8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Insektisida
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Insektisida, insektisida adalah semua
zat kimia dan bahan lain serta jasad renik, serta virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia Anonim, 2012:3. Aplikasi pengendalian vektor penyakit secara umum dikenal dua jenis
insektisida yang bersifat kontaknon-residual dan insektisida residual. Insektisida kontaknon-residual merupakan insektisida yang langsung berkontak
dengan tubuh serangga saat diaplikasikan. Aplikasi kontak langsung dapat berupa penyemprotan udara space spray seperti pengkabutan panas thermal
fogging , dan pengkabutan dingincold fogging ultra low volume ULV.
Insektisida residual adalah Insektisida yang diaplikasikan pada permukaan suatu tempat dengan harapan apabila serangga melewatihinggap pada permukaan
tersebut akan terpapar dan akhirnya mati Anonim, 2012:3. Cara kerja Insektisida dalam tubuh serangga dikenal istilah mode of action
dan cara masuk atau mode of entry. Mode of action adalah cara Insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap target site di dalam tubuh
serangga. Cara kerja Insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor terbagi dalam 5 kelompok yaitu:
1. Mempengaruhi sistem saraf,
9
2. Menghambat produksi energi, 3. Mempengaruhi sistem endokrin,
4. Menghambat produksi kutikula dan 5. Menghambat keseimbangan air.
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga,
dapat melalui kutikula racun kontak, alat pencernaan racun perut, atau lubang pernafasan racun pernafasan. Meskipun demikian suatu insektisida dapat
mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga Anonim, 2012:3-4.
B. Bioinsektisida
Hutan tropis basah yang diperkirakan menyimpan jenis-jenis tumbuhan yang memiliki bioaktivitas. Hutan tropis merupakan sumber hayati yang kaya
berbagai spesies tumbuh-tumbuhan. Bioinsektisida memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh
insektisida sintetik. Di alam, insektisida tumbuhan memiliki sifat yang tidak stabil sehingga memungkinkan dapat didegradasi secara alami Arnason et al.,
1993; Isman, 1995. Selain dampak negatif yang ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi dan terbunuhnya hama bukan sasaran dewasa ini harga
pestisida sintetik relatif mahal dan terkadang sulit untuk memperolehnya. Di sisi lain ketergantungan petani akan penggunaan insektisida cukup tinggi. Hal
ini menyebabkan orang terus mencari pestisida yang aman atau sedikit membahayakan lingkungan serta mudah memperolehnya. Alternatif yang bisa
dikerjakan di antaranya adalah memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat