini adalah kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif cerita anak. Keterampilan membaca merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebaiknya siswa diberikan motivasi agar dapat mengikuti pembelajaran membaca dengan baik dan
dapat memperoleh pemahaman dengan cermat, tepat, dan kritis. Pembelajaran membaca intensif cerita anak yang dilakukan guru belum
membuahkan hasil yang maksimal karena beberapa kendala yang menyebabkan
41
siswa menjadi tidak termotivasi dan merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran. Salah satunya, metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan
kurang menarik. Metode pembelajaran yang digunakan cenderung monoton dan kurang bervariasi. Penerapan metode pembelajaran yang demikian membuat siswa
enggan dan jenuh untuk mengikuti pembelajaran membaca intensif cerita anak. Hal ini tentunya sangat berpegaruh terhadap hasil pemahaman yang diperoleh
siswa. Untuk mengatasi permasalah tersebut, perlu adanya strategi pembelajaran baru yang lebih bervariasi dan lebih membudayakan siswa untuk belajar secara
aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan menghilangkan rasa jenuh siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca. Salah
satu strategi yang dapat digunakan adalah pembelajaran membaca intensif memalui pendekatan analisis dengan metode STAD.
Pembelajaran melalui pendekatan analisis dengan metode STAD mendorong siswa untuk belajar memahami bacaan secara aktif, kritis, dan
menyenangkan karena dilakukan secara berkelompok berdasarkan tingkat prestasi. Pada pembelajaran ini pemahaman siswa terhadap wacana cerita anak
yang dibaca diperoleh dari pemikirannya sendiri dengan bekerja sama dan bertukar pikiran melalui kelompok-kelompok belajar secara aktif sehingga
kemampuan siswa dalam memahami isi wacana akan meningkat. Selain itu, melalui pendekatan analisis dengan metode STAD siswa tidak lagi menganggap
bahwa pembelajaran membaca cerita anak adalah pembelajaran yang membosankan dan rasa jenuh yang selama ini melekat dalam diri siswa dapat
hilang.
42
2.4 Hipotesis Tindakan