Hasil Wawancara Hasil Penelitian Nontes

90 guru, namun sebagian siswa masih pasif karena belum dapat memahami materi yang disampaikan guru. Respons siswa terhadap materi pembelajaran menceritakan kembali cerita anak yang dibaca cukup baik. Siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran, hal ini dapat dilihat ketika guru menunjukan letak kemenarikan isi cerita anak yang akan dibaca melalui pendekatan analisis, tetapi masih ada siswa yang kurang antusias selama mengikuti pembelajaran, mereka tidak mau menulis, serta masih berbicara dengan teman sebangkunya. Berdasarkan informasi di atas dapat disimpulkan, respons siswa terhadap pendekatan analisis dengan metode STAD pada pembelajaran siklus I sudah baik. Siswa tampak senang ketika menceritakan kembali cerita anak yang dibaca secara bergantian. Siswa juga merasa tertarik karena pendekatan dan metode yang digunakan memudahkan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak yang dibaca.

4.1.2.2.3 Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai dan setelah memperoleh nilai hasil tes menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui tanggapan dan respons siswa terhadap pembelajaran. Wawancara ini ditujukan pada siswa yang mendapat nilai tertiggi, siswa yang mendapat nilai sedang, dan siswa yang mendapat nilai terendah. Tanggapan siswa yang mendapat nilai tertinggi, yaitu siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca intensif untuk menceritakan kembali cerita anak yang dibaca melalui pendekatan analisis dengan metode STAD, karena 91 siswa dapat saling bercerita secara bergantian, saling menilai, dan bertukar pendapat di dalam kelompok. Siswa juga mengatakan pembelajaran yang disampaikan guru sudah jelas, dapat dipahami dengan baik. Siswa tidak mengalami kesulitan ketika menuliskan pokok-pokok cerita dan merangkai pokok-pokok cerita tersebut menjadi cerita yang runtut. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa menyatakan memperoleh manfaat, yaitu mendapat pengetahuan baru mengenai konsep dan langkah dalam menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Siswa juga memberi saran agar pendekatan analisis dan metode STAD digunakan lagi pada pertemuan berikutnya dengan cerita anak yang lebih menarik, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Tanggapan siswa yang mendapat nilai sedang atau baik, yaitu “ Saya merasa senang dan tertarik belajar membaca cerita anak melalui pendekatan analisis dengan metode STAD karena saya dapat saling bercerita dengan teman secara bergantian,” begitulah salah satu ucapan yang disampaikan R 5 pada saat wawancara dengan guru. Siswa juga mengatakan materi pembelajaran yang disampaikan guru sudah jelas. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan menceritakan kembali cerita yang dibaca karena melalui pendekatan analisis siswa menjadi lebih mudah dalam menuliskan pokok-pokok cerita serta dengan metode STAD siswa merasa lebih mudah dalam merangkai pokok cerita karena dilakukan secara berpasangan dan saling menilai atau melengkapi cerita yang disampaiakan secara bergantian. Selain itu, siswa menyatakan memperoleh manfaat, yaitu mendapat pengetahuan baru mengenai konsep dan langkah yang tepat dalam memahami dan menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Siswa juga 92 memberi saran agar pendekatan analisis dan metode STAD digunakan lagi pada pertemuan berikutnya dengan cerita anak yang lebih menarik, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Tanggapan siswa yang mendapat nilai rendah atau kurang yaitu “ Saya merasa kurang tertarik dengan pembelajaran menceritakan kembali cerita anak yang dibaca melalui pendekatan analisis dengan metode STAD karena pembelajaran yang dilakukan hanya menunjukan isi cerita bukan mengatasi kesulitan belajar yang saya alami. Selain itu, Penjelasan yang disampaikan guru kurang dapat dipahami dengan jelas,” begitulah pernyataan yang disampiakan R10 pada saat wawancara dengan guru. Siswa mengalami kesulitan pada saat menentukan pokok cerita karena siswa tidak dapat menemukan pokok cerita dengan baik pada saat melakukan kegiatan membaca cerita anak melalui pendekatan analisis. Kesulitan lain, siswa tidak dapat merangkai pokok cerita menjadi cerita yang runtut karena merasa terganggu dengan teman lain sehingga dalam melakukan kegiatan kelompok kurang serius. Selain itu, siswa juga merasa kesulitan pada saat menceritakan kembali dengan bahasa sendiri, siswa cenderung menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa teks. Bertolak dari permasalahan tesebut, agar tidak terjadi kesulitan belajar lagi pada pertemuan berikutnya, siswa memberi saran agar guru lebih jelas lagi dalam menjelaskan materi, jarak antarkelompok pada saat diskusi jangan terlalu dekat, dan lebih memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 93

4.1.2.2.4 Dokumentasi Foto

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD).

0 0 18

EFEKTIVITAS PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK SISWA KELAS VII DAN VIII SMP MA’ARIF NU TEGAL TAHUN 2010.

4 7 119

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF UNTUK MENGOMENTARI BUKU CERITA DENGAN METODE PQRST (PREVIEW-QUESTIONS-READ-SUMMERIZE-TEST) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 5 KUDUS 2009/2010.

0 0 3

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DENGAN METODE STAD SISWA KELAS VII-A SMP MA’ARIF NU 2 BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL.

0 0 3

(ABSTRAK) EFEKTIVITAS PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK SISWA KELAS VII DAN VIII SMP MA’ARIF NU TEGAL TAHUN 2010.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BERAKSARA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD DAN MEDIA KARTU PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 PLAOSAN MAGETAN.

0 0 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CERPEN DENGAN TEKNIK BRAINSTORM SHEET SISWA KELAS VII. A SMP NEGERI I KRETEK KABUPATEN BANTUL.

0 1 210