Parameter Besaran
Satuan Umur sellumpurθc
5 – 15 Hari
FM 0,2 – 0,6
Hari
-1
MLSS 1000 – 4000
MgL Koeisien kematian b
0,002 – 0,004 Jam
-1
Koeisien decay Kd 0,03 – 0,07
Hari
-1
Koeisien pertumbuhanY 0,4 – 0,8
Waktu detensitd 0,5 – 1
Jam MLVSS : MLSS
0,75 – 0,85 Kecepatan pertumbuhan spesiik
maks µm 0,31 – 0,77
Hari jam
-1
Konsentrasi substrat12µmKs 40 –120
MgL
Tabel 4.2. Kriteria Desain Tangki Kontak
4.3 Praktik Penggunaan Lumpur Aktif 1.
Penyiapan inokulum mikroba sebagai Lumpur aktif
a. Alat dan bahan yang digunakan
1. Alat yang digunakan -
Reaktor Lumpur aktif -
Selang udara -
Kompresor -
dO meter -
timbangan analitik -
tabung sentrifuge -
Sentrifuge -
Beaker glass 250 ml -
Labu erlenmeyer 500 ml -
Labu ukur 100 ml
- Pemanas
- Buret 25 ml
- Pipet ukur 10 ml
- Cawan pemanas
- Waterbath
- Block heater COd
- Pipet tetes
2. Bahan yang digunakan -
Bahan bibit bakteri Lumpur aktif -
Aquadest - Glucotest
- Air limbah tahu dan tempe
- Reagen analisis organic KMnO
4
0,01 n, asam oksalat 0,01 n dan H
2
SO
4
4n -
Reagen COd lar.oksidator kuat K
2
CrO
7
0,0167 M, asam sulfat, indicator ferroin dan larutan FAS
standar 0,1 M
b. Prosedur kerja
1. Seeding • disiapkan bak pengolahan dengan volume 12
liter. • disiapkan biakan sumber mikroba dari iPAL
air dan lumpurnya, dimasukan kedalam reaktor sebanyak 7 liter dan ditambahkan 1 liter nutrien
broth, volume total larutan 8 liter.
• Aerasi yang memadai disuplai kedalam bak sehingga seluruh bagian bak bergejolak.
• Analisis volatie suspended solid vSS dilakukan setiap hari untuk mengukur tingkat
pembentukan biomassa. Pertumbuhan mikroba juga dapat diamati melalui parameter Odreaksi
dengan FDA: Fluoresene diasetat.
• Pengamatan dilakukan hingga pertumbuhan mikroba maksimal, dan pertumbuhan ini akan
djaga stasioner dengan penambahan glukosa. • Ketika vmaks dicapai ditambahkan kedalam
bak 1 gliter glukosa untuk mempertahankan pertumbuhan
mikroba maksimal
yang stasioner.
• Larutan aktif siap aklimatisasi lebih lanjut. Enzim + FDA + Bufer disentrifuge 1 jam
diukur Od sebanding dengan jumlah bakteri dengan standar : Bufer +FDA + aseton
Mgl FdA terhidrolisis 2. Aklimatisasi
• disiapkan reaktor pengolahan kedua dengan volume 12 liter, disiapkan media dengan
perbandingan limbah : larutan glukosa ditabelkan dibawah prosedur ini.
• Aerasi yang memadai disuplai kedalam bak sehingga seluruh bagian bak bergejolak.
• Pengamatan dilakukan dengan parameter vSS, setelah bakteri mampu mengolah air limbah
tanpa penambahan glukosa dan nilai vSSnya 2000 mgL penelitian utama dapat dilanjutkan
dimana penyisihan organic di dalam reactor diamati setiap satu jam dengan parameter COd
dan vSS.
Tabel.4.3 Perbandingan limbah dengan glukosa pada larutan mikroba yang tetap10
data yang diperoleh selama pengamatan pembibitan diplotkan antara produk biomassa yang diukur dengan
vSS dengan waktu. dengan ploting tersebut dapat ditunjukan periode pertumbuhan mikroorganisme mulai
dari aklimatisasi, puncak pertumbuhan, masa stagnan dan kematian, kemudian ditentukan fase puncak pertumbuhan
sebagai dasar dalam penggunaan konsorsium mikroba dalam lumpur aktif.
4.4 Pemanfaatan Suspensi Aktif pada Biosistem