Mekanisme Kerja Insektisida Cara Masuk Insektisida

16 2. Morfologi dan Ekologi Tanaman dengan nama spesies Clausena excavata Burm F, memiliki nama umum Tikusan Jawa Tengah, mara tunggal Jawa Tengah, Temung Aceh, Ki Bajetah Sunda dan juga Sicerek Minangkabau. Pohon mara tunggal merupakan pohon tahunan dengan tinggi antara 2 hingga 3 meter. Batang tanaman berbetuk bulat, bercabang, berkayu dengan warna hijau kotor. Daun tanaman ini merupakan daun majemuk, menyirip ganjil, berseling, bulat telur, ujungnya runcing, tepi rata, pangkal membulat, pertulangan menyirip panjang 4-7,5 cm, lebar 2-4 cm, tangkai pendek, permukaan daun berbulu halus, hijau. Bunga tanaman Clausena excavata Burm F, majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, berbulu, panjang ±10 cm, kelopak bunga berbulu, berlekalan, ujung bertajuk, hijau, mahkota lepas, bentuk pita, warna putih, dengan tangkai benangsari warna putih. Kepala sari kuning keputih-putihan, tangkai putik hijau kekuningan, kepala putik berwarna ungu Asmaliyah, 2010. Buahnya buni, berbentuk bulat dengan diameter + 1 cm, saat masih muda berwarna hijau muda, setelah tua berwarna jingga. Biji dari buah ini berbentuk bulat telur dengan diameter + 5 mm, warna hijau bergaris putih. Memiliki akar tunggang. Berikut gambar tanaman mara tunggal. 17 Gambar 2. Tanaman Mara Tunggal Clausena excavata Burm F Sumber: Ismail Adam Arbab dkk. 2011 3. Kandungan Kimia Tanaman Mara Tunggal Pengekstrakan tanaman daun Clausena excavata Burm F, telah menghasilkan Koumarin dengan nama clauslactone-R, Clauslacton-B, dan scopoletin. Juga jenis triterpena yaitu friedelin, stigmasterol, b- sitosterol, 5-gluten-3, dan karbazole alkaloids. Selain itu dalam minyak daun ekstrak Clausena excavata, mengandung aktivitas larvasidal, antimicrobial, antifungi dan sitotoksisk. Komponen didalamnya adalah elemicin 65,02 dan methyl eugenol 12,95 sebagai kandungan utamanya. Komponen minor lainnya adalah linalool, safrol, terpinolena, a-humulena, a-terpinena dan b-elemena. Lim Gin Keat, 2005:5-6. Selain itu juga mengandung saponin, flavanoida dan tannin. Menurut Utami dkk 2007:210, penelitian yang dilakukannya menggunakan ekstrak kering daun mara tunggal Clausena excavata Burm F. terhadap mortalitas hama Spodoptera litura, berhasil 18 mematikan 92 larva, pada konsentrasi 100 sehingga larva gagal terbentuk pupa. Dalam ekstrak daun mara tunggal terdapat tannin, yaitu senyawa polifenol yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan protein. Tannin tidak dapat dicerna lambung dan mempunyai daya ikat dengan protein, karbohidrat, vitamin dan mineral Ridwan, 2010; Permana, 2016:6. Menurut Yunita dkk 2009 tanin dapat mengganggu serangga dalam mencerna makanan karena tannin akan mengikat protein dalam sistem pencernaan yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan sehingga diperkirakan proses pencernaan larva menjadi terganggu akibat zat tanin tersebut. Selain itu tannin memilik rasa yang pahit sehingga dapat menghambat aktivitas makan serangga. Menurut Sinaga 2009:17, bioinsektisida memiliki beberapa fungsi, antara lain : repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal : dengan bau yang menyengat. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, merusak perkembangan telur, larva dan pupa, menghambat reproduksi serangga betina, racun syaraf, mengacaukan system hormon di dalam tubuh serangga Lu 1994; Permana, 2016:6, mengatakan bahwa, senyawa yang bersifat racun yang masuk ke tubuh akan mengalami biotransformasi. Proses metabolisme tersebut membutuhkan energi, semakin banyak senyawa racun yang masuk ke tubuh serangga menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk proses netralisir semakin besar. Banyaknya