Uji Ranking TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 21 b Pengemas sekunder Pengemas sekunder merupakan pengemasan yang terdiri dari dua lapisan atau dua kemasan. Biasanya pengemas sekunder ini tidak langsung berhubungan dengan bahan baku atau produk, sehingga tingkat kontaminasi yang ditimbulkan pun juga ikut berkurang. Untuk produk manisan kering biasanya menggunakan kardus yang sebelumnya telah dibungkus plastik sebagai kemasan primer yang dapat melindungi produk dari kerusakan fisik.

H. Uji Ranking

Metode uji kesukaan atau uji penerimaan juga disebut acceptance test atau preference test . Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis mengemukakan kesan akan adanya perbedaan tanpa disertai kesan senang atau tidak maka pada uji pemilihan panelis mengemukakan tanggapan pribadi adalah kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensori atau kualitas yang dinilai. Misalnya, kesan gurih dan renyah pada kerupuk, kesan halus pada permukaan kertas adalah berhubungan dengan sifat-sifat yang disenangi. Sebaliknya rasa hambar, terlalu asin dan liat pada daging berkaitan dengan sifat-sifat yang tidak disukai Soekarto, 1985. Uji ranking termasuk dalam uji skalar karena hasil pengujian panelis dinyatakan dalam besaran dengan jarakinterval tertentu. Panelis diminta untuk mengurutkan contoh-contoh yang di uji berdasarkan perbedaan mutu sensori. Jarak atau interval antara jenjangranking tidak harus sama untuk tiap tingkat. Pada uji ini, komoditi diurutkan dengan pemberian nomer urut. Urutan pertama selalu menunjukkan tingkat mutu sensori tertinggi dan urut selanjutnya menunjukkan tingkat yang rendah Rahayu, 2001. commit to user 22 Dalam uji ranking, panelis diminta untuk mengurutkan intensitas sifat yang dinilai. Uji ranking dapat digunakan untuk mengurutkan uji intensitas, mutu atau kesukaan konsumen. Dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek. Pada uji ranking ini digunakan panelis terlatih untuk uji pembedaan atau digunakan panelis yang tidak terlatih untuk uji kesukaan Kartika dan Widodo, 1998. Waktu pengujian sebaiknya dilakukan pada saat calon-calon panelis tersebut dalam kondisi tidak lapar dan tidak kenyang karena dalam kondisi demikian calon-calon tersebut kepekaannya terhadap sifat inderawi menurun. Jumlah penilai untuk uji kesukaan sekurang- kurangnya adalah 30 orang. Makin banyak jumlah penilainnya, makin cermat pula hasil penilainnya Utami, 1999.

I. Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisis kelayakan ekonomi bertujuan untuk menentukan kalayakan suatu usaha, baik apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Analisis finansial menitik beratkan kepada aspek keuangan berupa arus kas cash flow yang terjadi selama usaha dijalankan. Analisis dari segi teknik, ekonomi, maupun finansial. Analisis ekonomi bertujuan mengetahui ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok penjualan, harga penjualan, perkiraan pendapatan rugi atau laba, serta kriteria kelayakan usaha Astawan, 1999.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. a Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana sosial. commit to user 23 b Biaya Tidak TetapVariabel Variabel Cost Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakar atau energi, biaya perawatan dan perbaikan.

2. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3. Kriteria Kelayakan Ekonomi a.

Kriteria kelayakan ekonomi yang digunakan adalah Break Event Point BEP, Benefit Cost BC, Payback period PP, Return of Investment ROI. b. Break event point BEP Break Event Point BEP digunakan untuk menentukan besarnya volume penjualan yaitu perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan. Break Event Point adalah suatu titik kesinambungan pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi. Jika penjualan berjumlah kurang daripada jumlah yang ditunjukkan oleh titik ini, maka akan diperoleh kerugian bersih Astawan, 1999. Perhitungan rumus BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai berikut: [ ] Perhitungan rumus BEP atas dasar unit rupiah adalah sebagai berikut: commit to user 24 [ ] Perhitungan rumus BEP atas dasar unit waktu adalah sebagai berikut: c. Payback Period PP Payback Period merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek. Nilai tersebut dapat berupa persentase maupun baik tahun maupun bulan. Payback period tersebut harus lebih dari nilai ekonomis proyek. Untuk industri pertanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari lima tahun. Rumus Payback Period adalah sebagai berikut Sutanto, 1994. PP = d. Benefit Cost Ratio BC Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula kriteria yang disebut Benefit Cost Ratio - BCR. Penggunaannya dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan, namun bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini Gittinger, 1986. Benefit Cost Ratio BCR adalah nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. Jika nilai BC lebih besar dari 1 maka perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika nilai BC lebih kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak berdiri commit to user 25 rugi. Jika nilai BC = 1 maka perusahaan berada dalam keadaan impas Astawan, 1999. e. Return of Investment ROI Return of Investment ROI merupakan perbandingan antara besarnya laba per tahun dengan besarnya modal yang dinyatakan persen per tahun. ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan belum dikurangi pajak pendapatan atau berdasarkan laba bersih yaitu laba dikurangi pajak pendapatan. Demikian juga dengan besarnya modal dapat dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap ditambah modal kerja Sutanto, 1994. ROI = 100 Produksi Biaya Total Laba X commit to user 26

BAB III METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek produksi Manisan Basah Pare ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan Gizi dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelaksanaan praktek produksi ini dilakukan pada bulan April-Juli 2012.

B. Metode Penelitian

1. Observasi Metode observasi merupakan langkah awal dalam melaksanakan praktek produksi setelah menentukan produk yang akan dibuat. Pelaksanaan observasi di tempat perbelanjaan atau pasar mengenai produk apa yang belum ada di pasaran maupun sudah ada untuk dikembangkan lebih lanjut. Dalam praktek produksi ini mengutamakan bahan baku yang dapat diperoleh setiap hari serta melimpah sehingga mempermudah proses produksi. 2. Studi pustaka Studi pustaka adalah salah satu hal yang dilakukan setelah mengetahui atau menentukan jenis produk apa yang akan dibuat, dalam hal ini yang dilakukan adalah pembelajaran yang lebih lanjut mengenai produk tersebut yang berhubungan dengan buah pare, cara pembuatan dan analisis kandungan produk. Studi pustaka diperoleh melalui buku-buku, sarana internet, dan sumber-sumber lain yang relevan dapat dipertanggung jawabkan. 3. Percobaan Sebelum melakukan praktek produksi mahasiswa melakukan praktek membuat produk dengan formula yang sesuai dengan selera konsumen. Oleh karena itu dilakukan percobaan pembuatan produk dengan beberapa formula selanjutnya ditentukan formula yang digunakan dalam pembuatan produk berdasarkan uji kesukaan Metode Ranking . Formulasi yang