Bioinsektisida UJI EKSTRAK DAUN MARA TUNGGAL (Clausena excavata Burm F.) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea (L.)).

12 Hasil studi etnobotani pemanfaatan tumbuhan sebagai pestisida di daerah hutan penyangga Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya Kabupaten Sintang dan Taman Nasional Gunung Palong Kabupaten Ketapang mengungkapkan bahwa tidak kurang dari 53 jenis tumbuhan pernah dimanfaatkan petani dan masyarakat setempat sebagai pestisida. Jumlah jenis tumbuhan ini tentunya akan bertambah bila dilakukan studi etnobotani pada kabupaten-kabupaten lainnya. Dari sejumlah tanaman yang digunakan sebagai pestisida, 19 jenis tumbuhan digunakan petani sebagai insektisida, sedangkan sisanya digunakan sebagai racun hewan lainnya. Jenis tumbuhan yang pernah dimanfaatkan sebagai insektisida tumbuhan pada suatu tempat dengan tempat lainnya sangat beragam, sedangkan cara pemanfaatannya umumnya relatif hampir sama. Umumnya terdapat beberapa cara yang biasa dilakukan petani, antara lain dengan : 1. Penyemprotan cairan perasan tumbuhan, 2. Penyebaran atau penempatan penanaman bagian tumbuhan di sudut-sudut tertentu pada lahan pertanaman, 3. Pengasapan pembakaran bagian tanaman yang mengandung bahan insektisida, 4. Penggunaan bagian tumbuhan untuk pengendalian hama di penyimpanan. 13

C. Mekanisme Kerja Insektisida

Menurut cara kerjanya pada tanaman setelah diaplikasikan, insektisida secara kasar dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut. a. Insektisida Sistemik Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang atau daun. Selanjutnya, insektisida sistemik tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan ke bagian-bagian tanaman lainnya. Contoh insektisida sistemik adalah furatiokarb, fosfamidon, isolan, karbofuran, dan monokrotofos Djojosumarto,2000 :41. b. Insektisida Nonsistemik Insektisida nonsistemik satelah diaplikasikan pada tanaman sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel di bagian luar tanaman Djojosumarto,2000:42. c. Insektisida Sistemik Lokal Insektisida sistemik lokal adalah kelompok insektisida yang dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun, tetapi tidak ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya Djojosumarto, 2000:42.

D. Cara Masuk Insektisida

Menurut cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga sasaran dibedakan menjadi tiga kelompok insektisida sebagai berikut. 1. Racun lambung Racun Perut, Stomach Poison Racun lambung Racun Perut, Stomach Poison adalah insektisida- insektisida yang membunuh serangga sasaran bila insektisida tersebut masuk 14 ke dalam organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan. Selanjutnya, insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran yang mematikan misalnya ke susunan syaraf pusat serangga Djojosumarto, 2000:42. Oleh karena itu serangga harus memakan tanaman yang terlebih dahulu disemprot menggunakan insektisida dalam jumlah yang cukup untuk membunuhnya. Insektisida yang benar-benar murni racun perut tidak terlalu banyak. Kebanyakan insektisida memiliki efek ganda, yaitu racun perut dan racun kontak. 2. Racun kontak Racun kontak merupakan insektisida yang mampu masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, serangga kemudian akan mati apabila bersinggungan dengan insektisida tersebut. Kebanyakan racun kontak juga berperan sebagai racun perut. Beberapa insektisida yang memiliki sifat racun kontaknya kuat adalah diklorfos dan pirimifos metil Djojosumarto, 2000:43. 3. Racun pernapasan Merupakan insektisida yang bekerja lewati saluan pernapasan. Serangga hama akan mati apabila menghirup insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun napas berupa gas, misalnya metil bromide, alumunium fosfida, Djojosumarto, 2000:43. Berikut adalah bagan cara kerja insektisida. 15 Gambar 1. Cara Kerja Insektisida Djojosumarto,2000:45

E. Tanaman Mara Tunggal

1. Taksonomi Tanaman mara tunggal, atau disebut juga dengan nama daerah Sicerek atau juga Tikusan. Memiliki klasifikasi sebagai berikut Asmaliyah, 2010. Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rutales Suku : Rutaceae Marga : Clausena Jenis : Clausena excavata Burm F INSEKTISIDA Cara kerja pada tanaman Nonsistemik Sistemik Sistemik lokal Cara masuk ke dalam tubuh Racun pernapasan Racun kontak Racun perut 16 2. Morfologi dan Ekologi Tanaman dengan nama spesies Clausena excavata Burm F, memiliki nama umum Tikusan Jawa Tengah, mara tunggal Jawa Tengah, Temung Aceh, Ki Bajetah Sunda dan juga Sicerek Minangkabau. Pohon mara tunggal merupakan pohon tahunan dengan tinggi antara 2 hingga 3 meter. Batang tanaman berbetuk bulat, bercabang, berkayu dengan warna hijau kotor. Daun tanaman ini merupakan daun majemuk, menyirip ganjil, berseling, bulat telur, ujungnya runcing, tepi rata, pangkal membulat, pertulangan menyirip panjang 4-7,5 cm, lebar 2-4 cm, tangkai pendek, permukaan daun berbulu halus, hijau. Bunga tanaman Clausena excavata Burm F, majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, berbulu, panjang ±10 cm, kelopak bunga berbulu, berlekalan, ujung bertajuk, hijau, mahkota lepas, bentuk pita, warna putih, dengan tangkai benangsari warna putih. Kepala sari kuning keputih-putihan, tangkai putik hijau kekuningan, kepala putik berwarna ungu Asmaliyah, 2010. Buahnya buni, berbentuk bulat dengan diameter + 1 cm, saat masih muda berwarna hijau muda, setelah tua berwarna jingga. Biji dari buah ini berbentuk bulat telur dengan diameter + 5 mm, warna hijau bergaris putih. Memiliki akar tunggang. Berikut gambar tanaman mara tunggal.