17
pendekatan dan metode yang digunakan yaitu pendekatan analisis metode STAD.
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan membaca intensif cerita anak melalui pendekatan analisis dengan metode STAD siswa kelas
VII A SMP Ma’arif NU 02 bumijawa Kabupaten Tegal dan perubahan perilaku siswa selama pembelajaran. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan
menambah kajian wacana tentang inovasi pembelajaran membaca intensif.
2.2 Landasan Teoretis
Teori-teori yang digunakan dalam membahas permasalahan penelitaian, terdiri atas teori yang berkenaan dengan membaca intensif cerita anak pada
sekolah menengah pertama termasuk di dalamnya dengan menggunakan pendekatan analisis dan metode STAD, serta implementasi pembelajaran
membaca intensif melalui pendekatan analisis dengan metode STAD. Penjelasan masing-masing teori yang relevan dengan penelitian membaca intensif cerita anak
melalui pendekatan analisis dengan menggunakan metode STAD akan dijelaskan sebagai berikut.
2.2.1 Pengertian Membaca
Kata membaca memiliki berbagai macam pengertian dan penjelasan. Berbagai pakar dan para ahli berulang-ulang membuat definisi tentang bagan,
model, dan pola pemikiran tentang hakikat membaca. Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan
18
penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu Oka 1983: 17. Membaca pada pengertian tersebut merupakan batasan membaca yang sudah
tergolong tingkat lanjut, karena pengolahanya dilakukan dengan suatu tingkat berpikir kritis-kreatif tertentu dengan menerapkan seperangkat kemampuan
intelektual yang relevan dan memanfaatkan perbendaharaan pengetahuan serta pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan begitu, seorang pembaca pada taraf
ini akan melakukan proses yang kompleks untuk dapat memahami isi bacaan secara menyeluruh dan mendalam.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas, dan agar makna kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak
akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik Hodgson dalam Tarigan 1986 : 7.
Anderson dalam Tarigan 1986: 8 menyatakan bahwa membaca merupakan suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri
kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Membaca
dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis.
Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan
19
penafsiran pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah
makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-
kata tersebut. Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan 1986 : 8 mengemukakan bahwa
membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahasa tertulis. Dari sini dapat kita lihat bahwa kegiatan membaca
merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktif dan interaktif. Dengan pengetahuannya, pembaca harus bisa mengikuti jalan pikiran penulis dan dengan
daya kritisnya ditantang untuk bisa merespons dan menyetujui atau bahkan tidak menyetujui gagasan atau ide-ide yang dilontarkan seorang penulis. Tujuan
membaca ini adalah untuk memahami dan menghayati makna yang terkandung di dalam bacaan-bacaan itu, kemudian menetapkan penilaian serta sikap pembaca
terhadap gagasan-gagasan yang dipaparkan oleh penulisnya. Menurut Rahim 2007: 2, membaca pada hakikatnya adalah suatu yang
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan meta kognitif. Sebagai
proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas
pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca
20
merupakan kegiatan yang berproses untuk memahami suatu pesan yang dikemukakan oleh penulis melalui tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses memahami atau merekonstruksi makna untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis yang terkandung di dalam sebuah bacaan.
2.2.2 Tujuan Membaca