.Zohar dan Marshall 2001 Penelitian Terdahulu

Khavari 2000 mendefinisikan spiritual quotient sebagai fakultas dimensi non-material atau jiwa manusia. Lebih lanjut dijelaskan oleh Khavari 2000, spiritual quotient sebagai intan yang belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan. Manusia harus mengenali seperti adanya lalu menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekad yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.

c. .Zohar dan Marshall 2001

Zohar dan Marshall 2001 mendefinisikan spiritual quotient sebagai kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri, yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan persoalan.

d. Ary Ginanjar Agustian 2001

Agustian 2001 mendefinisikan spiritual quotient sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik, serta berprinsip hanya karena Allah. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi spiritual quotient adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan Universitas Sumatera Utara yang lebih besar dan sesama makhluk hidup karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan, sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki. Prinsip- prinsip spiritual quotient menurut Agustian 2001, yaitu: a. Prinsip Bintang Prinsip bintang adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada Allah SWT. Semua tindakan yang dilakukan hanya untuk Allah dan tidak mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri. b. Prinsip Malaikat Kepercayaan Prinsip malaikat adalah prinsip berdasarkan iman kepada Malaikat. Semua tugas dilakukan dengan disiplin dan baik sesuai dengan sifat malaikat yang dipercaya oleh Allah untuk menjalankan segala perintah Allah SWT. c. Prinsip Kepemimpinan Prinsip kepemimpinan adalah prinsip berdasarkan iman kepada Rasullullah SAW. Seorang pemimpin harus memiliki prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang sejati. Seperti Rasullullah SAW adalah seorang pemimpin sejati yang dihormati oleh semua orang. d. Prinsip Pembelajaran Universitas Sumatera Utara Prinsip pembelajaran adalah prinsip berdasarkan iman kepada kitab. Suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan dan mencari kebenaran yang hakiki. Berpikir kritis terhadap segala hal dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam bertindak. e. Prinsip Masa Depan Prinsip masa depan adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada ”hari akhir”. Berorientasi terhadap tujuan, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, disertai keyakinan akan adanya ”hari akhir” dimana setiap individu akan mendapat balasan terhadap setiap tindakan yang dilakukan. f. Prinsip Keteraturan Prinsip keteraturan merupakan prinsip berdasarkan iman kepada ”ketentuan Tuhan”. Membuat semuanya serba teratur dengan menyusun rencana atau tujuan secara jelas. Melaksanakan dengan disiplin karena kesadaran sendiri, bukan karena orang lain. Ciri-ciri orang yang memiliki spiritual quotient berdasarkan teori Zohar dan Marshall 2001 dan Sinetar 2001 dalam Bowo 2009, yaitu: a. Memiliki Kesadaran Diri Memiliki kesadaran diri yaitu adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang datang dan menanggapinya. Universitas Sumatera Utara b. Memiliki Visi Memiliki visi yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. c. Bersikap Fleksibel Bersikap fleksibel yaitu mampu menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan yang pragmatis sesuai kegunaan, dan efisien tentang realitas. d. Berpandangan Holistik Berpandangan holistik yaitu melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan, melampaui kesengsaraan dan rasa sehat, serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya. e. Melakukan Perubahan Melakukan perubahan yaitu terbuka terhadap perbedaan, memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo dan juga menjadi orang yang bebas merdeka. f. Sumber Inspirasi Sumber inspirasi yaitu mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dan memiliki gagasan-gagasan yang segar. Universitas Sumatera Utara g. Refleksi Diri Refleksi diri yaitu memiliki kecenderungan apakah yang mendasar dan pokok.

2.1.3.2 Indikator Spiritual Quotient

Zohar dan Marshall 2005 : 14 menguji spiritual quotient dengan hal-hal berikut: a. Kemampuan bersikap fleksibel, yaitu mampu menempatkan diri dan dapat menerima pendapat orang lain secara terbuka. b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi seperti: kemampuan autocritism dan mengetahui tujuan dan visi hidup. c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan seperti: tidak ada penyesalan, tetap tersenyum dan bersikap tenang dan berdoa. d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit seperti: bersikap ikhlas dan pemaaf. e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai- nilai seperti: prinsip dan pegangan hidup dan berpijak pada kebenaran. f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu seperti:tidak menunda pekerjaan dan berpikir sebelum bertindak. g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal yaitu berpandangan holistik seperti: kemampuan berfikir logis dan berlaku sesuai norma sosial.

2.1.4 Pengertian Akuntansi

American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut Soemarso, 2000. Definisi ini mengandung beberapa pengertian, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi. 2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan beguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. Suwardjono 1991 menyatakan akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang luas dan komplek. Cara termudah untuk menjelaskan pengertian akuntansi dapat dimulai dengan mendefinisikannya. Akan tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan. Kesalahan dalam pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagi perangkat pengetahun yang melibatkan penalaran dalam menciptakan prinsip, prosedur, teknis, dan metode tertentu.

2.1.5 Pemahaman Akuntansi

Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Melandy dan Aziza 2006 : 9 22 Seseorang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah seseorang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Menurut Arie Pangestu 2009 : 24 pemahaman akuntansi adalah proses atau cara mahasiswa jurusan akuntansi dalam memahami mata kuliah akuntansi. Universitas Sumatera Utara Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman akuntansi adalah seseorang yang mengerti terhadap apa yang telah dipelajari pada mata kuliah akuntansi. Namun, perhitungan yang sulit dan kurangnya keaktifan mahasiswa di dalam pelajaran akuntansi tetap saja memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya pemahaman akuntansi itu sendiri. Sehingga pemahaman akuntansi ini harus terus ditingkatkan di semua perguruan tinggi.

2.1.6 Indikator Pemahaman Akuntansi

Dalam pemahaman ini, pemahaman akuntansi diukur dengan menggunakan nilai matakuliah akuntansi, yaitu: a. Pengantar Akuntansi I b. Pengantar Akuntansi II c. Akuntansi Keuangan Menengah I d. Akuntansi Keuangan Menengah II e. Akuntansi Keuangan Lanjutan I f. Akuntansi Keuangan Lanjutan II g. Teori Akuntansi h. Praktek Akuntansi Keuangan i. Akuntansi Biaya j. Akuntansi Perpajakan k. Akuntansi Manajemen l. Akuntansi Sektor Publik Universitas Sumatera Utara

2.2 Hubungan Intelligent Quotient, Emotional Quotient, dan Spiritual

Quotient Terhadap Pemahaman Akuntansi 2.2.1 Hubungan Intelligent Quotient Terhadap Pemahaman Akuntansi Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat intelligent quotient IQ yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dibanding orang lain. Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat intelligent quotient yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat intelligent quotientnya lebih rendah. Ternyata IQ yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih kesuksesan. Para psikolog menyusun berbagai tes untuk mengukur intelligent quotient, dan tes-tes ini menjadi alat untuk memilah manusia ke dalam berbagai tingkatan kecerdasan, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah IQ, yang katanya dapat menunjukkan kemampuan mereka. Menurut teori ini, semakin tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula kecerdasannya Zohar Marshall, 2007: 3. Intelligent quotient memiliki dimensi yaitu intelegensi verbal, intelegensi praktis, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah Stenberg, 1981 dalam Azwar, 2008: 8. Seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki intelligent quotient yang baik maka mampu memahami akuntansi dan dapat membaca dengan penuh pemahaman serta menunjukkan keingintahuan terhadap akuntansi. Universitas Sumatera Utara Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa intelligent quotient memiliki hubungan dengan pemahaman akuntansi.

2.2.2 Hubungan Emotional Quotient Terhadap Pemahaman

Akuntansi Emotional quotient memungkinkan seseorang untuk memutuskan dalam situasi apa dirinya berada lalu bersikap secara total di dalamnya. EQ memiliki kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan juga perasaan milik orang lain. EQ memberikan rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat Goleman dalam Zohar Marshall, 2007 : 3 Dengan emotional quotient, seseorang mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-perasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Sedangkan seseorang yang tidak dapat mehanan kendali atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya dan memiliki pikiran yang jernih. Emotional Quotient yang ditandai dengan kemampuan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan kemampuan sosial akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam memahami akuntansi. Universitas Sumatera Utara Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa emotional quotient memiliki hubungan dengan pemahaman akuntansi

2.2.3 Hubungan Spiritual Quotient Terhadap Pemahaman

Akuntansi Pada dasarnya manusia adalah makhluk spiritual karena selalu terdorong oleh kebutuhan untuk mengajukan pertanyaan mendasar atau pokok seperti mengapa saya dilahirkan? Spiritual quotient memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan dan situasi. Spiritual quotient memberikan rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku diikuti dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasnya. Seseorang menggunakan SQ untuk memilih hal baik dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercita-cita, dan mengangkat diri dari kerendahan Zohar Marshall, 2007 :4. Spiritual Quotient SQ tidak harus berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang, SQ mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi beragama tidak menjamin SQ tinggi. Banyak orang humanis dan ateis memiliki SQ sangat tinggi, dan sebaliknya. Banyak orang yang aktif beragama memiliki SQ sangat rendah. Beberapa penelitian oleh psikolog Gordon Allport, lima puluh tahun silam, menunjukkan bahwa orang memiliki pengalaman keagamaan lebih banyak diluar batas-batas arus utama lembaga keagamaan daripada Universitas Sumatera Utara di dalamnya Zohar Marshall, 2007 :8. Spiritualitas mahasiswa akuntansi yang cerdas akan mampu membantu dalam pemecahan permasalahan-permasalahan dalam menghadapi kendala-kendala dalam proses pemahaman akuntansi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa spiritual quotient memiliki hubungan dengan pemahaman akuntansi.

2.3 Penelitian Terdahulu

Peran penelitian terdahulu sangat berguna bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian kali ini dibuat dengan mengacu pada penelitian terdahulu. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini masih menghasilkan penemuan yang berbeda-beda. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab permasalahan ini menarik untuk diteliti kembali. Penelitian terdahulu mengenai intelligent quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. • Ridwan Tikollah • Iwan Triwuyono • H. Unti Ludigdo 2006 Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara 2. • Mardahlena 2007 Pengaruh Kecerdasan Emosional Pengenalan diri, Motivasi, Empati, dan Keterampilan Sosial Terhadap Tingkat Pemahaman Mata Kuliah Akuntansi Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi 3. • Wirumananggay 2008 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Kecerdasan emosional yang mempunyai pengaruh positif adalah pengendalian diri, motivasi, keterampilan sosial sedangkan yang mempunyai pengaruh negatif adalah pengendalian diri dan empati 4. • Yulianto 2009 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiriual Terhadap Pemahaman Akuntansi Kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. 5. • Arie Pangestu Dwijayanti 2009 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi Kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. 6. • Filia Rachmi 2010 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar secara simultan berpengaruh Universitas Sumatera Utara Pemahaman Akuntansi signifikan terhadap pemahaman akuntansi.

2.4 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi, Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Spritual Quotient, dan Pengetahuan Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi

0 8 99

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 2 100

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 6

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (Eq), dan Spritual Quotient (Sq) Terhadap Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi S-1 di Universitas Sumatera Utara

0 0 18

PENGARUH INTELEGENCE QUOTIENT (IQ), EMOTIONAL QUOTIENT (EQ), DAN SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI SISWA DI SMK SUMPAH PEMUDA 2

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Intelligent Quotient 2.1.1.1 Pengertian Intelligent Quotient - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Univer

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Intelligent Quotient, Emotional Quotient, Dan Spiritual Quotient terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi S-1 Di Universitas Sumatera Utara

0 0 7