Pengaruh Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena excavata Burm F.

44

2. Data Hasil Analisis Statistik Mortalitas Larva Instar III Spodoptera litura

Berdasarkan data pengamatan mortalitas larva Instar III Spodoptera litura, dilakukan analisis statistik untuk mengetahui rata-rata mortalitas dan signifikansi dari bioinsektisida dari ekstrak daun mara tunggal terhadap mortalitas larva instar III Spodotera litura. Tabel 3. Data Hasil Analisis Statistik Mortalitas Larva Instar III Spodoptera litura Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Rata-rata persentase Mortalitas ±SD 0,00 ± 0,00 a 17,5 2,80 ± 0,83 b 20 4,20 ± 0,83 c 22,5 5,00 ± 0,00 d Rata-rata 3,00 ± 2,02 Keterangan : huruf yang sama menunjukkan persentase mortalitas sama. Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata mortalitas larva Spodoptera litura adalah 3 dengan standar deviasi 2,02 . Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mortalitas larva Spodoptera litura yang berbanding lurus dengan kenaikan dosis ekstrak daun mara tunggal Clausena excavata Burm F.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dosis ekstrak daun mara tunggal 22,5 menyebabkan mortalitas hama Spodoptera litura tertinggi. Masing- masing rerata mortalitas memiliki huruf yang berbeda, artinya berbeda signifikan rerata antar perlakuan dosis. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan semakin kuat daya insektidal dari ekstrak daun tersebut. Menurut pengamatan, kematian larva memiliki ciri bentuk tubuh yang menyusut, tidak sebesar saat larva masih hidup. Senyawa kimia yang memiliki aktivitas insektidal dalam daun mara tunggal yang memberikan efek tersebut pada larva Spodoptera litura adalah senyawa alkaloid, saponin, tannin, 45 kumarin dan limonoid. Senyawa aktif tersebut masuk ke dalam tubuh larva diduga melalui 3 cara yaitu melalui saluran pernapasan, kontak fisik antara tubuh dengan senyawa toksisk dan saluran pencernaan Permana, 2016, dimana larva memakan daun yang terkena paparan ekstrak daun mara tunggal. Berikut adalah dokumentasi mortalitas larva Spodoptera litura selama perlakuan, yang terlihat keriput, ukuran tubuh menyusut dan berwarna pucat. Gambar 6. Kematian Larva Spodoptera litura Selama Perlakuan. Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Hasil Analisis Statistik Homogenitas dan Uji Normalitas Mortalitas Larva

Instar III Spodoptera litura Berdasarkan hasil penelitian, data dilakukan analisis menggunakan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data homogen. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas. Tabel 4 . Hasil Uji Homogenitas Mortalitas Larva Instar III Spodoptera litura Test of Homogeneity of Variance Sig. Mortalitas Based on Mean .180 Based on Median .450 Based on Median and with adjusted df .468 Based on trimmed mean .182 46 Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih dari 0,05 p- value=0,05, maka data dapat dikatakan homogen karena hasil tidak signifikan. Ternyata pengujian dengan statistik Based on Mean diperoleh signifikansi 0,180, nilai tersebut melebihi 0,05. Dengan demikian data penelitian di atas homogen. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Mortalitas Larva Instar III Spodoptera litura Tests of Normality Mortalitas Kode Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Sig. Sig. 1 .200 .314 2 .200 .492 3 .200 .314 Berdasarkan hasil analisis Tabel 5, menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari taraf kesalahan 0,05 artinya data tersebut dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari kedua hasil uji analisis tersebut, diketahui bahwa data mortalitas larva instar III Spodoptera litura berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan populasi yang memiliki variansi yang sama, maka data memenuhi syarat untuk dilanjutkan uji Anova satu arah. 4. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena excavata Burm F. terhadap Mortalitas Larva Spodoptera litura Berdasarkan data mortalitas larva Spodoptera litura selama pengamatan, dilakukan analisis dengan menggunakan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data hasil penelitian adalah homogen. Hasil uji homogenitas menunjukkan 47 hasil yang tidak signifikan, artinya data homogen. Data mortalitas juga dianalisis dengan uji normalitas untuk mengetahui apakah persebaran data normal, hasil analisis menunjukkan tidak signifikan p 0,05. Data tersebut terdistribusi normal, maka dilanjut dengan uji statistik One Way Anova. Uji statistik One Way Anova untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan ekstrak daun mara tunggal terhadap mortalitas larva. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena excavata Burm F terhadap Mortalitas Larva Spodoptera litura F Sig. Perlakuan antar kelompok 68.952 .000 Hasil Anova satu arah menunjukkan bahwa ρ- value sebesar 0,000 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Nilai signifikansi yang lebih kecil dibandingkan dengan taraf nilai kesalahan 0,05 artinya terdapat pengaruh perbedaan perlakuan terhadap mortalitas larva Spodoptera litura. Pada pengamatan langsung peneliti, larva mati ditandai dengan ukuran tubuh yang menyusut dan juga warna agak pucat. Diduga larva mengalami kegagalan mengenali makanannya sehingga kelaparan, selain itu dengan polybag dan penutup kain tile yang rapat, larva tidak bisa keluar untuk mencari makanan lain sehingga larva kelaparan dan mati. Hal di atas sejalan dengan pernyataan Dadang 2008:28, senyawa- senyawa yang mengandung limonoid dalam tanaman mara tunggal banyak memberikan efek biologis kepada serangga seperti penghambatan makan dan 48 kematian serangga. Masuknya bahan aktif flavonoid dalam tubuh serangga akan mengganggu organ pencernaannya. Seperti penelitian Sinaga 2009, yang menyatakan bahwa kandungan metabolit sekunder dalam tanaman seperti glikosida flavonoid bersifat racun perut stomach poisoning, yang bekerja apabila senyawa tersebut masuk dalam tubuh serangga maka akan mengganggu organ pencernaannya. Selain meracuni perut, senyawa golongan flavonoid juga dapat mengiritasi kulit dan menghambat transportasi asam amino leusin.

5. Uji DMRT Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena

excavata Burm F. terhadap Mortalitas Larva Spodoptera litura Data mortalitas larva Spodoptera litura yang diperoleh dan dianalisis dengan uji Anova menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,00. Kemudian dilakukan uji lanjut, yakni uji DMRT untuk mengetahui pengaruh antar dosis yang diberikan terhadap mortalitas larva. Hasil uji jarak berganda DMRT menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pengaruh dosis ekstrak daun mara tunggal pada masing-masing dosis yaitu 0 , 17,5 , 20 dan 22,5 . Berdasarkan hasil uji tersebut, diketahui bahwa masing-masing dosis memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap mortalitas larva. Semakin tinggi dosis yang diaplikasikan, rerata mortalitas juga semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis 0 , 17,5 , 20 dan 22,5 memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas larva instar III Spodoptera litura. Artinya perbedaaan dosis ekstrak daun mara tunggal antar perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata signifikan terhadap mortalitas larva instar III Spodoptera litura. Perbedaan 49 tersebut terlihat pada masing-masing ulangan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan, maka mortalitas larva juga semakin tinggi. Pada pengamatan, larva mengalami mortalitas setelah dua kali penyemprotan bioinsektisida. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Lu 1994; Permana, 2016:6, yang menyatakan bahwa, senyawa yang bersifat racun yang masuk ke tubuh akan mengalami biotransformasi. Proses metabolisme tersebut membutuhkan energi, semakin banyak senyawa racun yang masuk ke tubuh serangga menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk proses netralisir semakin besar. Banyaknya energi yang digunakan untuk menetralisir senyawa racun tersebut menyebabkan penghambatan terhadap metabolisme yang lain sehingga serangga akan kekurangan energi dan akhirnya mati. Selain itu, senyawa saponin dapat bersifat sebagai insektisida, yaitu dengan merubah perilaku makan serangga dengan cara menghambat uptake makanan pada saluran pencernaan. Saponin juga dapat menghambat pertumbuhan stadium larva dengan menganggu tahap moulting larva Chaieb, 2010; Permana,2016:6.

6. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal

Clausena excavata Burm F dan Pestisida Sintetik terhadap Mortalitas Larva Spodoptera litura Berdasarkan penelitian, peneliti menggunakan pestisida sintetik dengan 5 kali pengulangan untuk membandingkan efek paparan terhadap mortalitas larva Spodoptera litura . Dari data pengamatan dilakukan analisis dengan uji Anova untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh dari kedua insektisida tersebut. Berikut adalah hasil analisis uji Anova Satu Arah. 50 Tabel 7. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena excavata Burm F dan Pestisida Sintetik terhadap Mortalitas Larva Spodoptera litura F Sig. Perlakuan antar kelompok 78.929 .000 Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil bila dibandingkan dengan taraf nilai kesalahan p-value sebesar 0,05 α 0,05. Artinya terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan penyemprotan ekstrak daun mara tunggal dan Pestisida Sintetik terhadap mortalitas larva instar III Spodoptera litura. Menurut pengamatan peneliti, larva Spodoptera litura mengalami kematian selang waktu 2 jam setelah aplikasi insektisida kimia. Kematian larva adalah 100 dari semua ulangan. Kerja insektisida kimia sangat cepat untuk membunuh larva. Senyawa kimia tersebut masuk ke dalam tubuh larva diduga melalui 3 cara yaitu melalui saluran pernapasan, kontak fisik antara tubuh dengan senyawa toksik dan saluran pencernaan Permana, 2016. Cara kerja insektisida kimia terbagi dalam 5 kelompok yaitu: mempengaruhi sistem saraf, menghambat produksi energi, mempengaruhi sistem endokrin, menghambat produksi kutikula dan menghambat keseimbangan air. Insektisida masuk ke dalam tubuh serangga, dapat melalui kutikula racun kontak, alat pencernaan racun perut, atau lubang pernafasan racun pernafasan. Meskipun demikian suatu insektisida dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga Anonim, 2012:3-4. 51

7. Uji DMRT Pengaruh Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena

excavata Burm F. dan Pestisida Sintetik terhadap Mortalitas Larva Spodoptera litura Berdasarkan hasil analisis uji Anova yang menunjukkan nilai signifikansi 0,00. Dilakukan uji lanjut DMRT untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata antar dosis perlakuan dan dengan perlakuan pestisida sintetik. Hasil uji jarak berganda DMRT menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pengaruh dosis ekstrak daun mara tunggal pada masing-masing dosis yaitu 0 , 17,5 , 20 dan 22,5 terhadap mortalitas larva Spodoptera litura . Namun terjadi perbedaan yang tidak signifikan antara dosis 22,5 dengan perlakuan pestisida sintetik, karena memiliki nilai rata-rata mortalitas larva yang sama dan terletak pada kolom subset yang sama. Berdasarkan data analisis tersebut, dosis ekstrak daun mara tunggal 22,5 mampu mematikan semua serangga uji, begitu pula pestisida sintetik yang mampu mematikan semua serangga uji. Dengan kandungan yang dimiliki ekstrak daun mara tunggal, berpotensi efektif untuk dijadikan bioinsektisida, karena dalam ekstrak daun mara tunggal terdapat tannin, yaitu senyawa polifenol yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan protein. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ridwan 2010; Permana, 2016;6, yang menyatakan bahwa tannin tidak dapat dicerna lambung dan mempunyai daya ikat dengan protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Menurut Yunita dkk 2009 tanin dapat mengganggu serangga dalam mencerna makanan karena tannin akan mengikat protein dalam sistem pencernaan yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan sehingga diperkirakan proses pencernaan larva 52 menjadi terganggu akibat zat tanin tersebut. Selain itu tannin memilik rasa yang pahit sehingga dapat menghambat aktivitas makan serangga. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Utami 2007, yakni mengetahui pengaruh ekstrak daun Clausena excavata terhadap mortalitas larva Spodoptera litura skala laboraturium dengan dosis ekstrak 100 , menyebabkan mortalitas larva sebesar 92 dan pembentukan pupa 0 . Peningkatan jumlah mortalitas larva Spodoptera litura berbanding lurus dengan kenaikan konsentrasi ekstrak daun mara tunggal. Hal tersebut dikarenakan kenaikan konsentrasi dosis insektisida menyebabkan kandungan aktif dari ekstrak tersebut lebih banyak sehingga daya racun bioinsektisida semakin tinggi.

B. Pengaruh Ekstrak Daun Mara Tunggal Clausena excavata Burm F.

terhadap Pemendekan Fase Larva Instar III Spodoptera litura Menjadi Pupa Berdasarkan penelitian, dilakukan pengamatan perubahan larva instar III Spodoptera litura menjadi pupa. Pengamatan dilakukan setiap hari setelah penginfeksian hama dan setelah penyemprotan dengan bioinsektisida. Berikut adalah data pengamatan jumlah pupa yang terbentuk selama penelitian

1. Data Hasil Pengamatan Jumlah Larva Instar III Spodoptera litura

yang menjadi Pupa Data pengamatan pembentukan pupa selama perlakuan dan persentase pembentukan pupa Instar III Spodoptera litura, disajikan pada Tabel 8 berikut. 53 Tabel 8. Pengamatan Jumlah Pupa Spodoptera litura Jumlah hama diinfeksikan Dosis Jumlah Total Pupa Persentase jumlah pupa Terbentuknya pupa hari ke 25 25 100 8 25 17,5 11 44 8 25 20 4 16 8 25 22,5 - 25 Pestisida Sintetik - Keterangan : Penyemprotan : Penyemprotan 1 : Rabu, 08 Februari 2017 Penyemprotan 2 : Jum’at, 10 Februari 2017 Pengamatan terbentuk pupa : 11, 12, 13, 14 Februari 2017 Berdasarkan tabel pengamatan 8, semakin tinggi dosis bioinsektisida yang diberikan memberikan efek penurunan jumlah pembetukan pupa. Hal tersebut berkaitan dengan konsentrasi bahan aktif yang terdapat dalam ekstrak daun mara tunggal. Dosis optimal pemberian bioinsektisida adalah 22,5 . Semakin tinggi dosis yang diberikan maka larva akan mati dan gagal menjadi pupa. Pembentukan larva instar III menjadi pupa, berkaitan erat dengan jumlah atau rerata mortalitas larva, karena pupa yang terbentuk adalah larva yang tidak mati selama pengamatan. Perlakuan dengan menggunakan dosis 22,5 terjadi kegagalan pembentukan pupa, dikarenakan larva sudah mati setelah dua kali penyemprotan dengan ekstrak daun mara tunggal, sedangkan pestisida sintetik juga mengalami kegagalan pembentukan pupa dikarenakan semua larva mati selang 2 jam setelah penyemprotan. Ulat grayak mengalami metamorphosis sempurna yang terdidi dari empat stadium hidup yaitu telur, larva, pupa, dan imago Setiani, 2009. Dengan 54 terganggunya salah satu fase hidup hama Spodoptera litura, maka akan berpengaruh terhadap perkembangbiakan larva selanjutnya.

2. Hasil Analisis Statistik Larva Instar III Spodoptera litura yang menjadi Pupa

Berdasarkan data pengamatan pembentukan pupa Instar III Spodoptera litura, dilakukan analisis statistik untuk mengetahui rata-rata jumlah pupa terbentuk dan signifikansi dari bioinsektisida dari ekstrak daun mara tunggal terhadap pembentukan pupa larva instar III Spodotera litura. Tabel 9. Data Hasil Analisis Statistik Larva Spodoptera litura yang Menjadi Pupa Dosis Ekstrak Daun Mara Tunggal Rata-Rata Jumlah Pupa ±SD 5,00 ± 0,00 a 17,5 2,20 ± 0,83 b 20 0,80 ± 0,83 c 22,5 0,00 ± 0,00 d Total 2,00 ± 2,02 Keterangan : huruf yang sama menunjukkan rata-rata persentase pupa sama. Berdasarkan Tabel 9, rata-rata larva Spodoptera litura yang menjadi pupa adalah 2 dengan standar deviasi 2,02. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pembentukan pupa dari larva Spodoptera litura yang berbanding terbalik dengan kenaikan dosis ekstrak daun mara tunggal Clausena excavata Burm F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dosis ekstrak daun mara tunggal 22,5 menyebabkan tidak terjadinya pembentukan pupa Spodoptera litura. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mara tunggal, maka semakin tinggi mortalitas larva Spodoptera litura . Pada pengamatan dosis 22,5 dapat mematikan hingga 100 Larva instar III Spodoptera litura, sehingga tidak terbentuk pupa. Salah satu senyawa metabolit sekunder dalam daun mara 55 tunggal adalah flavonoid,yaitu suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Menurut Hollingworth 2001; Sri Utami, 2010:99 bahwa flavonoid mempunyai efek toksik, antimikrobia, antifeedant. Sehingga hal tersebut mempengaruhi siklus hidup larva Spodoptera litura.

4. Hasil Analisis Statistik Uji Homogenitas dan Uji Normalitas Jumlah

Pupa Spodoptera litura Berdasarkan hasil penelitian, data dilakukan uji homogenitas untuk menguji apakah data homogen. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas. Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Jumlah Pupa Spodoptera litura Test of Homogeneity of Variance Sig. Pupa Based on Mean .078 Based on Median .291 Based on Median and with adjusted df .313 Based on trimmed mean .085 Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0.05 p-value=0,05. P engujian dengan statistik Based on Mean diperoleh signifikansi 0.078, nilai tersebut melebihi 0,05. Dengan demikian data penelitian di atas homogen. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas.