Spodoptera litura UJI EKSTRAK DAUN MARA TUNGGAL (Clausena excavata Burm F.) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea (L.)).

28 4. Tanaman Inang dan Gejala Kerusakan Kebanyakan larva kupu-kupu dan ngengat makan tumbuh-tumbuhan tetapi jenis yang berbeda makan dengan cara-cara yang berbeda. Larva yang lebih besar biasanya makan di pinggiran daun dan makan semuanya kecuali rangka-rangka daun yang lebih besar, larva yang kecil makan daging daun yang menyebabkan daun tinggal rangkanya atau membuat lubang-lubang yang kecil di dalam daun Borror, et all, 1992. Kerusakan daun yang diakibatkan larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa- sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya tanaman Sudarmo, 1992.

H. Kerangka Berfikir

Daun tanaman mara tunggal terdapat kandungan flavonoid, tannin, alkaloid, kumarin, limonoid yang merupakan racun bagi serangga. Tannin dapat menyebabkan pencernaan hama Spodoptera litura terganggu karena memiliki daya ikat dengan protein, karbohidrat, dan mineral, dan juga menimbulkan rasa pahit yang bias menurunkan nafsu makan hama. Senyawa alkaloid dan flavonoid dapat menyebabkan racun perut serangga, mengiritasi kulit, dan sebagai antifeedant. Sedangkan saponin dapat menghambat uptake pencernaan dengan menurunkan tegangan selaput mukosa dinding digestive larva sehingga korosif, dan juga menyebabkan lemah syaraf dan kerusakan spirakel sehingga hama tidak bias bernafas. Jika zat metabolit sekunder tersebut masuk ke dalam tubuh hama Spodoptera litura akan menyebabkan kematian, dan juga pemendekan umur 29 larva menjadi pupa. Selain itu, bagi tanaman inang yang disemprot bioinsektisida ekstrak daun mara tunggal akan menyebabkan berkurangnya tingkat kerusakan tanaman sawi dan meningkatkan berat basah tanaman sawi. Berikut adalah kerangka berpikir peneliti. Gambar 4. Kerangkan Berpikir Peneliti Bioinsektisida dengan menggunakan ekstrak daun mara tunggal Clausena excavata Burm F mengandung komponen metabolit sekunder seperti, tannin, saponin, alkaloid, limonoid dan flavonoid. Tannin Flavonoid Saponin • Perubahan tingkat kerusakan tanaman • Perbedaan berat basah • Mortalitas hama Spodoptera litura • Pemendekan siklus hama dari larva instar III menjadi pupa Limonoid Alkaloid Spodoptera litura Tanaman sawi - Memiliki daya ikat dengan protein, karbohidrat dan vitamin. - Memiliki rahsa pahit - Menghambat uptake pencernaan - Kerusakan organ digestive serangga - Lemah syaraf dan kerusakan spirakel - Racun perut serangga - Anti feedant - Memiliki sifat insektidal - Mengiritasi kulit serangga - Racun perut - Antifeedant 30

I. Hipotesis

1. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin tinggi tingkat mortalitas hama. 2. Semakin tinggi dosis ekstrak daun mara tunggal, semakin pendek lama hidup larva menjadi pupa. 3. Semakin tinggi dosis ekstrak daun mara tunggal, maka semakin kecil tingkat kerusakan tanaman sawi dan semakin tinggi berat basah tanaman sawi. 31 BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Waktu: Bulan Desember 2016 -Februari 2017.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan - Daun mara tunggal - Hama Spodoptera litura - Air kran - Biji sawi - Pupuk Kandang - Tanah - Alkohol 90 - Pestisida Sintetik nama dagang “Dusband” 2. Alat - Blender - Gelas ukur - Saringan - Kuas kecil - Toples