Proses penambahan oksigen Pencemaran air dan pengolahan air limbah.

mekanisme aliran air yang jatuh dan mengalir perlahan- lahan melalui batu untuk kemudian tersaring Suriawiria, 1996.

c. Proses penambahan oksigen

Aerasi Penambahan oksigen bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan lingkungan dan kondisi sehingga pemakan bahan organik dapat tumbuh dan berbiak dengan baik sehingga kelangsungan hidupnya terjamin. Penyediaan udara yang lancar dapat mencegah terjadinya pengendapan di dalam bak aerasi. Adanya endapan akan menyebabkan terjadinya penahanan pemberian oksigen ke dalam sel. dengan demikian akan menyebabkan timbulnya situasi bakteri anaerobik. Pada praktiknya terdapat 2 cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air limbah, yaitu: 1. Memasukan udara ke dalam air limbah Cara ini dilakukan dengan memasukan udara atau oksigen murni ke dalam air limbah melalui benda porous atau nozzle.Apabila nozzle diletakkan di tengah-tengah, maka akan meningkatkan kecepatan kontaknya gelembung udara tersebut dengan air limbah, sehingga proses pemberian oksigen akan berjalan lebih cepat. Oleh karena itu, biasanya nozzle diletakkan pada dasar bak aerasi. Udara yang dimasukkan adalah udara yang berasal dari luar yang dipompakan kedalam air limbah oleh pompa tekanSugiharto, 1987. 2. Memaksa Air ke Atas untuk Kontak dengan Oksigen ini dilakukan dengan cara mengontakkan air limbah dengan oksigen melalui pemutaran baling-baling yang diletakkan pada permukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini, air limbah akan terangkat ke atas sehingga air limbah akan mengadakan kontak langsung dengan udara sekitarnya.Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik yang ada dalam air limbah. Oleh karena itu, diperlukan jumlah bakteri yang cukup untuk menguraikan bahan-bahan tersebut. Bakteri itu sendiri akan berkembang biak apabila jumlah makanan yang terkandung di dalamnya cukup tersedia, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara konstan. tahap pertumbuhan mikroorganisme dapat dibagi dalam 4 tahap, yaitu : 1. Fase Lag : merupakan waktu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk aklimatisasi yang mana laju pertumbuhan mendekati nol yang berarti suspensi mikroba dan kandungan senyawa organik tidak mengalami perubahan. 2. Fase eksponensial : jumlah sel meningkat secara eksponensial karena mikroorganisme mengalami fase pertumbuhan, laju konversi substrat mencapai maksimun pada fase ini dan terjadi akumulasi produk-produk metabolit. Pada fase ini suspensi mikroba mencapai maksimal dan kandungan senyawa organik terlarut menjadi minimun. Keberlangsungan kondisi puncak fase eksponensial tergantung pada komposisi biomassa, nutrien dan kondisi lingkungan. 3. Fase stasioner : fase dengan kecepatan pertumbuhan dan kematian sel seimbang, tidak ada peningkatan sel dan metabolisme menurun, akumulasi metabolit toksik tinggi yang akhirnya menuju fase terakhir, yaitu kematian. 4. fase kematian : sebagian besar sel mati sehingga sehingga produktivitas menurun, akumulasi metabolit toksik tetap tinggi Sugiharto, 1987.

3.8 Mikroorganisme Pengurai Komponen Limbah