Project-based Learning PjBL Model-model Pembelajaran dengan Pendekatan Student Center Learning SCL
29 Agus Suprijono 2013: 65 menjelaskan bahwa sintaks model
pembelajaran kooperatif terdiri dari enam komponen utama 6 fase, yaitu dapat dilihat pada Tabel 1. Fase pertama guru mengklarifikasi maksud pembelajaran
kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dalam pembelajaran. Fase kedua guru menyampaikan
informasi sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga, transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar, sehingga sejumlah
elemen perlu dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok.
Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada
fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, atau pengarahan. Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi
yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam, guru
mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Slavin dalam Wina Sanjaya, 2009: 242, mengemukakan dua alasan
yang menjadi penyebab pembelajaran kooperatif dianjurkan para ahli untuk digunakan, yaitu 1 beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri, dan 2 pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
30 Ada berbagai macam tipe dalam pembelajaran kooperatif Cooperative
Learning CL salah satu diantaranya adalah tipe Group Investigation GI. Group Investigation GI ini dipilih peneliti untuk dijadikan fokus penelitian. Tipe Group
Investigation GI ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa serta kompetensi belajar siswa.
Group Investigation GI merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk merencanakan yang akan dipelajari dan diinvestigasi Miftahul Huda, 2011: 123. Siswa dapat mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan
dipelajari tersebut melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Guru lebih berperan sebagai konselor, konsultan, sumber kritik yang konstruktif. Peran tersebut ditampilkan dalam proses pemecahan masalah,
pengelolaan kelas, dan pemaknaan perseorangan. Peranan guru terkait dengan proses pemecahan masalah berkenaan dengan kemampuan meneliti apa
hakikat dan fokus masalah. Pengelolaan ditampilkan berkenaan dengan kiat menentukan informasi yang diperlukan dan pengorganisasian kelompok untuk
memperoleh informasi tersebut. Pemaknaan perseorangan berkenaan dengan
31 inferensi yang diorganisasi oleh kelompok dan bagaimana membedakan
kemampuan perseorangan. Tabel 2. Tahapan Implementasi Group Investigation GI
TAHAPAN KETERANGAN
Tahap 1: Mengidentifikasi topik
dan mengatur siswa ke dalam kelompok-
kelompok penelitian. • Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan
sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. • Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk
mempelajari topik yang telah mereka pilih. • Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa
dan harus bersifat heterogen. • Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan
memfasilitasi pengaturan
Tahap 2: Merencanakan tugas
yang akan dipelajari. • Para siswa merencanakan bersama mengenai:
1 Apa dipelajari? 2 Bagaimana mempelajarinya?
3 Siapa melakukan apa? pemberian tugas 4 Untuk tujuan atau kepentingan apa kita melakukan
investigasi topik ini?
Tahap 3: Melaksanakan
investigasi. • Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan. • Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha
yang dilakukan kelompoknya. • Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi,
dan mensintesis semua gagasan
Tahap 4: Menyiapkan laporan
akhir. • Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial
dari proyek mereka • Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
lapokan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
• Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
Tahap 5: Mempresentasikan
laporan akhir • Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam
berbagai macam bentuk. • Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan
pendengarnya secara aktif • Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan
penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas
Tahap 6: Evaluasi pencapaian
• Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka
kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
• Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa
• Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi
Sumber: Slavin, 2005: 218-220
32 Sarana pendukung pembelajaran tipe Group Investigation GI ini adalah
lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, peralatan penelitian yang sesuai, meja dan kursi yang mudah dimobilisasi
atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu. Menurut Slavin 2005: 218-220, implementasi Group Investigation GI ini
meliputi enam tahap, yaitu 1 mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian, 2 merencanakan tugas yang akan
dipelajari, 3 melaksanakan investigasi, 4 menyiapkan laporan akhir, 5 mempresentasikan laporan akhir dan 6 evaluasi pencapaian. Adapun
penjelasan dari setiap tahapannya dapat dilihat dalam Tabel 2. Selanjutnya, langkah-langkah dalam Group Investigation menurut Agus
Suprijono 2013: 93 adalah sebagai berikut : a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
b. Guru beserta siswa memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan- permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu.
c. Setelah topik beserta permasalahannya telah disepakai, peserta didik beserta guru menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan
masalah. d. Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah mereka
rumuskan. e. Presentasi hasil oleh masing-masing kelompok. Pada tahap ini diharapkan
terjadi intersubjektif dan objektivikasi pngetahuan yang telah dibangun oleh suatu kelompok. Berbagai perspektif diharapkan dapat dikembangkan oleh
seluruh kelas atas hasil yang dipresentasikan oleh suatu kelompok. f. Akhir pembelajaran dilakukan evaluasi.
Pendekatan Student Center Learning dengan model Cooperative Learning CL tipe Group Investigation GI ini lebih menekankan pada minat,
kebutuhan dan kemampuan individu, serta merupakan pendekatan pembelajaran yang menggali motivasi intrinsik peserta didik. Peserta didik memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan segenap potensinya, mengeksplorasi bidang yang diminatinya, membangun pengetahuan serta mencapai kompetensinya secara
33 aktif, mandiri dan bertanggung jawab melalui proses pembelajaran. Pendekatan
Student Center Learning SCL dengan model Cooperative Learning CL tipe Group Investigation GI ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar
siswa serta kompetensi dasar pemeliharaan bahan tekstil.