Air limbah yang berasal dari limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat
potensial karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi juga kemungkinan
mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro- organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit
terhadap masyarakat di sekitarnya.
dari hasil analisis kimia terhadap berberapa contoh air limbah rumah sakit yang ada di dKi Jakarta menunjukkan
bahwa konsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi misalnya, BOd 31,52 – 675,33 mgl, ammoniak 10,79 – 158,73
mgl, deterjen MBAS 1,66 – 9,79 mgl. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber air limbah juga bervarisi
sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan contoh sangat mempengaruhi besarnya konsentarsi.
3.13. Kolam Oksidasi
Pengolahan air limbah secara biologis aerobik secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yakni proses
biologis dengan biakan tersuspensi suspended culture, proses biologis dengan biakan melekat
atached culture dan proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.
Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan aktiitas mikroorganisme
untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikroorganime yang digunakan dibiakkan secara
tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proseslumpur
aktif standarkonvesional standard activated sludge, step
aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch kolam oksidasi parit dan lainya.
Proses biologis dengan biakan melekat, yakni proses pengolahan limbah dimana mikro-organisme
yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media.
Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain: trickling ilter atau bioilter, rotating
biological contactor
RBC,contact aerationoxidation aerasi kontak dan lainnnya. Proses pengolahan air limbah
secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas
dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktiitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami,
senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau
memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah
dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi stabilization pond. Proses dengan sistem lagoon tersebut
kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi. Untuk memilih jenis teknologi
atau proses yang akan digunakan untuk pengolahan air limbah, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
: karakteristik air limbah, jumlah limbah serta standar kualitas air olahan yang diharapkan.
dalam pemilihan teknologi pengolahan limbah rumah sakit harus memperhatikan bebrapa faktor antara
lain, yakni kualitas limbah dan kualitas air hasil olahan yang diharapkan, jumlah air limbah, lahan yang tersedia
dan yang tak kalah penting yakni sumber energi yang tersedia. Berapa teknologi proses pengolahan air limbah
rumah sakit yang sering digunakan yakni antara lain: proses lumpur aktif activated sludge process, reaktor putar
biologis rotating biological contactor, RBC, proses aerasi kontak contact aeration process, proses pengolahan dengan
bioilter “UpFlow“, serta proses pengolahan dengan sistem “bioilter anaerob-aerob“.
dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa
mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan
over low dialirkan ke bak khlorinasi. di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh microorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar
setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. dengan kombinasi proses anaerob dan
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik BOd, COd, ammonia, deterjen, padatan tersuspensi 55, phospat
dan lainnya.Peoses dengan Bioilter “Anaerob-Aerob” ini mempunyai beberapa keuntungan, yakni :
1. Adanya air buangan yang melalui media kerikil
yang terdapat pada bioilter mengakibatkan
timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga Biological ilm.
Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak mengendap bila
melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Eisiensi bioilter
tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel pada
permukaan media ilter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka eisiensi penurunan
konsentrasi zat organiknya BOd makin besar. Selain menghilangkan atau mengurangi
konsentrasi BOd dan COd, cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi
atau suspended solids 55 , deterjen MBAS, ammonium dan posphor.
2. Bioilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai
akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri e.coli setelah
melalui ilter ini akan berkurang konsentrasinya. efesiensi penyaringan akan sangat besar
karena dengan adanya
bioilter up low, yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke
atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang
tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak ilter. Sistem bioilter anaerob-
aerb ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa
membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas
yang tidak terlalu besar.
3. dengan kombinasi proses “Anaerob-Aerob“,
eisiensi penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan
dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa
phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagi akibat
hidrolosa senyawa phospor. Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOd
senyawa organik yang ada di dalam air limbah. Eisiensi penghilangan BOD akan berjalan baik
apabila perbandingan antara BOd dan phospor P lebih besar 10. Metcalf and eddy, 1991.
Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh bakteria
mikroorganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang
dihasik oleh proses oksidasi senywa organik BOd. bengan demikian dengan kombinasi
proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOd maupun phospor dengan baik. Proses ini
dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup besar.
Sedangkan beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan
bioilteranaerb-aerob antara lain, yakni : a.
Pengelolaannya sangat mudah. b.
Biaya operasinya rendah. c.
dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan relatif sedikit.
d. dapat menghilangkan nitrogen dan phospor
yang dapat menyebabkan euthropikasi. e.
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil. f.
dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BO yang cukup besar.
dapat menghilangan padatan tersuspensi 55 dengan baik.
4.1 Eksplorasi Pemanfaatan Lumpur Aktif