75
anak atau sebesar 10,34 . Kategori cukup dengan rentang skor 60-69 dicapai oleh tiga siswa atau sebesar 10,34 , sedangkan kategori kurang dengan rentang
skor 0-59 dicapai oleh dua puluh tiga siswa atau sebasar 79,1. Berdasarkan hasil awal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan membaca intensif
untuk menceritakan kembali cerita anak yang dibaca siswa masuk kategori kurang karena nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya sebesar 43,44 yang berada
dalam rentang 0-59. Kondisi tersebut menjadi dasar dilakukannya pembelajaran membaca intensif cerita anak melalui pendekatan analisis dengan metode STAD
pada siswa kelas VII A SMP Ma’arif NU 02 Bumijawa. Hasil tes awal ini merupakan hasil penjumlahan skor dari empat aspek
penilaian keterampilan menceritakan kembali cerita anak yang dibaca yaitu 1 menuliskan pokok-pokok cerita, 2 kelengkapan isi cerita, 3 keruntutan cerita,
dan 4 bahasa yang digunakan. Penjelasan masing-masing aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
4.1.1.1 Hasil Tes Menuliskan Pokok-Pokok Cerita Anak yang Dibaca
Penilaian aspek menuliskan pokok-pokok cerita dipusatkan pada kemampuan siswa dalam menuliskan pokok cerita yang ada dalam wacana cerita
anak yang dibaca. Hasil penilaian pada aspek menuliskan pokok cerita dapat dilihat pada tabel berikut.
76
Tabel 5. Hasil Tes Menuliskan Pokok-Pokok Cerita Anak pada Prasiklus
No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Persentase Rata-rata
1. Sangat baik 40
X = 16,55
Kategori: Kurang
2. Baik 30
4 120
13,37 3. Cukup
20 11
220 37,93
4. Kurang 10
14 140
48,27 Jumlah 29
480 100
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan skor 40 belum dapat dicapai oleh siswa atau
sebesar 0 dan kategori baik dengan skor 30 dicapai oleh empat anak atau sebesar 13,37 . Kategori cukup dengan rentang skor 20 dicapai oleh sebelas
siswa atau sebesar 37,93 , sedangkan kategori kurang dengan rentang skor 10 dicapai oleh empat belas siswa atau sebesar 48,27 . Rata-rata nilai keterampilan
siswa pada aspek menuliskan pokok-pokok cerita anak yang dibaca melalui pendekatan analisis dengan metode STAD sebesar 16,55 atau masih dalam
kategori kurang.
4.1.1.2 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Cerita
Penilaian aspek kelengkapan dipusatkan pada kelengkapan penulisan isi cerita anak yang dibaca. Hasil penilaian pada aspek kelengkapan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 6. Perolehan Skor Aspek Kelengkapan Isi Cerita pada Prasiklus
No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Persentase Rata-rata
1. Sangat baik 20
X = = 8,7
Kategori: Kurang
2. Baik 15
3 45
10,34 3. Cukup
10 16 160
55,17 4. Kurang
5 10 50
34,48 Jumlah 29
255 100
77
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan skor 20 belum dapat dicapai oleh siswa atau sebesar
0 dan kategori baik dengan skor 15 dicapai tiga anak atau sebesar 10,34 . Kategori cukup dengan rentang skor 10 dicapai oleh enam belas siswa atau
sebesar 55,17 , sedangkan kategori kurang dengan rentang skor 5 dicapai oleh sepuluh siswa atau sebasar 34,48 . Rata-rata nilai keterampilan siswa pada
aspek kelengkapan isi cerita yaitu sebesar 8,7 atau masih dalam kategori kurang.
4.1.1.3 Hasil Tes Aspek Keruntutan