Baku Mutu Air Karakteristik Limbah Domestik

3.3.4 Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak yang mencemari perairan dapat berasal dari kendaraan bermotor pada perairan, buangan industri, maupun dari buangan domestik. Adanya minyak dan lemak dalam suatu perairan dapat mengakibatkan berkurangnya penetrasi sinar matahari ke dalam air, menurunnya konsentrasi oksigen terlarut karena meng- hambat difusi udara dengan permukaan air. Hal tersebut akan dapat mengganggu kehidupan. Minyak dan lemak membentuk ester dan alkohol atau gliserol dengan asam gemuk. Gliserid dari asam gemuk ini berupa cairan dalam keadaan biasa dikenal sebagai minyak dan apabila dalam bentuk padat dan kental dikenal sebagai lemak. Minyak dan lemak tergolong benda yang tidak mudah diuraikan oleh bakteri. Bahan-bahan asam dapat menghancurkannya untuk menghasilkan gliserin dan asam gemuk Sugiharto, 1987.

3.4 Baku Mutu Air

Penetapan kualitas air didasarkan pada Baku Mutu Air yang berlaku. Untuk kriteria kualitas air minum ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 20 Tahun 1990, tentang Pengendalian Pencemaran Air. Khusus untuk Provinsi Bali telah dikeluarkannya Keputusan Gubernur Bali nomor 515 tahun 2000 tentang Standar Baku Mutu Lingkungan. Kualitas air laut yang peruntukkannya sebagai tempat pariwisata, rekreasi mandi, renang dan selam ditetapkan berdasarkan Baku Mutu Lingkungan sesuai dengan Keputusan Menteri negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: Kep-02MenKLH1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah : batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau harus ada dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut. Air pada sumber air menurut kegunaannya digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu: Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Golongan C : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan d : air yang dipergunakan untuk keperluan dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air.

3.5 Karakteristik Limbah Domestik

Komponen limbah cair menurut tchobanoglous eliassen dalam Soeparman, 2001 antara lain limbah cair domestik domestic waste water, limbah cair industri industrial waste water, rembesan dan luapan iniltration and inlow. Gambar.3.1. Komposisi dan Persentase Komponen Bahan Organik dalam limbah tebbut, 1992 Limbah cair domestik adalah hasil buangan dari perumahan, bangunan, perdagangan, perkantoran dan sarana sejenisnya. Limbah cair domestik mengandung susunan senyawa organik, baik itu alami maupun sintetis. Senyawa ini masuk ke dalam badan air sebagai hasil dari aktivitas manusia. Penyusun utamanya berupa polysakarida karbohidrat, polipeptida protein, lemak fats dan asam nukleat nucleid acid. Sumber limbah organik di perairan adalah limbah domestik rumah tangga dan perkotaan. Komposisi bahan organik dalam limbah domestik ditunjukkan dalam diagram di bawah ini tebbut, 1992. volume aliran limbah cair bervariasi tergantung pada tipe rumah.Pada limbah cair terdapat beban BOd kira-kira 80 gram per orang per hari. Tabel 3.2. Perkiraan volume aliran limbah cair dan beban BOd yang dihasilkan dari berbagai jenis bangunan dan pelayanan No Jenis Bangunan Volume Limbah Cair literoranghari Beban BOD gramoranghari Perumahan 400 100 Penginapan Hotel dan Motel 200 80 Restoran 25-40 20 Rumah Sakit 600 – 1200 30 Pabrik 60 – 120 25 1 2 3 4 5 Sumber : Hammer, 1977 Menurut Hammer,1977 komponen-komponen dalam limbah cair akan mengalami penyusutan setelah mengalami pengendapan dan diolah secara biologis sebanyak kurang lebih 6 .

3.6 Pengolahan Air Limbah