4 bertanya, ada siswa yang terlihat jenuh atau bosan, ada yang mengantuk, ada
siswa yang bermain handphone, ada juga yang ramai atau bahkan mengerjakan tugas mata pelajaran lainnya yang harusnya di kerjakan di rumah. Sebagian
besar siswa kurang fokus dan tidak konsentrasi pada saat proses pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil itu berlangsung. Faktor-faktor inilah yang
menyebabkan nilai kompetensi siswa yang rendah atau belum mencapai standart KKM. Apabila nilai kompetensi siswa itu belum tuntas, maka siswa
tersebut belum dapat dikatakan memiliki kompetensi terhadap materi yang dipelajarinya, sehingga guru perlu memvariasikan model pembelajaran yang
digunakan agar materi yang diajarkan tidak membosankan dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Dilihat dari keadaan yang ada, maka diperlukan adanya suatu pembelajaran yang menarik, mudah dipahami, membuat aktif peserta didik dan
tidak membosankan yang dapat menumbuhkan interaksi dengan peserta didik guna mencapai kompetensi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran pada saat proses Kegiatan Belajar Mengajar KBM ini berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Apabila model
pembelajaran ini menarik, maka hasil belajar siswa pun meningkat. Namun, jika model yang diterapkan ini hanya bersumber dari guru saja Lecturer Center
Learning, maka siswa menjadi pasif dan kurang berkembang, sehingga untuk pencapaian hasil belajar pun bisa menurun karena hanya siswa yang
memperhatikan saja yang mendapat nilai baik, sedangkan siswa yang tidak memperhatikan, mendapat nilai di bawah standart nilai KKM.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Bruri Triyono, dosen Fakultas Teknik dan Pascasarjana Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
5 Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul Student Center Learning Aplikasi di
Laboratorium Bengkel, menyatakan bahwa pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari pendidik perlu dirubah menjadi pembelajaran yang memberi
kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan model pembelajaran yang interaktif atau tidak berpusat pada guru saja melainkan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil ialah pendekatan Student Center Learning model Cooperative
Learning CL tipe Group Investigation GI. Pendekatan Student Center Learning dengan model Cooperative
Learning CL tipe Group Investigation GI ini menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, serta merupakan pendekatan pembelajaran
yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun peserta didik yang suka dan selalu belajar. Peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
segenap potensinya cipta, karsa dan rasa, mengeksplorasi bidang yang diminatinya, membangun pengetahuan serta mencapai kompetensinya secara
aktif, mandiri dan bertanggung jawab melalui proses pembelajaran yang bersifat kolaboratif, kooperatif dan kontekstual serta difasilitasi oleh guru. Model
pembelajaran inilah yang sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan,
rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta
6 wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan
perkembangan. Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti melakukan penelitian tentang
peningkatan aktivitas belajar dan kompetensi pemeliharaan bahan tekstil dengan pendekatan Student Center Learning SCL model Cooperative Learning CL
tipe Group Investigation GI pada siswa kelas X Busana Butik 4 di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Peningkatan aktivitas belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga berjalan dengan baik.
Kompetensi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantarnya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor siswa, guru, lingkungan, model
pembelajaran atau pun metode pembelajaran, materi, dan media inilah yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang asalah di atas maka, dapat didefinisikan permasalahan sebagai berikut:
1. Tujuan akhir dari pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil ini belum tercapai sepenuhnya karena jumlah ketuntasan siswa belum
mencapai ≥ 75 dari jumlah keseluruhan.
2. Nilai kognitif 18 siswa 52.94 pada kompetensi dasar pemeliharaan bahan tekstil masih kurang dari 75 atau di bawah standart nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM sehingga guru perlu melakukan remidi untuk memenuhi nilai KKM tersebut.
7 3. Apabila ada tugas kelompok dari guru, siswa suka memilih-milih anggota
kelompok. Akibatnya siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang tinggi lebih dipilih teman-temannya daripada siswa yang mempunyai
kemampuan akademik yang rendah, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan akademik rendah akhirnya cenderung menyendiri atau bahkan
pasif dalam mengerjakan tugas kelompoknya. 4. Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam
hal bertanya atau berpendapat. Selain itu, siswa kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi tentang pemeliharaan bahan tekstil.
5. Siswa kurang memahami tentang materi pemeliharaan bahan tekstil sehingga menyebabkan nilai kompetensi siswa yang rendah. Oleh sebab itu,
diperlukan model pembelajaran aktif yang dapat melibatkan siswa berperan aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
6. Model pembelajaran yang diterapkan masih bersifat monoton yaitu sumber informasi utama berasal dari guru Lecturer Center Learning, sehingga
dibutuhkan variasi model pembelajaran yang menarik dan dapat melibatkan siswa untuk lebih aktif.
7. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran kompetensi pemeliharaan bahan tekstil.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut agar penelitian ini tidak meluas maka, perlu adanya batasan masalah. Batasan
masalah yang dimaksud adalah untuk memfokuskan permasalahan yang akan dibahas.
8 Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan Student Center Learning SCL pada pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil ini mengambil model Cooperative Learning CL
dengan tipe Group Investigation GI. 2. Aktivitas belajar siswa kelas X Busana Butik 4 yang ditingkatkan dengan
penerapan pendekatan SCL model CL tipe GI ini meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activies, mental activities, dan
emotional activities. 3. Kompetensi belajar siswa kelas X Busana Butik 4 yang ditingkatkan dengan
penerapan pendekatan SCL model CL tipe GI ini adalah kompetensi dasar pemeliharaan bahan tekstil yang meliputi: kompetensi kognitif, psikomotor
dan afektif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Student Center Learning SCL model Cooperative Learning CL tipe Group Investigation GI dalam meningkatkan
aktivitas belajar dan kompetensi pemeliharaan bahan tekstil pada siswa kelas X Busana Butik 4 di SMK Negeri 4 Yogyakarta?
2. Apakah pendekatan SCL model CL tipe GI ini berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X Busana Butik 4 pada pembelajaran pemeliharaan
bahan tekstil di SMK Negeri 4 Yogyakarta?
9 3. Apakah pendekatan SCL model CL tipe GI ini berhasil meningkatkan
kompetensi belajar siswa kelas X Busana Butik 4 pada pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil di SMK Negeri 4 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penerapan pendekatan Student Center Learning SCL model Cooperative Learning CL tipe Group Investigation GI dalam meningkatkan
aktivitas dan kompetensi pemeliharaan bahan tekstil pada siswa kelas X Busana Butik 4 di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X Busana Butik 4 pada pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil dengan pendekatan SCL model CL
tipe GI di SMK Negeri 4 Yogyakarta. 3. Meningkatkan kompetensi belajar siswa kelas X Busana Butik 4 pada
pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil dengan pendekatan SCL model CL tipe GI di SMK Negeri 4 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan Sugiyono, 2008: 388. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa
hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: