perkotaan, maupun kegiatan industri. Berdasarkan sifat toksiknya, polutanpencemar dibedakan menjadi dua,
yaitu polutan tak toksik non toxic polutans dan polutan toksik toxic pollutans.Polutan tak toksik biasanya berada
pada ekosistem secara alami, bersifat mencemari jika terdapat dalam jumlah yang berlebihan, sehingga dapat
mengganggu kesetimbangan ekosistem melalui proses isika dan kimia perairan. Polutan tak toksik terdiri dari
bahan-bahan tersuspensi dan nutrient. Bahan-bahan tersuspensi mempengaruhi sifat isika perairan, misalnya
meningkatkan kekeruhan dan menghambat penetrasi sinar matahari. Keberadaan nutrient dan unsur hara yang
berlebihan dapat menimbulkan pengayaan perairan, yang mengganggu kesetimbangan ekosistem akuatik secara
keseluruhan.Sementara polutan toksik dapat menyebabkan kematian lethal dan tidak menyebabkan kematian sub
lethal
, misalnya terganggunya pertumbuhan, tingkah laku, dan morfologi organisme akuatik. Polutan toksik biasanya
berupa bahan-bahan yang bukan alami, misalnya pestisida dan detergent.
2.3 Indikator Pencemaran Air
Air yang tercemar, memiliki karakteristik khusus yang dapat dibedakan dari air bersih, baik secara isik, kimia
maupun biologi. Semakin banyaknya jumlah manusia penduduk maka makin banyak bahan buangan di alam.
Kondisi ini akan menyebabkan kualitas air mengalami penurunan seperti dikemukakan di atas. Perubahan isik
kimia dan biologi lingkungan perairan dapat ditunjukan dengan berbagai indikatortanda bahwa air dalam keadaan
tercemar. indikator tersebut 1 Suhu sangat
penting dalam suatu perairan, karena menentukan jenis organisme
yang dapat hidup. Kegiatan industri seringkali menggunakan mesin reaktor dalam proses produksi. Apabila hal ini
dibuang ke perairan maka akan mengakibatkan perubahan suhu perairan. Perubahan suhu perairan juga dapat terjadi
karena peristiwa alam, yang mengakibatkan peningkatan kesuburan perairan sehingga akan timbul jenis tanaman
air yang menimbulkan pencemaran Red Tide. 2 derajat Keasaman pH bagi kehidupan normal berkisar
antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung dari jumlah ion Hidrogen yang didonorkan. Limbah
yang dibuang ke perairan dapat mengurangi pH menjadi 7Asam maupun 7Basa. 3 indikator Fisik yang mudah
terdeteksi oleh panca indera manusia adalah Warna, Rasa dan Bau. Perubahan itu disebabkan oleh jenis dan jumlah
bahan buanganlimbah di perairan. Warna, Rasa dan Bau dapat mengurangi estetika bagi penggunaan air untuk
keperluan air minum. 4 timbulnya endapan, Koloidal dan Bahan terlarut.
endapan, Koloidal dan Bahan terlarut berasal dari bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bentuk
menjadi endapan maupun koloidal tergantung pada daya larut bahan buangan tersebut. endapan yang tidak dapat
larut sempurna akan berada di dasar perairan, sedangkan yang sebagian larut akan membentuk koloidal di perairan.
Koloidal ini akan menghalangi masuknya cahaya matahari ke perairan. Jika cahaya matahari kurang di perairan, maka
mikroorganisme tidak dapat melakukan fotosintesa dengan sempurna. Fotosintesa dibutuhkan untuk menghasilkan
oksigen yang cukup bagi organisme perairan. Semakin banyak endapan, koloidal maupun Bahan terlarut akan
meningkatkan BOd Biological Oxygen Demand di perairan. 5 Mikroorganisme berperan dalam mendegradasi bahan
buangan. Semakin banyak bahan buangan di perairan maka akan semakin banyak mikroorganisme yang akan
mendegradasinya. Seiring perkembangan mikroorganisme, kemungkingan akan timbul juga mikroba patogen. Mikroba
Pathogen akan menimbulkan berbagai macam penyakit. 5 Radioaktif telah banyak dipergunakan di segala bidang,
antara lain pertanian, kedokteran, industri dan lain sebagainya. Sejak awal terbentuknya bumi, radioaktivitas
telah ada dalam pembentukan Bumi melalui Reaksi Fusi yang memerlukan energi yang sangat tinggi. namun
manusia dilarang untuk mebuang secara sengaja bahan- bahan radioaktif ke perairan.
2.4 Parameter Fisik Pencemaran Perairan