Tabel 2.3. ion-ion yang biasa ditemukan di perairan Major Ion Ion Utama
1-1000 mgliter Secondary Ion Ion Sekunder
0,01 mg-10 mgliter
1. Besi Fe 2. Strontium Sr
3. Kalium K 4. Karbonat CO
3
5. nitrat nO
3
6. Flourida F 7. Boron B
8. Silika SiO
2
1. Sodium na 2. Kalsium Ca
3. Magnesium Mg 4. Bikarbonat HCO
3
5. Sulfat SO
4
6. Klorida Cl
2.5 Parameter Kimia Pencemaran Perairan
Penentuan parameter pencemaran perairan secara kimia ditentukan berdasarkan sifat-sifat kimia. Sifat kimia
adalah sifat yang ditentukan dengan terjadinya reaksi yang melibatkan ionik, masuknya unsur maupun senyawa
kimia kedalam air dan terjadi reaksi yanng dapat merubah bentuk hasil semula. dengan demikian sifat kimia adalah
keberadaan unsursenyawa dalam perairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Bebrapa parameter kimia perairan adalah
sebagai berikut:
2.5.1 Derajat Keasaman pH
nilai pH ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen dalam air, semakin besar konsentrasi ion hidrogen dalam air
semakin rendah nilai pH dan perairan semakin bersifat toksik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan
pH, dan menyukai kondisi pH yang berkisar antara 7,0 - 8,5. Kondisi pH sangat mempengaruhi dinamika kimiawi
unsursenyawa dan proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitriikasi akan terhambat dengan menurunnya pH
perairan. namun demikian,logam berat dalam kondisi ionnya dan meningkatkan tinkat toksisitasnya pada pH
yang rendah. Penurunan pH perairan mulai dari pH 6 akan mempengaruhi kelimpahan keanekaragaman plankton
dan bentos, sementara pH 5 kebawah akan mempengaruhi penurunan yang signiikan pada biomassa zooplankton dan
peningkatan ilamen algae hjau, dan pada pH 4 sebagian besar tumbuhan hjau akan mati.
2.5.2 Oksigen Terlarut Disolved Oksygen DO
Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut pada perairan. Kadar oksigen yang terlarut di perairan alami
bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer Efendi, 2003. Ikan dan organisme
akuatik di perairan membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup. Kebutuhan oksigen sangat
berhubungan erat dengan suhu. Kadar logam berat yang tinggi dapat mempengaruhi system respirasi organisme
akuatiksehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah
Tabel 2.4.Kadar Oksigen dan Kaitannya dengan
Organisme akuatik
Kadar Oksigen Terlarutmg
liter Pengaruh terhadap kelangsungan
hidup organisme
0,3 0,3 – 1,0
1,0-5,0 5,0
Hanya sedikit ikan yang dapat bertahan pada masa pemaparan singkat
Pemaparan lama akan dapat mengakibatkan kematian ikan
ikan dapat
bertahan hidup
tetapi pertumbuhannya terganggu
ideal bagi sebagian besar organisme akuatik
dan kadar logam berat tinggi akan dapat menyengsarakan organisme akuatik.
2.5.3 Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biochemical Oxygen
Demand BOD dekomposisi bahan organik umumnya terjadi dalam
dua tahap, pertama yaitu oksidasi bahan organik menjadi bahan anorganik. selanjutnya yaitu oksidasi bahan anorganik
yang tidak stabil menjadi bahan organik yang lebih stabil. BOd
5
merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk
mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air.
Proses oksidasi bahan-bahan organik dilakukan oleh berbagai jenis mikroba dalam air. Ketersediaan nutrient
sangat mendukung proses oksidasi tersebut. Keberadaan bahan-bahan toksik akan dapat mengganggu kemampuan
mikroba dalam mengoksidasi bahan organic. Perairan yang telah memiliki Kandungan BOd
5
5,0-7,0 mgliter dianggap masih alami, sedangkan perairan yang memiliki Kandungan
BOd
5
10 mgliter dianggap telah mengalami pencemaran. Kandungan BOd
5
industri pangan antara 500-4000 mgliter Rao, 1991
2.5.4 Kebutuhan Oksigen Kimiawi Chemical Oksygen
Demand COD COd menggambarkan jumlah total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan kimiawi secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologi
maupun yang sukar didegradasi secara biologi. Pengukuran COd didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua
bahan organik dapat dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat Kalium dikromat
K
2
Cr
2
O
7
dalam suasana asam. Perairan yang memiliki kadar COd tinggi tidak ideal
bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Kandungan COd pada perairan yang tidak tecemar biasanya berkisar
kurang dari 20 mgliter. Sedangkan pada perairan yang tercemar lebih dari 200 mgliter dan pada limbah industri
dapat mencapai 60.000 mgliter Efendi, 2003
2.5.5 Nitrit NO
2 -
nitrit bersifat toksik dalam perairan, kandungan nitrit di perairan ditentukan oleh pencemarn oleh
senyawaan n dan terhambatnya proses pembentukan nitrat oleh mikroorganisme hal ini berkaitan juga dengan
ketersediaan oksigen terlarut. Umumnya, perairan alami memiliki kadar nitrit dalam jumlah sedikit, dan segera
teroksidasi menjadi nitrat yang menyebabkan kandungan nitrat lebih tinggi dari nitrit. Sumber nitrit berkaitan
dengan sumber yang menghasilkan senyawaan nitrogen, sumber tersebut umumnya berasal dari limbah industri
dan limbah domestik. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,01 mgliter dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg
liter karena dapat bersifat toksik. Pada manusia konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya
proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah. Efendi, 2003.
2.5.6 Nitrat NO
3
nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman
dan alga. nitrat sangat mudah larut dalam air dan sangat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna
nitrogen di perairan, yang berlangsung pada kondisi aerob. Kadar nitrat nitrogen perairan alami biasanya tidak lebih
dari 0,1 mgliter. Kadar nitrat 5 mgliter menggambarkan terjadinya pencemaran anthropogenik yang berasal dari
aktivitas manusia dan tinja hewan.
2.5.7 Besi Fe
Keberadaan besi pada perairan permukaan di pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi
ditemukan dalam kation Ferro Fe
2+
dan Ferri Fe
3+
. Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen
terlarut yang cukup, ion ferro yang yang bersifat mudah larut dioksidasi menjadi ion ferri. Proses redoks besi melibatkan
bakteri sebagai mediator Kadar Besi pada perairan alami berkisar antara 0,05-0,2 mgliter Boyd, 1988, kadar besi
1,0 mgliter dapat membahayakan kehidupan organisme akuatik.
2.5.8 Kadmium Cd
Kadmium banyak digunakan dalam industri metalurgi, pelapisan logam, pigmen, baterai, peralatan
elektronik, pelumas, peralatan fotograi, gelas, keramik, tekstil dan plastik. Kadar Kadmium pada perairan alami
sekitar 0,0001-0,001 mgliter. Untuk melindungi kehidupan ekosistem akuatik sebaiknya perairan memiliki kadar
kadmium sekitar 0,0002 mgliter Efendi, 2003.
2.5.9 Timbal Pb
timbal pada perairan ditemukan dalam keadaan terlarut atau tersuspensi. Kelarutan timbal sangat rendah
sehingga kadar timbal dalam air sangat sedikit. Kadar dan toksisitas timbal ditentukan oleh kesadahan, pH, alkalinitas
dan kadar oksigen. Akumulasi timbal dalam tubuh manusia mengakibatkan ganguan pada otak dan ginjal
dan kemunduran mental pada anak-anak yang sedang berkembang. Pada Perairan yang diperuntukkan bagi air
minum sebaiknya kadarnya tidak melebihi 0,1 mgliter Efendi, 2003
2.5.10 Fosfat PO
4
Fosfat banyak digunakan sebagai pupuk, sabun atau detergen, bahan industri keramik dan minyak pelumas.
Kadar Fosfor yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adalah 0,2 mgliter. Kadar fosfor pada perairan
alami berkisar antara 0,005-0,02 mgliter Efendi, 2003. Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai
senyawa
Ortofosfat, Polifosfat
dan Fosfat-organis.
Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H
2
PO
4 -
, HPO
4 2-
dan PO
4 3-
. Sedangkan Polifosfat juga disebut “Condensed Phosphates
” merupakan senyawa polimer seperti PO
3 6
3-
heksametafosfat, P
3
O
10 5-
tripolifosfat. Setiap senyawa fosfat tersebut tedapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi
atau terikat di dalam sel organisme di dalam air. dalam air limbah, senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk,
industri dan pertanian. di daerah pertanian, ortofosfat berasal dari bahan pupuk, yang masuk ke dalam sungai
melalui drainase dan aliran hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang
menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya.
Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat Organis dapat juga terjadi dari
ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis oleh bakteri maupun tanaman.
Jika kadar fosfat pada air alami sangat rendah 0,01 mg Pl, pertumbuhan tanaman dan ganggang akan
terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar lain atau nutrient sangat tinggi, pertumbuhan ganggang dan
tanaman tidak terbatas keadaan eutrop Allaerts, 1984.
2.6 Dampak Pencemaran Air