Pendekatan Student Center Learning SCL

22 d. Memanfaatkan banyak media multimedia. e. Fungsi guru sebagai fasilitator dan evaluasi dilakukan bersama dengan peserta didik. f. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi. g. Penekanan pada proses pengembangan ilmu pengetahuan. Kesalahan dinilai dapat menjadi salah satu sumber belajar. h. Sesuai untuk pengembangan ilmu dengan cara pendekatan interdisipliner. i. Iklim yang dikembangkan lebih bersifat kolaboratif, suportif, dan kooperatif. j. Peserta didik dan guru belajar bersama didalam mengembangkan pengetahuan, konsep dan keterampilan. k. Peserta didik dapat belajar tidak hanya dari sekolah saja melainkan dapat dengan menggunakan berbagai cara dan kegiatan. l. Penekanan pada pencapaian kompetensi peserta didik dan bukan tuntasnya materi. m. Penekanan pada bagaimana cara peserta didik dapat belajar dengan menggunakan berbagai bahan belajar dengan menggunakan berbagai bahan pelajaran, metode interdisipliner, penekanan pada problem based learning dan skill competency.

7. Model-model Pembelajaran dengan Pendekatan Student Center Learning SCL

Menurut Isjoni 2008: 66 model pembelajaran berbasis pendekatan Student Center Learning SCL, ini ada beraneka ragam diantaranya adalah Small Group Discussion, Simulation, Case Study, Discovery Learning DL, Self Directed Learning SDL, Cooperative Learning CL, Collaborative Learning CbL, Contextual Instruction CI, Project Based Learning PjBL dan Problem Based Learning Inquiry PBL I. Adapun penjabaran dari model-model pembelajaran dengan pendekatan Student Center Learning SCL menurut Urip Santoso 2011: 2-8 adalah sebagai berikut:

a. Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CbL, PBL dan lain-lain. Di dalam kelas, kita dapat meminta para peserta didik 23 untuk membuat kelompok kecil misalnya 5 – 10 orang untuk mendikusikan bahan yang dapat diberikan oleh guru ataupun bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut. Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika akan menggali ide, menyimpulkan poin penting, mengakses tingkat skill dan pengetahuan peserta didik, mengkaji kembali topik di kelas sebelumnya, membandingkan teori, isu dan interprestasi, dapat juga untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik akan belajar untuk menjadi pendengar yang baik, bekerjasama untuk tugas bersama, memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif, menghormati perbedaan pendapat, mendukung pendapat dengan bukti, serta menghargai sudut pandang yang bervariasi.

b. Simulation

Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya simulasi sebagai seorang manajer atau pemimpin, peserta didik diminta untuk membuat perusahaan fiktif, kemudian di minta untuk berperan sebagai manajer atau pemimpin dalam perusahaan tersebut. Simulasi ini dapat berbentuk permainan peran role playing. Permainan- permainan simulasi dan lain-lain. Simulasi ini dapat mengubah cara pandang mindset peserta didik dengan jalan: mempraktikkan kemampuan umum dalam komunikasi verbal dan nonverbal, mempraktikkan kemampuan khusus mempraktikkan kemampuan tim, mengembangkan kemamapuan menyelesaikan masalah, mengembangkan kemampuan empati dan lain-lain. 24

c. Discovery Learning DL

DL adalah model pembelajaran dengan metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan informasi yang tersedia, baik yang diberikan guru maupun yang dicari sendiri oleh peserta didik, untuk membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri. Model pembelajaran ini dapat dilakukan misalnya dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk memperoleh bahan ajar dari sumber-sumber yang dapat diperoleh melalui internet atau melalui buku, koran, majalah dan lain sebagainya.

d. Self Directed Learning SDL

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu peserta didik sendiri. Peserta didik sendiri yang merencanakan, melaksanakan dan menilai sendiri terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh individu yang bersangkutan. Peran guru dalam model pembelajaran ini hanya bertindak sebagai fasilitator, yang memberi arahan, bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu peserta didik tersebut. Manfaat dari model pembelajaran ini adalah menyadarkan dan memberdayakan peserta didik, bahwa belajar adalah tanggung jawab mereka sendiri. Individu peserta didik didorong untuk bertanggung jawab terhadap semua fikiran dan tindakan yang dilakukannya. Guru harus dapat memenuhi asumsi bahwa kemampuan peserta didik, yaitu dari orang yang tergantung pada orang lain menjadi individu yang mampu belajar mandiri.